Pagi hari yang tidak menyenangkan bagi Rossa. Entah mengapa ia malas sekali berangkat ke kantornya, padahal biasanya ia sedikit workholic.
.
"Ayo bangun bu" Rangga menarik selimut yang masih terbalut di tubuh Rossa
.
"Ishh"
.
"Ayo. Nanti kesiangan" ujar Rangga
.
"Males tau ke kantor" Rossa cemberut "Ada karyawan baru kerjaan nya bikin keseeeellllll terus"
.
"Oh ya?" tanya Rangga "Karyawan nya laki laki? Atau perempuan?"
.
"Gak usah dibahas" Rossa segera menuju dapur untuk memasak sarapan
.
"Ibu, besok aku libur. Kita bisa liburan kan?" tanya Rizky
.
Rangga menatap mata dua orang tercintanya. Muka Rizky sudah gembira, namun Rossa kebingungan "Rizky, besok di rumah dulu ya, ajak temen temen aja main PS disini. Ayah sama ibu masih harus kerja"
.
"Maaf ya sayang. Kalau ibu sama ayah libur janji deh kita liburan" Rossa mencium kening anak semata wayangnya
.
"Iya ayah, ibu. Rizky ngerti" jawabnya sembari menatap dengan lesuRangga segera mengantarkan istrinya ke kantor. Setelah itu ia berangkat ke kantornya.
.
.
.
Afgan datang ke ruangan Rossa tanpa permisi "Mbak Rossa, ini laporan buat wedding yang di daerah Kemang"
.
"Bisa sopan gak? Ketuk pintu dulu kalau masuk" jawab Rossa
.
Afgan malah melangkahkan kakinya dari ruangan Rossa. Dan mengetuk pintunya sambil berkata "Assalamualaikum wr. wb. yang terhormat Mbak Rossa selaku atasan saya di kantor ini. Apakah saya diizinkan masuk?"
.
"Simpan di meja itu laporannya, dan segeralah keluar" Rossa melanjutkan pekerjaannya
.
Afgan cemberut didepan ruangan Rossa sendirian.
.
"Hey, what are you doing in here?" tanya Bunga pada Afgan
.
"Lagi mikirin nasib, punya atasan kok gini amat ya allah" Afgan mengelus dada
.
Bunga tertawa "Sini aku kasih tau" dan membawa Afgan agak jauh dari ruangannya "Si Ocha itu orangnya profesional. Dia gak mau karyawan baru itu bersikap seenaknya sama dia. Apalagi sikap kamu yang santai kayak di pantai. Dia itu gercep, ada rapat jam 12 dari jam 10 udah harus clear" jelasnya "Tapi kalau udah deket baik kok, serius baik banget. Nanti kamu ngerasain"
.
"Terus saya harus gimana?" tanya Afgan
.
"Jangan lelet kamu tuh, jangan banyak bercanda"Jam istirahat telah tiba. Kantin adalah tempat yang selalu jadi tujuan karyawan disini ketika jam istirahat. Tak heran jika tempat tersebut sekarang sudah sangat penuh. Afgan dan beberapa rekan kantornya sudah membeli satu kotak nasi bento untuk makan siang. Tapi sepertinya Afgan sedang diberi ujian, karena dia tidak dapat kursi untuk makan, saking penuhnya.
.
"Gua makan di dalem aja" ujar Afgan. Walaupun sebenarnya ia juga bingung mau makan dimana? "Mbak unge, mbak unge"
.
"Iya mas?"
.
"Disini ada tempat makan lagi gak selain di kantin? Penuh banget" tanya Afgan
.
Bunga tersenyum "Sini masuk" dan Afgan mengikuti perintahnya "Makan disini aja, kita juga lagi makan"
.
"Sini Afgan, kamu mau tambah lagi makan nya? Ini kita baru beli jamur geprek, kentang balado, masih banyak ayo sini" sangat sangat tumben Rossa berlaku ramah terhadap Afgan
.
"Gak usah malu malu lah Gan, lu bisanya juga malu maluin haha"
.
"Iya mbak hehe" Afgan kikuk "Mbak Rossa? Are you sure? Makan sebanyak itu? Padahal badan anda kecil, mengapa bisa?" tanya Afgan
.
"Hahahaha" Rossa tertawa "Saya ini memang tukang makan. Saya punya kerja sampingan sebagai food blogger sebenarnya, cuma lagi stop dulu."
.
"Hmm bagus bagus. Lanjutkan. Saya dan istri saya juga suka kuliner, terutama makanan sunda misalnya seblak, baso aci, cilor, cimol, batagor" Afgan ngiler
.
"Iya beneeerrr. Itu juga favorit sayaa. Pokoknya kalau suami ke Bandung tuh wajib hukumnya bawain oleh oleh makanan" Rossa sangat antusias "Ayo deh kapan kapan kita satu kantor liburan ke Bandung"
.
"Di bayarin mbak kan?" tanya Afgan
.
"Dibayarin istri kamu" jawab Rossa dengan cuek. Dilanjut dengan handphone Rossa yang berdering "Sebentar, anak saya mau video call"#On Call#
Rossa: Halo sayang, kenapa?
Rizky: Ibu, temen temen aku udah pulang semua
Rossa: Iya, kenapa?
Rizky: Ibu bisa pulang sekarang? Aku sepi, sendirian di rumah
Rossa: Gak bisa sayang, ibu kan kerja
Rizky: Ya udah, maaf kalau aku ganggu ibu
.
Rizky memutuskan sambungan video call nya.
.
"Kebiasaan, kalau lagi libur tuh gitu dia, telepon aku sama Rangga terus" ujar Rossa
.
"Pulanglah mbak, anak anda akan selalu menunggu. Anda itu atasan mbak, jam kerja anda tidak seketat saya" kata Afgan
.
Rossa melotot "Gak bisa dong, mau atasan, bawahan, atau apapun posisinya harus tetap taat aturan kantor!!"
.
"Aku ngerti mbak. Cuma kan sekarang mbak gak lagi terlalu sibuk. Pulang mbak, peluk anak manis mbak, ajak bermain, ajak berdiskusi. Mbak akan selalu menjadi teman terbaiknya"
.
Rossa menjatuhkan air matanya "Saya juga maunya begitu"
.
"Anak mbak tidak meminta dibelikan sesuatu dengan materi yang mahal, ia hanya perlu dipeluk ibunya sekarang"
.
Rossa kembali menatap Afgan tidak percaya. Seperti ada sesuatu "Kamu mau ikut saya? Anak saya suka bola, suka main PS. Barangkali satu hobi denganmu. Karena saya tidak mengerti"
.
Afgan mengangguk "Baiklah"Akhirnya Rossa menuruti anjuran Afgan. Mengapa Afgan terlihat sangat menyayangi anak anak? Apa ia ingin segera punya anak? Atau kurang kasih sayang orang tuanya? Rossa terus bertanya tanya. Hingga sampai di rumahnya dan seolah Rossa memberikan kejutan terhadap Rizky.
.
"Ibuuuuuuuuuu" teriak Rizky sembari memeluk tubuh ibunya
.
"Iyaaa sayang" Rossa mencium kening anak kesayangannya "Nih kenalin, temen ibu namanya Om Afgan, jago main PS"
.
"Suka main apa om?" tanya Rizky
.
"Kalau PS sih suka nya main bla bla bla (apapun lah pokoknya author juga gak ngertiii:(( ) kalau game online sih PUBG" jawab Afgan
.
"Wow PUBG. Ayo dah battle" ajak Rizky
.
"Siapa takuutt"Rossa hanya tertawa kecil melihat dua lelaki yang sangat menggemaskan itu. Mereka sesekali berantem, tapi tak lama setelah itu pasti berpelukan lagi. Akhirnya Rossa sadar, mungkin Rizky butuh teman.
.
"Kalian pada laper gak? Mau pesen apa?" tanya Rossa
.
"Aku laper bu, mau h*kben" jawab Rizky
.
"Kamu juga mau?" tanya Rossa kepada Afgan
.
"Kan tadi sudah makan mbak" Afgan tersenyum "Tapi kalau di bayarin saya gak nolak deh"
.
Dasar Afgan, tingkahnya selalu membuat Rossa geleng geleng kepala "Gan"
.
"Hmm?"
.
"Kamu suka anak kecil ya? Segampang itu deket sama Rizky, padahal dia kan sensitif anaknya, moody an lagi" ujar Rossa
.
"Iya. Aku suka, sukaaaaa banget kalau main sama anak kecil. Aku bahkan mau punya anak banyak. Tapii takdir berkata lain" Afgan menunjukkan mimik muka sedih
.
"Maksud kamu?" Rossa bingung
.
"Boleh aku cerita masalah pribadi?" tanyanya
.
"Silahkan"
.
Afgan menghela nafas "Beberapa bulan sebelum kami menikah, istriku mengalami kecelakaan. Kondisi nya sangat parah. Alhamdulillah nyawa nya selamat, tapi rahimnya luka parah bahkan sobek. Dan itu yang membuat kami tak akan pernah bisa memiliki buah hati"
.
Rossa hanya terdiam, mengingat dulu ia pernah ingin menunda untuk hamil, bahkan sampai berfikir untuk menggugurkan Rizky dengan alasan belum siap "Kamu hebat. Bener bener hebat. Bisa menerima orang yang kamu cintai apa adanya"
.
"Tapi orang tua kita tidak tahu tentang itu semua. Kita berusaha menyembunyikannya" tatapan Afgan kosong
.
"Lho kok?" Rossa bingung
.
"Mama pasti gak akan setuju kalau aku nikah sama wanita yang tidak bisa melahirkan keturunan" jawab Afgan
.
"Bicarakan baik baik Gan, aku mohon. Jangan membuat orang tua kecewa" tegas Rossa
.
"Saya sedang mengusahakan itu mbak"
.
"Hmm.. sorry. Kalau di luar panggil Ocha saja, aku tidak keberatan" Rossa tersenyum
.
"Baiklah Ocha. Terima kasih nasihatnya"Afgan berada di rumah Rossa hingga larut malam. Entah mengapa, bagi Afgan rumah Rossa itu nyaman, membuatnya engan untuk pulang.
.
"Assalamualaikum. Ibu. Eh ada tamu?" tanya Rangga yang baru pulang dari kantornya
.
"Waalaikum salam" Rossa memeluk erat tubuh Rangga "Ini rekan kerjaku sayang, aku bawa kesini untuk menemani Rizky bermain PS" jelasnya "Tadi siang sedikit rewel karena kesepian di rumah sendiri, akhirnya aku pulang"
.
"Oh" jawab Rangga dengan singkat
.
Rossa heran "Makan malam kami sudah siap sayang, ayo"
.
"Aku kenyang" ujar RanggaRossa tambah heran. Tidak biasanya Rangga seperti itu. Hmm, mungkin kerjaan hari ini sangat melelahkan baginya. Tak lama Afgan pun pamit, ia tak segan mencium kening Rizky dan berjanji akan main bersama lagi. Setelah Afgan pulang, Rizky segera masuk kamar dan bersiap siap untuk tidur.
.
"Tadi Afgan tuh langsung akrab gitu lho sama Rizky, padahal Rizky kan termasuk anak yang agak susah akrab sama orang" ujar Rossa
.
"Apa menurutmu anak muda itu tampan?"
.
Rossa kaget, mengapa Rangga bisa bertanya seperti itu "Ma...maksud kamu?" tanyanya
.
"Tidak" Rangga menjawab singkat
.
"Cemburu?" tatap Rossa, lalu ia tertawa "Ayah sayang, my honey my sweety. Sini, dengerin ibu ngomong ya" Rangga menatap mata Rossa "Ayah kenapa sih?"
.
"Gak. Tadi ayah bilang tidak ada apa apa kan" Rangga masih menjawab dengan singkat
.
Rossa tersenyum "Kan ayah yang bilang, kunci sebuah hubungan itu adalah rasa percaya. Terus sekarang ayah gak bisa percaya gitu sama ibu?" Rossa menghela nafas "Afgan itu udah nikah ayah, dan dia suka anak kecil, jadi wajar kalau aku ajak main sama Rizky"
.
"Terus, kalau sampai Rizky lebih dekat sama dia daripada sama ayahnya sendiri, gimana?" tanyanya
.
Rossa tertawa "Gini ya kalau bapak bapak lagi cemburu. Ya gak mungkin lah ayah, Rizky juga tau siapa orang tuanya" Rossa tersenyum "Jangan ditekuk gitu dong mukanya"
Kiss
Rossa mencium pipi kanan Rangga, dan membuat sang suami tersipu malu.
.
"Lagi dong" ujar Rangga
.
"Ahahahahaha, gantiaaann"
Kiss
Rangga mencium hangat kening Rossa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Dengannya Ku Dengan Dia
FanfictionJika ikatan janji itu menyakitkan bagi kita, mengapa harus ada pertemuan pada saat itu? Ocha dengarkan satu kata terakhirku ini, aku mencintaimu. . Gan, bisakah kita tidak usah terikat oleh janji itu? Namun apa, ini terlalu mustahil. Jangan coba cob...