O2

7.1K 936 52
                                    

Jeongin memasak nasi gorengnya sambil sesekali bersenandung kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongin memasak nasi gorengnya sambil sesekali bersenandung kecil. Jeongin memang sedih karena ayahnya, tetapi ia bertekad untuk tetap menjalani hari-harinya seperti biasa.

Ia tidak boleh berlarut dalam kesedihan, daripada bersedih lebih baik ia mencari uang untuk melunasi hutang-hutang ayahnya.

Jeongin baru lulus dari sekolah menengah atasnya, ia tidak melanjutkan kuliah karena tidak adanya biaya.

Dengan hanya bermodalkan ijazah SMA-nya Jeongin diterima disalah satu cafe sebagai pelayan, dan tentunya itu sangat membuatnya bahagia. Ia berjanji untuk menabung uang gajinya demi ayahnya.

Jeongin tersenyum ketika melihat nasi gorengnya yang telah selesai dibuat. Jeongin berdoa semoga kali ini nasi gorengnya layak untuk dimakan.

Jeongin memang tidak pernah memasak, ayahnya tidak pernah memperbolehkannya untuk memasak. Karena ayahnya lah yang selalu memasak untuk Jeongin.

Jeongin mulai mencicipi nasi goreng buatannya. "Ya ampun asin sekali!" Jeongin buru-buru mengambil segelas air putih kemudian langsung meminumnya.

Jeongin menatap nasi gorengnya dengan murung, "Bikin nasi goreng saja, aku tidak bisa." Katanya sedih.

Tiba-tiba dari arah luar terdengar ketukan pintu, Jeongin mengerutkan keningnya.

"Siapa yang bertamu sepagi ini?" Monolognya pelan sambil melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul 06.15 Wib.

Tidak mau menebak-nebak akhirnya Jeongin memilih untuk membuka pintu rumahnya.

Setelah pintu terbuka Jeongin terkejut ketika mendapati dua orang pengawal yang tempo hari membawa ayahnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jeongin berusaha menyembunyikan rasa takutnya.

Salah satu pengawal tersebut tersenyum sinis, "Kami akan menyita rumahmu!"

Ucapan pengawal itu tentu saja membuat Jeongin terkejut sekaligus takut.

"Kau tidak bisa melakukan itu semua," Kata Jeongin dengan suara bergetar menahan tangis.

"Apanya yang tidak bisa?! Ayahmu terlilit hutang, dan kami berhak menyita rumahmu untuk melunasi hutang ayahmu!"

"Dimana ayahku sekarang?" Tanya Jeongin dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ayahmu sedang meratapi nasibnya diruang bawah tanah." Jawab pengawal itu dengan nada datarnya.

"Kalian kejam sekali dengan ayahku!" Pekik Jeongin sambil menyeka air matanya. "Dan kalian bahkan tega menyita rumahku," Lirih Jeongin.

"Ini perintah Tuan kami, kami tidak bisa menolaknya."

Jeongin menangis sambil terisak, ia akan sangat bingung jika rumahnya disita. Dimana lagi Jeongin akan tinggal, jika bukan dirumahnya.

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang