Afgan menyalakan mesin mobilnya. Dan Rossa duduk di kursi belakang.
.
"Mbak, kok dibelakang?" tanya Afgan
.
"Emang kenapa?"
.
"Kan saya bukan supir anda mbak" ujarnya
.
"Ya saya gak peduli. Jalan cepet, kamu buang waktu aja dari tadi" bentak RossaAfgan hanya bisa sabar pada saat itu. Apa yang salah pada nasibnya, hari pertama kerja sudah diperlakukan seperti ini. Mana macet, panas, perjalanan jauh, banyak nanjak. Sedangkan Rossa? Dari tadi sudah pulas tertidur.
.
"Ya elah ini atasan malah enak enakan tidur. Orang galak tidurnya gitu ya hihihi" gumam Afgan
.
"Atasan mah bebas. Udah kamu fokus nyetir aja" jawab Rossa dengan mata terpejam, seperti melindur
.
"Lah? Bisa ngomong?" Afgan kaget
.
"Itulah kelebihan saya" ujar RossaAfgan hanya mengangguk. Oh itu toh kelebihan atasan jutek nya Afgan. Hingga tak terasa mereka sudah sampai tujuan. Namun Rossa masih tetap terjaga dengan tidurnya.
.
"Mbak bangun, udah sampe"
.
"Iya saya tau" ujar Rossa "Kamu beliin saya es jeruk di sebrang sana, nih uangnya"
.
"5000?" tanya Afgan
.
"Iya kan satu gelas nya lima ribu. Cepetan beli gak usah banyak ngomong" perintah Rossa
.
"Mbak gak tau apa saya juga haus. Tadi pas mbak tidur saya mah jadi supir, macet macetan" kata Afgan
.
"Saya gak-pe-du-li. Kalau haus ya beli sendiri. Karena kamu bukan tanggungan saya"Dengan pasrah Afgan menjalankan perintah Rossa. Dasar rese, galak, jutek, pelit, mukanya nyeremin hiii. Gue aja begini, gimana suaminya coba? Gue jadi suami dia udah botak kali, batin Afgan.
.
"Nih mbak pesanannya" Afgan memberikan satu plastik es jeruk yang segar
.
"Ya. Kamu ayo ikut saya, cari barang-barang di list ini"Terik matahari belum mereda, cuaca masih sangat panas. Kali ini Afgan harus becek becekan di pasar untuk mencari barang yang dibutuhkan untuk dekorasi acara sweet seventeen tiga hari kedepan. Afgan pun harus jalan cepat karena Rossa tidak suka sikap Afgan yang lama dan cenderung santai, belum lagi tempatnya agak jauh dari pintu masuk. Saking terburu-buru, Afgan sudah menabrak tukang pecel dan tukang cat, alhasil bajunya jadi kotor.
.
"Saya bilang juga apa, gak nyaman kan kerja pake jas gitu" Rossa memperhatikan style Afgan dari atas ke bawah
.
"Iya mbak maaf, saya kira kerjaan saya cuma di ruangan" ujar Afgan
.
"Saya atasan kamu yang sudah punya ruangan saja masih turun tangan ya, kamu baru tadi pagi ada disini juga udah pengen kerjaan yang enak aja" sinis Rossa
.
"Iya maaf"
.
"Tuh, toko itu. Cari yang kayak gini. Inget bahannya harus bagus tapi harga mu-rah"
.
"Iya" jawab Afgan dengan singkatSetelah lebih dari satu jam mengelilingi pasar, akhirnya kebutuhan event mereka sudah terpenuhi. Dan sekarang mereka segera kembali menuju kantor.
.
Baru saja Afgan akan masuk ke kantor, Rossa sudah mencekalnya "Sini kamu, hukumannya belum selesai"
.
Afgan bingung "Hukuman?"
.
"Ya. Kesalahan kamu banyak dari tadi. Kamu itu apa apa selalu lama, bikin waktu saya terbuang banyak. Berdiri disini kamu" Rossa memerintahkan sesuatu kepada Afgan "Angkat kaki kanan, dan tangan kiri menyentuh telinga kanan"
.
Dengan terpaksa Afgan mengikuti perintah tersebut "Aduh mbak, saya mau di apain?"
.
"Gak usah banyak ngomong!"
.
Handphone Afgan berbunyi, dan terpampang nama Sheryl disana "Bentar mbak, belahan jiwa saya lagi kangen, pengen video call. Halo sayang, lagi apa?" tanpa sadar Rossa mendekati kamera handphone Afgan. Namun, Sheryl malah melihat mereka sedang bersandar "Sayang itu siapa? Kamu udah lupain aku? Bagus ya, baru sehari kerja udah dapet yang lebih cantik dan ninggalin aku gitu aja? Bye!" Sheryl memutuskan sambungan telepon
.
Rossa cepat mengambil handphone nya "Mana no telp istri kamu, biar saya yang bicara sama dia" dan Afgan segera mengetik nomornya"Halo, maaf mbak saya wanita yang bersama suami anda tadi"
"Aduh mohon maaf sekali, saya ini boss nya, saya gak doyan daun muda"
"Saya punya anak, punya suami. Untuk apa selingkuh? Cinta saya itu mereka, bukan suami anda"
"Ya sudah. Nanti pulang kerja suaminya tolong di kasih tau ya mbak, bilangin kalau apa apa gak usah lama, buang waktu"Afgan lega, akhirnya sang istri tidak ngambek lagi "Terima kasih mbak hehe"
.
Rossa hanya melirik Afgan sedikit "Lanjutkan hukumannya. Sampai jam pulang"
.
.
.
Malam hari ketika Afgan sampai rumah.
.
"Honey, udah pulang?" tanya Sheryl
.
"Udah. Cape banget hari ini. Bikin badmood" jawab Afgan dengan malas
.
"Kenapa? Ayo cerita sama aku sayang"
.
"Tuh yang tadi teleponan sama kamu" ujar Afgan "Dia tuh nyebelin banget, ya galak, pelit, nyuruh ini itu"
.
"Ya lagian kamu itu dari dulu gituuuu aja, apa apa lama. Mandi lama, makan lama, sampai dulu nembak aku aja lama" kata Sheryl "Maaf yaa tadi aku kira kamu selingkuh sama mbak mbak yang tadi. Aku kira dia anak muda"
.
"Gak apa apa sayang, yang penting aku tetep cinta kamu" kiss. Afgan mencium bibir Sheryl
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Dengannya Ku Dengan Dia
FanfictionJika ikatan janji itu menyakitkan bagi kita, mengapa harus ada pertemuan pada saat itu? Ocha dengarkan satu kata terakhirku ini, aku mencintaimu. . Gan, bisakah kita tidak usah terikat oleh janji itu? Namun apa, ini terlalu mustahil. Jangan coba cob...