Chapter 10: Siapa Sebenarnya Demon Lord itu?

1.5K 138 14
                                    

Aku dan leon berjalan menuju rumah sakit sebelah sekolah. Rumah sakit itu khusus untuk murid-murid yang mengalami cedera parah dan dibantu oleh suster-suster ahli sihir bidang penyembuhan.

Ray dirawat di kamar nomor 5A.

Sesampai di kamar 5A, leon membuka pintu dan memasuki kamarnya.

Kamar ray dipenuhi  bunga-bunga di sekitarnya yang membuat ruangan kamarnya menjadi harum.

Ray masih rebahan di kasur dengan keadaan tertidur pulas.

"Yo, aku datang berkunjung, ray." Kata leon sambil menaruh bunga di meja yang sudah dipenuhi bunga-bunga.

Aku memperhatikan keadaan ray dipenuhi perban-perban di kepala, leher, dan tangannya.

"Mengapa aku menjadi sedih begini? Sadarlah, sakura! Dia adalah musuhmu! Jangan tunjukkan kesedihanmu di depan musuh" kataku dalam hati.

"Sakura, aku ingin mencari minuman. Kau ingin minum apa?" Tanya leon.

"Ah, aku air mineral saja" jawabku.

"Ok, aku pergi keluar sebentar. Tolong jaga ray disini dulu ya" kata leon dan aku mengangguk.

Leon keluar dan saat dia hendak menutup pintu wajahnya senyumannya menjadi wajah yang 100% berbeda dengan diri sebelumnya.

"Aura itu.... tidak salah lagi.... dia..." guman leon lalu berjalan meninggalkan kamar.

Aku duduk di samping ray sambil memperhatikan sekelilingku.

"Bunga sebanyak ini.... pasti banyak banget yang menjenguknya. Bahkan ada yang mengasih surat cinta segala" kataku dalam hati.

Lalu mataku beralih ke wajahnya.

"Kalau diperhatikan dia memang tampan ya dan rambut merah itu..... rasanya aku mau memenggangnya... bo-boleh tidak ya?" Tangaku ingin menyentuh rambutnya tapi aku tahan.

"Tidak! Tidak! Tidak! Sadarlah, sakura! Kau ini demon lord! Kau kesini untuk mencari informasi tentangnya kan! Ayo lakukan tugasmu!!!!! Tapi.... sebentar saja tidak apa-apa kan?" Kataku lalu tanganku meraih menyentuh rambutnya.

Dan akhirnya aku menyentuh rambutnya.

"Le-lembutnya, enak banget dielus. Aah~ aku tidak tahan"

Saat aku keasyikkan mengelus rambutnya, tiba-tiba ray memenggang tanganku dan aku kaget.

"GYAAA?!?!?!"

"Akhirnya kita bertemu lagi, cewe sialan" katanya.

"Ha-halo~, cowo playboy?" Sapaku ragu.

Ray marah, "JANGAN MEMANGGILKU COWO PLAYBOY, CEWE SIALAN!"

"BERHENTI MEMANGGILKU CEWE SIALAN!" Balasku marah.

Kami berdua ngos-ngosan karena saling ngejek.

Aku menghelan nafas.

"Kau.... barusan pura-pura tidur?" Tanyaku.

Ray melipat tangannya, "aku sengaja, soalnya aku tahu leon bakal menjengukku. Kalau dia yang jenguk, aku tidak bisa istirahat tenang. Lalu aku mendengar suaramu. Jadi, pas sekali aku sedang mencarimu"

"Kau masih saja memikirkan yang itu ya? Tapi, emang benar kan kamu cowo playboy?"

"Kata siapa? Ugh!" Tiba-tiba Kepala ray merasa kesakitan.

"Oi, kau tidak apa-apa? Tidurlah" kataku sambil menidurkan ray.

Mengapa aku begitu peduli dengan musuh?

In Another World I Reincarnated Become Woman And Demon LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang