"Om Afgaaann" pagi-pagi Rizky sudah keluar kamarnya, dan segera menghampiri Afgan, teman bermainnya
.
"Eh Rizky, jadi nih mau main basket?" tanya Afgan
.
"Jadii dong om"
.
"Kamu udah sarapan?" tanya Afgan
.
Rizky menggeleng "Belum om"
.
"Om buatin nasi goreng sosis, mau?" Afgan mengelus kepala Rizky
.
"Mau om"Rossa keluar kamar dengan wajah bangun tidurnya. Ia kaget ada Afgan di depannya, hmmm wangi masakannya menggoda sekali.
.
"Kakak, belum mandi ya?" tanya Rossa
.
"Emang ibu sendiri udah?" Rizky tertawa
.
"Ibu nanya kamu, udah apa belum. Kok kamu pake baju jersey gitu mau kemana?"
.
"Mau main sama om Afgan" jawab Rizky
.
"Jadi udah mandi apa belum?" Rossa kembali bertanya
.
"Belum Cha. Aku sama Rizky mau main basket, jadi mandinya nanti aja habis main" Afgan tiba tiba menjawab
.
"Ooh" jawab Rossa
.
"Iya bu, jadi kita bertiga sama sama belum mandi. Keluarga yang kompak kan" ujar Rizky
.
Mendengar kata 'keluarga', entah mengapa Rossa jadi salah tingkah "Hmm ya ya"
.
"Rizky, Ocha, kalian sarapan dulu nih" Afgan menyediakan tiga piring nasi goreng "Kamu kok kurusan sih Cha? Sengaja program?" tanya Afgan yang sedikit berbeda ketika melihat Rossa
.
"Engga" jawab Rossa "Emang aku keliatan kurus banget ya?"
.
"Iya. Beda sama dulu" Afgan jujur
.
"Ya semenjak kejadian itu Gan" jawab Rossa dengan cepat "Enam bulan aku stress berat, kalau gak kenal Bu Diah mungkin aku gak akan bangkit sampe sekarang"
.
Afgan terdiam. Ternyata Rossa sangat rapuh "Ya udah Cha, lu gak boleh sedih lagi. Kan ada gua disini" Afgan tersenyum
.
Rossa ikut tersenyum. Tatapan mereka saling bertemu, dan membuat bahagia Rossa kembali "Kamu memang selalu ada untukku Gan. Terima kasih"Rizky tengah serius bermain basket melawan Afgan. Tidak, ternyata Rizky belum mahir, mainnya masih suka ngaco.
.
"Sini Ky om ajarin" ujar Afgan sembari merebut bolanya "Liatin om, terus nanti kamu ikutin. Satu... Dua..."Dengan serius Rizky mempraktikan apa yang Afgan perankan. Sedangkan Rossa diam diam melirik ke arah lapangan, dan memperhatikan mereka. Ah, lucu sekali.
.
Afgan sadar ada yang memperhatikannya "Ochaaa" panggilnya
.
Rossa kaget "Eh Gan"
.
"Ibu, sini" Rizky menuntun Rossa ke area lapang
.
"Udah capek Ky? Kita jajan yu"Afgan mengajak Rizky dan Rossa ke tempat makanan. Entah mengapa ia merasa ini indah sekali, andai saja selamanya kami bida hidup bertiga.
.
"Rizky mau ini? Ocha lu mau apa?" tanya Afgan
.
"Itu apaan ya? Kok kayaknya enak, gua pengen coba deh Gan" ujar Rossa
.
"Ooh itu corndog, enak kok, pasti lu suka" Afgan tersenyum "Kalau kebanyakan kita berdua aja, oke?"Mereka menuju ke sebuah taman yang sejuk, dan terduduk makan bersama. Rossa terlihat sangat menikmati suasana disini. Rerumputan yang hijau membuatnya ingin selfie disana.
.
"Enak juga ya tinggal disini, kemana mana deket. Dan tempatnya bagus bagus" ujar Rossa
.
"Ya. Itulah alasan aku kembali pulang kesini setelah cerai. Aku juga stress, dan butuh refresh otak saat itu" Afgan terlihat tegar "By the way, suapin dong ituu hehe"
.
Rossa tertawa, dan memukul gemas dada Afgan "Udah gede kok di suapin??"
.
"Yaaa kalau yang suapin nya cewek cantik kayak kamu sih mana bisa nolak" Afgan tak tahan ingin gombal
.
"Oohh jadi kamu sukanya tante tante sekarang?"
.
"Cha..." Afgan mulai serius "Plis ya, lu tuh gak ada sisi tante tante nya sama sekali. You're so cute, kayak anak kuliahan tau gak"
.
"Hahahahaha. Masa?" Rossa tak percayaAfgan tak menjawab. Ia hanya mencium puncak kepala Rossa dengan lembut. Dalam tunduknya Rossa tersipu. Ah, melting.
.
"Ekhm" deheman Rizky membuat Afgan dan Rossa menjauhkan dirinya "Pacaraann pacaraaann terus" Rizky tertawa
.
Afgan dan Rossa hanya saling pandang. "I love you" gumam Afgan pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Dengannya Ku Dengan Dia
FanfictionJika ikatan janji itu menyakitkan bagi kita, mengapa harus ada pertemuan pada saat itu? Ocha dengarkan satu kata terakhirku ini, aku mencintaimu. . Gan, bisakah kita tidak usah terikat oleh janji itu? Namun apa, ini terlalu mustahil. Jangan coba cob...