Obsessed
Sinopsis: Diperjalanan pulang, Eddy tidak mengucapkan satu patah katapun. Membuat penumpang satunya merasa janggal.
Yandere!Eddy
==========
Akhir-akhir ini Eddy mulai menyadari sesuatu.
Ada sesuatu yang bergejolak didadanya tiap kali melihat kehadiran senyum manis diwajah Brett karenanya. Ada sensasi melegakan saat merasakan keberadaan Brett didekatnya. Ada kenangan indah ditiap foto yang disimpan. Ada empati saat mendapati Brett terduduk, murung. Ada keinginan untuk mendekapnya erat ditiap saat.
Sesuatu yang sepertinya... tabu.
Sejak Eddy menyadarinya, semakin lama segalanya semakin jelas. Tiga belas tahun berteman sebuah perasaan anomali muncul—mulai mengambil alih kewarasan.
Eddy menjadi haus—butuh kehadiran Brett untuk menghilangkan dahaga. Sesak saat tak dapat menghirup udara yang sama dengannya. Tak bisa melepaskan pandangan, walau hanya sedetik. Tak sudi berbagi Brett-nya dengan yang lain. Ada rasa cemas berlebihan saat sahabatnya absen dari sisinya. Ada cemburu yang memburu saat melihat Brett lebih dekat dengan mahkluk selain dirinya. Ada sesak saat melihat Brett bahagia, namun bukan karena dirinya. Otaknya terus memikirkan hanya tentang Brett. Tergila-gila.
Eddy ingin Brett, sepenuhnya, jadi miliknya. Hanya miliknya.
Namun disisi lain Eddy tidak ingin membuat Brett risih dan malah menjauh. ia tidak sanggup—Yakin tak dapat menjalani hidup. Oleh sebab itu, Eddy selalu melontarkan seribu satu alasan untuk dapat menghabiskan waktu lebih lama bersama Brett. Memilih jalur aman, untuk saat ini.
Brett Yang, tidak akan pernah lepas dari genggaman Eddy. Tidak akan pernah.
. : o O o : .
Hari itu Brett dan Eddy diundang untuk menghadiri pesta ulang tahun Ray yang kebetulan memiliki jadwal konser di Australia—Brisbane, kota mereka.
Tentu saja dengan senang hati Brett dan Eddy akan datang dan ikut merayakan—bahkan kado spesial udah mereka siapkan (ralat: Brett siapkan. Eddy hanya ikut menemani dan memilih opsi yang Brett sodorkan.)
"Hari ini mau pakai kaos kembaran?" tanya Brett, yang membuat Eddy nyaris loncat—senang. Namun niat itu ia urungkan. Mencoba stay cool.
"Hmm... boleh. Kau yang pilih." Jawabnya santai.
Tidak seperti orang lain yang risih, Eddy dan Brett malah tak masalah jika menggunakan pakaian yang sama—bisa dibilang mereka menyukainya. Pandangan heran dari orang lain saat mereka berdua berjalan menyusuri pusat perbelanjaan sudah tak jadi masalah. Eddy dan Brett melangkah, dengan bangga, menghiraukan segalanya dan berfokus pada dunia mereka.
Dua kaos hitam bertuliskan 'i need to practice' kini membalut tubuh masing-masing.
"Nih," ucap Eddy memasangkan sebuah topi kepada Brett saat mereka siap-siap berangkat meninggalkan rumah.
Brett menatap bingung.
"Hari ini panas." Ucapnya singkat, mewakili semua pertanyaan.
Setelah menyeruput secangkir kopi, Eddy dengan gaya khasnya—ripped jeans dan jaket denim—dan Brett—sekilas mirip Eddy namun minus celana compang-camping—siap berangkat menuju lokasi pesta ulang tahun Ray.
. : o O o : .
Jika Brett mengadakan pesta ulang tahun untuk dirinya, ia yakin hanya tiga nama yang akan masuk kedalam daftar undangan. Eddy, Ray dan Hilary.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRESCENDO [TwoSetViolin Oneshots]
FanficPrompt A-Z TwoSetViolin Oneshots. Prompt U, updated! Ucapan - "Kalau besar nanti... aku ingin menjadi soloist yang hebat!" ucap si bocah berkacamata. #RamaikanTwoSetIndonesia