MSB [20]

1.1K 56 2
                                    

Memang, cinta tak sebening embun. Bahkan cinta seperti remahan kaca. Dan bodohnya aku suka itu.
-------------

"Woi apa apaan ni da jem 8 be?!!"teriak syahel sehabis bangun tidur. Wajahnya masih membentuk muka bantal yg membuat dia jadi susah mengumpulkan nyawanya.

Tanpa berfikir panjang lagi, ia segera berlari menuju kamar mandi dengan kecepatan kilatnya. Mandinya pun juga mandi koboi, 2 menit selesai. Setelah berseragam ia segera berangkat ke sekolahnya. Tidak memikirkan lebam yg masih terlihat di area wajahnya.

Dengan kecepatan kilat ia menaiki motornya.

*
Sesampai disekolah udah pasti gerbang tertutup rapat disana. Ia juga melihat 2 orang yg ia kenali disana yg sedang didepan sekolah sambil duduk dimotor mereka masing-masing.

"Woi ngapain lu disini?"tanya syahel sambil memberhentikan motornya tepat disamping mereka. Dan mereka pun menoleh.

"Kesiangan gua"balas riko

"Lu pan?"tanya syahel

"Sebenernya si gua bangun jem 7. Tapi gua disuruh nyuci piring ama ema gua. Trus sarapan,mandi. Abis itu gua diomelin dulu ama ema gua"balas epan

"Lah mangapa?"tanya riko

"Dia kira gua bangun jem 7 itu libur. Taunya ma kagaa"balas epan

"Yeee nonong pea!"teriak riko. Syahel yg mendengar itu seketika langsung tertawa.

"Udeh udeh. Bagimana kalo kita manjat sekarang?"tanya syahel

"Trus motor kita taro dimane?kita bawa manjat juga gituh??"tanya epan. Riko yg mendengar itu langsung menoyor kepala evan seketika, hingga dia menjadi manggut.

"Ett ya kaga lah!. Pea!"jawab riko

"Santay santay jodoh ga akan kemana..."balas epan

"Dah woi. Sementara motor titip diwarung bae. Nanti pas istirahat kita ambil trus kita taro kedalem"ucap syahel. Kedua temannya pun mengangguk setuju.

Akhirnya mereka mulai menitip kan motornya, setelah itu mereka beranjak ke tembok samping sekolah.

"Woi bareng ye"ucap epan

"Iye"balas riko syahel serentak

"Mending kite lempar tas duluan dah. Ribetin ni tas"ajak syahel keduanya pun mengangguk setuju. Setelah melempar tas, Evan memulai aba aba untuk melompat keatas.

"1...2...3!"aba aba epan. Setelah hitungan ketiga mereka mulai melompat keatas. Mereka mulai turun kembali untuk memasuki area sekolah. Setelah itu mereka mengambil tas nya kembali. Dengan tawa girangnya karna mereka berhasil. Mereka mulai membalikkan badan untuk berjalan menuju kelasnya. Seketika tawa mereka terrhenti disaat melihat orang didepannya.

"Woi pa warno cui"bisik evan ke riko

"Woi gimana ni pa warno"bisik riko ke syahek

"Ya ini ma uda ketauan. Siap siap aja dihukum"balas syahel

"DIAM! GAUSAH BISIK BISIK! KALIAN KIRA SAYA NGGA DENGER APA?!"teriak pa warno.

Si Sableng!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang