Bertemu dengan seorang pemuda yang tampak begitu menyebalkan memang membuat hati tak tenang. Benih-benih kebencian kian tumbuh seiring perjumpaan dan beberapa jeda percakapan. Namun gadis itu tidak. Ia memang memandang tak suka pada pemuda menyebalkan yang beberapa waktu lalu ditemuinya, tapi dirinya bahkan tak bisa mengingat pertemuan itu sebagai pertemuan mahal yang mengerikan dan menoreh luka dalam batin: entah mengapa ia lebih mudah membiarkan ingatan menyebalkan itu berlalu. Ini soal benih kebencian atau yang lainnya, ia tak tahu.
"Dia sangat tidak masuk akal," gumamnya. Sekali lagi Lee Eun Bi merapikan selimutnya. Ia hendak tidur.
Seperti kebiasaan banyak gadis seumurannya, sebelum tidur Eun Bi selalu berbincang dengan rekan sekamar: tentang sekolah hari ini, laki-laki tampan yang berpapasan dengan mereka di gerbang asrama, atau barangkali kedai mie yang baru buka di seberang sekolah. Banyak hal yang tampaknya tak boleh terlewatkan, termasuk soal 'ia'.
"Lalu kenapa kau setuju untuk tampil dengan pria seperti dia? Bukannya kau bilang itu bisa berbahaya? Maksudku, konsekuensi penampilan itu..." Sakura melebarkan tatapannya. Ia bicara dalam bahasa Jepang, sengaja agak diperlambat agar Eun Bi tak kesulitan mencerna maksud ucapannya.
"Aku ingin lihat seberapa bagusnya permainan baru yang dia siapkan. Aku ingin melihat sebagus apa penampilannya sampai-sampai berani membual soal kesetiaan terhadap...ah sudahlah. Aku akan menunjukkan padanya bahwa aku betul-betul penyanyi yang berbakat." Eun Bi menerawang ke luar jendela, ke tempat yang paling gelap di luar sana. Ia berharap dirinya memang betul-betul takkan kalah.
Gadis itu ingat betapa sulit Im Hyunsik mendorongnya hingga sampai pada detik ini. Hyunsik yang malang, yang kehilangan adiknya dan terpaksa bekerja di Carpe Diem karena tak bisa mendirikan kedai mi dingin di dekat rumah, Hyunsik yang ia sayangi seperti kakaknya sendiri: yang sama sekali belum kembali dari negeri antah berantah di luar sana.
"Ya, Lee Eun Bi. Kau akan pergi ke Jepang, setidaknya jangan lagi pakai pakaian ini. Pakailah setelan bluse, rok yang elegan, juga pantofel mengkilap." Ia menunjuk setumpuk pakaian tebal yang hampir semua berwarna putih tulang atau cokelat. Eun Bi pernah bilang, ia benci mengenakan pakaian-pakaian mencolok. Menjadi perhatian banyak mata itu tak menyenangkan. Baginya, pasang-pasang mata yang tertuju ke arahnya, mereka semua memperlihatkan banyak ekspresi: bahagia, marah, melontarkan dukungan, bahkan tatapan hujatan. Gadis itu belum cukup pandai membedakan semua meski beberapa kali ia sempat bernyanyi di sebuah perkumpulan wanita-wanita tua kesepian.
"Aku benci mengenakan topeng, Oppa..." katanya. Ia menyandarkan punggungnya ke dinding rumah yang rapuh.
"Pakaian-pakaian itu bukan topeng, Eun Bi-ah. Mereka hanyalah sebentuk media penyesuaian, persaingan, juga harga diri," sahut Im Hyunsik. ia lalu mengatakan hal lain usai membuat wajahnya lebih dekat dengan telinga Eun Bi: berbisik. "Kau dengar isunya? Beberapa wanita Joseon yang berpenampilan sangat biasa bahkan menyimpan pistol dan racun di balik pakaian. Maksudku di sini adalah pakaian yang kau kenakan sepenuhnya media penyesuaian. Kau tidak membawa pistol atau benda apa pun sejenisnya, tapi kau punya kemampuan untuk berdiri di balik balutan pakaian itu..." tambahnya.
"Aku hanya khawatir tiba-tiba menjadi gadis Jepang..." katanya.
"Mengapa khawatir? Berpakaian seperti wanita Jepang kebanyakan bukan berarti membuatmu jadi wanita Jepang. Hal-hal macam itu hanya atribut, bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan..." balas Im Hyunsik mantap. Eun Bi menurut. Sejauh ini hanya Hyunsik yang berhasil membuat gadis itu percaya penuh. Baginya, laki-laki itu memiliki pengalaman setara dengan Changsub, jadi ia sama sekali tidak pernah protes. Ini sama halnya ketika Eun Bi menyetujui untuk tampil elegan seperti apa yang Hyunsik kata. Dari bocah dekil, anak itu berubah menjadi gadis bersahaja, pandai, dan berwibawa. Ya, sebentuk representasi wanita tangguh versi sudut pandang Hyunsik sudah tercipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2019] SOMEDAY (Sequel of Hour Moment) ☑️
Fiksi Sejarah#1 btob (04.05.19 - 04.06.19) Lee Eun Bi pada akhirnya tumbuh tanpa sosok Changsub, kakak yang paling ia sayangi. Sekitar tahun 1920-an akhir mereka terpisah. Kerusuhan yang terjadi akibat kecurangan Jepang atas lomba lari marathon terjadi secara ti...