Chapter 19 : Ian

986 84 38
                                    

Di sebuah taman, ian sedang duduk sambil meminum teh yang telah dihidangkan oleh pelayan.

Suasana tenang, angin bertiup dengan pelan dan sejuk. Beberapa kupu-kupu berterbangan di sekeliling ian dan bunga.

Tap...tap...tap

Suara orang melangkah menghampiri ian, ian menoleh lalu tersenyum kecil sambil meletakkan tehnya di piring.

"Betapa indahnya dengan dress itu, calon istriku" puji ian kepada seorang gadis berambut panjang, memakai dress panjang hijau (sesuai di gambar diatas), dilehernya terdapat sebuah ikatan kalung rantai.

"Brengsek kau...ian💢" kesalku.

Ian hanya tersenyum kepadaku.

"Silahkan duduk, nanti tehnya dingin" kata ian.

Mengapa bisa berakhir seperti ini?
.
.
.
.

Beberapa waktu yang lalu, aku terbangun dengan keadaan perutku terluka akibat bertarung dengan freya. Tapi perutku sudah diobati oleh pemimpin ksatria elemen sekaligus kakak tiri ray, Ian De Flincent II.

Ian hanya menceritakan beberapa apa yang telah terjadi dengan diriku. Aku tidak tau, mengapa ian membawa ku ke tempat kediamannya.

Tentu saja aku kaget.... aku bertemu lagi dengan pimpinan ksatria elemen. Padahal aku tidak ingin bertemu dengannya... dan aku masih belum mendapatkan banyak informasi tentang Ian dari rafael.

Ujian kah? Sekarang aku sedang menghadapi tantangan dari tuhan kah? Kacau....

"Sakura" ian memanggilku dan aku berhenti berpikir. "Alasan aku membawamu kesini...karena aku tertarik denganmu"

"Huh? Apa maksudmu?"

Ian terkekeh pelan, "apakah kau tau istilah "cinta pandangan pertama"? "

"Tidak tau, tapi tidak mau tau" jawabku cepat.

Sumpah, aku ingin bunuh nih orang.

"Kau benar-benar perempuan yang dingin ya.... yah berarti aku jatuh cinta denganmu"

Aku terdiam dan mencerna barusan ian katakan.

Dan akhirnya aku paham.

"HUH?!?!?!?!" Kagetku.

"Ah, wajah mu memerah. Imutnya" puji ian.

"He-hentikan omong kosongmu! Aku tau kau pasti hanya bercanda kan?! Itu hanya akting kan?!" Seruku.

"Hmm...." ian berjalan menghampiriku lalu duduk di tempat tidur. Lalu ian memenggang daguku, "sedekat ini.... apakah kau masih menganggap aku hanya akting?" Tanyanya dia sengaja memajukkan wajahku agar aku bisa melihat wajahnya sedekat ini.

Wajahku makin memerah dan menutup mataku.

Ian hanya tertawa pelan dan melepas daguku.

Aku membuka mata perlahan dan aku bisa merasakan ada sesuatu benda di leherku.

Aku memenggang leherku dan melihatnya. Aku terkejut karena sebuah kalung rantai terikat di leherku.

"Cho-?!"

"Dengan begini kau tidak akan bisa kabur dariku" kata ian.

"Apaan maksudmu?! Me-mengapa aku harus memakai kalung rendahan ini?!" Keluhku kesal.

"Ma~ ma~ alangkah baiknya kau jangan banyak mengeluh. Kau tidak ingin kena sentruman  oleh kalung rantai ini kan?" Kata ian sambil menyentuh hidung kecilku.

"Sentruman?"

"Itu tidak hanya kalung biasa. Itu kalung yang sudah diciptakan dalam aliran elemen listrik. Jika kau melawanku dan diam-diam kabur dariku, maka kalung itu akan aktif efek listriknya dan kau merasakan tubuhmu 2 kali lebih sakit dibanding sentruman biasa." Jelas ian.

In Another World I Reincarnated Become Woman And Demon LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang