PART 8

248 16 1
                                    

"Happy monday bu" sapa Rangga yang langsung menyantap sarapan buatan istrinya
.
"You too ayah" jawab Rossa
.
"Ayah, ini ada kiriman buat ayah" Rizky memberikan sekotak coklat dengan hiasan yang menarik
.
"Dari mana itu Ky?" tanya Rangga
.
"Tadi ada mang gojek yang anterin"
.
"Oohh dari Sesil" Rangga membaca nama pengirimnya
.
"So sweet banget pak sama sekretarisnya, sampe dikirimin coklat love gitu pagi pagi" hati Rossa panas "Ya wajar sih, Sesil kan cantik, sexy, banyak duit. Gak kayak aku yess" ia membanting beberapa sendok di dapur dan langsung masuk ke kamarnya
.
"Eh eh ibu...." Rangga mengejar Rossa ke kamar
.
Di dalam kamar Rossa menyelesaikan makeup nya dan segera mengambil tasnya "Aku duluan"
.
Rangga mencekal tangan Rossa "Bu, kenapa sih?"
.
"Masih nanya kenapa?"
.
"Ya udah, aku minta maaf" ujar Rangga kemudian hendak mencium tangan istrinya, namun Rossa menarik tangannya
.
"Kan bener aku bilang, kamu jarang di rumah pasti ada sesuatu. Pantes betah banget di kantor" bentak Rossa
.
"Cha, please jangan gitu. Aku bisa jelasin" Rangga menatap mata Rossa
.
"Gak ada waktu, aku udah telat" Rossa segera pergi
.
.
.
Sampai kantor mood Rossa sudah tak karuan. Matanya sedikit sembab. Ia segera duduk dan melamun sendirian.
.
"Cha?" sapa Afgan yang baru datang. Rossa hanya menatapnya, tidak menjawab sapaan "Kenapa sih? Gak kayak biasanya" Afgan heran
.
"Aku boleh cerita?" tanya Rossa
.
"Yaa.. bolehlah. Cerita saja, kita kan sudah saling kenal dekat bukan?" Afgan tersenyum
.
"Di kantin yuk" Rossa mengajak untuk pergi dari ruangannya

Sampai di kantin Afgan segera memesan minuman favorit dirinya dan Rossa. Ya, mereka sama sama menyukai jus alpukat.
.
"Udah makan?" tanya Afgan dan Rossa menggeleng "Makan dulu ya, please Cha, kamu pucat"
.
"Kamu saja" jawab Rossa
.
Afgan menatap Rossa dengan dalam. Ada apa dengan wanita di depannya ini?
.
"Gan" panggil Rossa "Kalau cowok dikasih coklat sama cewek, romantis gak sih?"
.
"Romantis parah itu" jawab Afgan "Tapi, kok nanya gitu?" Afgan heran
.
"Kalau tadi pagi Rangga dikirimin coklat sama cewek, wajar gak kalau aku marah?" tanya Rossa
.
"Hah? Cha? Are u okay?" Afgan tambah heran
.
"Ya itu yang terjadi tadi pagi Gan" Rossa lemas "Rangga tuh jarang pulang ke rumah semenjak ganti sekretaris
.
"Terus? Kamu menduga yang ngirim coklat itu sekretarisnya?" tanya Afgan
.
"Bukan dugaan, tapi udah jelas dia yang kirim"
.
Afgan kembali menatap mata wanita di hadapannya. Benar benar mata yang indah, ia pun engan mengalihkan pandangannya "Cha, dengar aku" tanpa sadar Afgan menggenggam tangan Rossa "Terkadang lelaki tak pandai mengungkapkan sesuatu, termasuk menceritakan sebuah kejadian. Jangan mengambil keputusan sendiri, Cha"
.
"Tapi tadi dia diem aja Gan, gak ada usaha buat ngejar aku atau nahan aku buat pergi. Iya aku salah, aku terlalu posesif, terlalu cemburuan, sedangkan dia?" Rossa tersenyum kecut
.
"Cha, gak ada hubungan yang akan baik baik aja, suami istri sekalipun. Dan masalah yang sering terjadi adalah salah paham. Cobalah untuk saling memahami dulu Cha, agar jelas apa masalahnya" Afgan menasihati Rossa
.
"Hey guys, berdua aja nih" sapa Rara dengan tiga rekannya
.
"Eh hai, sini sini gabung" Rossa memaksakan sebuah senyuman
.
"Pagi pagi udah nongkrong di kantin" ujar Bunga
.
"Lah kalian bertiga ngapain juga pagi pagi disini?" tanya Rossa
.
"Cari sarapan" jawab Rara
.
"Lagi pada ngapain sih tadi? Serius amat ngobrolnya" Vika curiga
.
"Eh ini.. yaa biasa aku sama dia punya rencana.. rencana bisnis hehe, iya kan Gan?" Rossa terlihat baik baik saja
.
"Oh iya? Bisnis apa nih? Cerita dong ke kita juga" Rara penasaran
.
"Baru rencana sih, biasa si Ocha maunya makanan, tapi kan resiko bisnis makanan tuh gak main main" jelas Afgan
.
"Wah, boleh tuh nanti kita makan makan gratis disana" ya, Bunga memang ratu gratisan
.
"Permisi, nasi goreng spesial nya dua, roti bakar coklat satu, pisang bakarnya satu ya. Untuk minuman nya air mineral empat. Pesanan sudah lengkap ya, terima kasih"
.
"Yuhu.. Gan, Cha, makan yaa" ujar Vika
.
"Cha, tumben gak makan?" Bunga bingung
.
"Iya, biasanya paling semangat kalau masalah makanan"
.
"Oh.. aku udah makan tadi di rumah, bareng sama anakku, hehe" Rossa tersenyum
.
"Lah biasanya juga tetep makan kalau udah sarapan. Bilang aja lagi diet" Bunga tertawa
.
Rossa hanya tersenyum. Bagaimanapun ia hari ini sangat kehilangan nafsu makannya. "Jangan sedih lagi" Afgan menepuk pundak Rossa dan tersenyum "Semangat"
.
"Thanks" akhirnya senyum manis Rossa keluar lagi
.
.
.
"Cha, meeting nya bentar lagi di mulai" ujar Bunga yang membawakan setumpuk berkas milik Rossa
.
"Meeting?" Rossa heran
.
"Are you okay Cha? Gak biasanya lupa kayak gitu"  Bunga juga heran "Jam 12 kita ada meeting Cha, sama perusahaan mebel yang kemarin tanda tangan kontrak kerjasama"
.
Rossa langsung berdiri "Astaga aku lupa. Ayo cepat menuju ruang meeting"
.
"Gan" panggil Bunga
.
"Iya iya ayo"

Saat meeting berlangsung pun Rossa menjadi sangat tidak fokus.
.
"Permisi pak, maaf sedikit terlambat. Ini laporan mengenai kontrak dan fee kerjasama yang kita perlukan pak" Rossa berbicara kepada atasannya
.
"Laporan kerjasama apa Rossa? Kan kemarin kita sudah membahasnya. Sekarang kita akan membahas mengenai project nya. Sudah anda siapkan ide ide dan cara realisasikan nya?"
.
Rossa terdiam. Ia benar benar lupa akan project ini. Dan ia belum sedikitpun membuat ide ide yang biasanya ditunggu oleh boss nya.
.
"Sudah pak, ini" jawab Afgan yang tiba tiba memberikan beberapa lembar kertas
.
"Baik, terima kasih"
.
Rossa heran. Afgan yang bikin ide dari tadi? "Gan, itu semua kamu yang buat?" bisik Rossa
.
"Hmm" jawab Afgan
.
"Kenapa gak kasih dulu ke aku, biar aku periksa dulu" ujar Rossa
.
"Waktunya mepet, aku melihat contoh ide idemu sebelumnya"
.
"Hmm terima kasih" kata Rossa

Selesai meeting semua orang di ruangan keluar dengan cepat. Karena jam istirahat sedikit tertunda, jadi mungkin mereka ingin segera memasuki waktu istirahat.
.
"Cha" Afgan memberikan Rossa sebuah kotak berisi nasi bento "Di makan ya"
.
"Buat kamu aja. Kamu juga belum makan kan?" ujar Rossa
.
"Aku gampang. Tapi kamu belum makan dari pagi Cha, nanti kamu sakit. Sekarang saja sudah pucat"
.
"Tapi aku gak mau Gan, kamu paksa aku?" Rossa tetap menolak
.
"Sangat sangat memaksa. Kalau masih tidak mau aku yang suapin" benar saja, Afgan yang menyuapi Rossa saat ini

Sementara Bunga melihat ada sesuatu yang aneh di antara mereka. Sepeduli itukah Afgan kepada Rossa? Tidak, ia rasa perlakuan tersebut lebih dari perlakuan ke seorang sahabat.
.
"Aku bisa makan sendiri" ujar Rossa
.
"Hmm oke" Afgan memberikan makanannya kepada Rossa "Aku liatin kamu makan, harus sampai habis

Akhirnya Rossa menghabiskan makanannya. Meski dengan terpaksa, karena Afgan sangat tegas jika Rossa tak mau menghabiskannya. Tak terasa hari sudah hampir malam, hampa yang dirasakan Rossa saat itu, biasanya ia menunggu Rangga, namun kali ini tidak. Beberapa kali Rangga menghubungi Rossa, namun tetap saja tidak ada jawaban.
.
"Duluan guys" ujar Rossa dan langsung melangkah ke luar ruangannya
.
Tanpa sadar Afgan mengikutinya "Pulang sama siapa?" tanyanya
.
"Naik taxi" jawab Rossa
.
"Aku yang antar"
.
"Plis, aku bukan anak kecil yang harus kamu antar dan suruh makan kayak tadi. Bikin bete tau gak" Rossa sedikit membentak
.
"Tapi kamu lagi gak baik baik aja, Cha. Aku gak bisa liat kamu kayak gini. Ayolah Cha, ini sudah malam" Afgan langsung menyalakan mesin motornya. Ah, sebenarnya saat ini Rossa tak ingin cepat sampai di rumah.

Rossa membukakan pintu rumahnya dengan kasar. Namun ia terkejut, mengapa lampunya mati semua?
.
"Surpriseeee" Rangga membawa satu loyang kue beserta lilinnya, tak lupa coklat yang tadi pagi
.
"Surprise? Gak ada yang ulang tahun hari ini. Gak lucu" ternyata Rossa masih badmood
.
"Oohh kamu lupa ternyata" Rangga tersenyum sembari takut "26 Maret 2007, itu tanggal apa?"

Rossa hanya terdiam. Dengan sedikit bingung, ia rasa itu bukan tanggal yang spesial.
.
"Inget pohon rindang depan kelas 12 IPA 6 SMAN 3 Jakarta?" Rangga mencoba mengembalikan memori itu
.
Rossa tersenyum. Ia ingat sekali, di tempat dan tanggal itulah Rangga menyatakan cintanya yang tulus dari hati "Waktu kamu bawa bawa bunga sambil nembak aku kan?"
.
"Yap. 12 tahun yang lalu sayang" Rangga tersenyum "Dan coklat ini, aku sengaja memesannya untuk hari ini. Harusnya diambil tadi di kantor, tapi Sesil tidak masuk, ia akan melakukan fitting baju pernikahannya. Aku minta dikirim tadi siang malah dikirim pagi"
.
Rossa memeluk Rangga "Maaf sayang, maafkan aku. Aku selalu seperti ini dari dulu"
.
"Tak apa, itu hal biasa" dilanjut dengan Rangga yang mencium lembut kening istrinya "Ayo kita makan kue dan coklatnya, kita habiskan berdua"
.
"Sudah malam, nanti aku tambah gendut. Ini gula semua, kalori nya sangat tinggi" ujar Rossa
.
"Aku suka kau gemuk, itu sangat menggemaskan bagiku" Rangga mencubit pipi Rossa
.
"Ayah, ibu. Udah drama nya? Ayo cepat potong kue nya, aku lapar" Rizky sudah tak sabar untuk memakan kue nya

Dan malam itu menjadi malam yang romantis bagi keluarga kecil tersebut. Meski sebenarnya coklat itu adalah pemberian Sesil karena bisnis barunya, dan tanggal Rangga menyatakan cinta itu sebenarnya tanggal 24 Maret 2007. Semua ini serba dadakan Rangga merencanakannya.

#On Chat#
Afgan: "Cha"
Rossa: "Iya?"
Afgan: "Gimana?" "Apa masih berantem?"
Rossa: "Hahaha enggaaa" "Besok aku cerita yaaa"
Afgan: "Okaayy" "Good night Cha"
Rossa: "Too"
.

Kau Dengannya Ku Dengan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang