Afgan POV
Ocha tambah cantik ya. Coba aja kenal dari dulu, langsung pinang saat itu juga. Gak perlu hidup sama si Sheryl matre, yang kagak cantik-cantik amat juga. Sayangnya, aku telat lahir, eh salah deng, dia yang kecepetan lahir ehehe.
Tapi, emang Ocha mau sama lu, Gan? Ya maulah! Cowok ganteng begini tinggal modal gombalan dan bunga buket aja jadi, bisa dapetin mantan manager gua guys.
"Gaann, Afgaannn" teriakan tante Diah memberhentikan lamunanku
.
"Iya tante, kenapa?" tanyaku
.
"Tante mau minta tolong Gan. Itu Ocha kan mau cari sekolah buat Rizky, sekaligus survei tempat dan meeting juga. Tolong antar ya, tante pusing banget dari tadi soalnya"
.
"Siap tante" aku sangat bersemangat
.
"Gak biasanya kamu begitu. Giliran tante suruh pergi berdua sama Ocha aja semangat banget?" tante Diah bingung
.
"Iya dong, kan mau dilamar, eh" aku melarikan diri dan segera menuju kamar Rossa "Cha.." aku mengetuk pintunya
.
"Eh iya Gan?"
.
"Kamu katanya mau cari sekolah ya? Sama sekalian survei?" tanyaku
.
"Iya" jawabnya "Bu Diah udah bangun?"
.
"Tadi katanya pusing, jadi gak akan ikut" ujarku
.
"Ya ampun, ibu kenapa" Rossa berjalan cepat menuju kamar tante Diah "Ibu, ibu kenapa? Pusing?" tanya Rossa
.
"Iya Cha. Hmmm maaf ibu gak bisa ikut. Kalian berdua saja ya" ia tersenyum sembari menyantap gorengan
.
"Ibu hati hati ya disini. Eh jangan makan gorengan bu, takutnya kolesterol. Kalau besok masih pusing Ocha anter ke dokter ya" Rossa panik
.
"Tenang aja Cha, ibu cuma kurang tidur, semalem sinetron ibu ada penambahan jam tayang, sampai jam 12 malam" tante Diah tertawa
.
"Ya udah tante, Agan sama Ocha duluan yaa" kami berpamitan karena hendak pergiSiang ini sedikit lebih panas dari biasanya. Namun siapa sangka, bagi aku adem adem aja kok, karena ada dia dia dia.
.
"Jadi gimana? Rizky mau di sekolah yang mana?" tanyaku
.
"Kayaknya yang paling deket dari rumah aja deh, toh tadi aku lihat program sekolah nya bagus bagus, dan biaya nya gak terlalu mahal" ujarnya
.
"Hmm.. dimanapun ia bersekolah, aku tahu ia anak yang cerdas, seperti ibunya" aku tersenyum
.
"Aamiin, terima kasih. Aku haus, cari es yuk"Aku sudah muter-muter, namun tak kunjung menemukan tukang es. Ada sih es durian, tapi Ocha tidak suka. Daripada tanggung, mending aku ajak ke mall.
.
"Mall?" tanyanya
.
"Iya. Kita jalan jalan dulu sebentar. Refresh Cha"
.
Ia tersenyum "Iya ayo"Rangkulanku tak lepas dari bahunya. Ah tidak, ia cantik sekali hari ini, meski makeup nya sedikit luntur karena kepanasan. Tapi aku suka itu Cha, iya aku suka kamu.
Sedari tadi ia hanya terdiam, sembari melirik ke beberapa counter favorit wanita. Selera nya bagus juga.
.
"Long time aku gak belanja kayak gini Gan" ujarnya
.
"Kok? Bukannya dulu kau pemburu barang-barang seperti ini?" aku bingung
.
"Itu dulu" jawabnya "Aku yang dulu beda sama yang sekarang Gan. Dulu setiap aku belanja barang-barang ini selalu ada yang sabar temenin aku, bayarin aku. Sekarang?" matanya sudah berkaca-kaca
.
"Life must go on Cha. Andai Mas Rangga liat kamu seperti ini, dia pasti ikut sedih. Bahagiain dia dengan ceriamu Cha" aku berusaha menghilangkan sedihnya
.
"Kamu gak akan pernah tahu rasanya Gan" ia menangis "Kamu cerai sama Sheryl karena dia selingkuh, bohongin kamu, ya wajar kamu ambil langkah ini. Tapi aku? Gak ada alesan aku benci sama Rangga Gan"
.
Aku tak bicara sepatah kata pun, hanya menyeka air mata di pipinya, dan merangkul menuju cafe ice cream "Tadi katanya mau ice cream? Yuk"
.
Ia menggelengkan kepalanya "Gak jadi, kita pulang aja"Aku hanya bisa menuruti keinginannya saat ini. Ia lebih moody an ternyata.
Sampai di rumah, Rossa hendak langsung menuju kamarnya.
.
"Cha" aku mencekal tangannya "Kita makan siang, bareng sama kakak ya"
.
"Kalian saja"
.
"Please. Aku gak bisa liat kamu kayak gini" aku menggenggam tangannya
.
"Kenapa gak bisa?" tanyanya
.
"I love you Cha" aku mencium punggung tangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Dengannya Ku Dengan Dia
FanfictionJika ikatan janji itu menyakitkan bagi kita, mengapa harus ada pertemuan pada saat itu? Ocha dengarkan satu kata terakhirku ini, aku mencintaimu. . Gan, bisakah kita tidak usah terikat oleh janji itu? Namun apa, ini terlalu mustahil. Jangan coba cob...