19

4.6K 691 77
                                    

"Ah, kenapa semuanya jadi rumit seperti ini!" Hyunjin mengacak rambutnya frustasi, saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, kenapa semuanya jadi rumit seperti ini!" Hyunjin mengacak rambutnya frustasi, saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah.

Jeongin yang berada disebelahnya hanya terdiam menahan rasa takut.

Hyunjin menoleh kesebelahnya, "Kau pembawa sial!" Desis Hyunjin.

Setelah berkata seperti itu, Hyunjin kembali melajukan mobilnya karena warna lampu sudah berubah menjadi hijau.

Tidak terasa akhirnya mereka sampai di rumah Seungmin. Ya, pagi tadi Nyonya Hwang dengan nada memerintahnya menyuruh Hyunjin untuk mengantarkan Jeongin untuk mengambil pakaiannya.

"Cepat! Aku tidak ingin menunggu lama." Ujar Hyunjin dengan suara dinginnya.

Jeongin buru-buru membuka pintu mobil Hyunjin, kemudian masuk ke dalam rumah sederhana milik Seungmin.

Setelah memasuki rumah Seungmin, ia menemukan Seungmin yang sudah rapih ingin berangkat ke restoran.

"Jeongin... Ah, aku rindu denganmu." Seungmin berlari kecil seraya memeluk tubuh Jeongin dengan erat begitu melihat Jeongin yang tengah berdiri didekat pintu masuk.

Jeongin tersenyum lalu melepaskan pelukannya, "ayolah, kita cuma tidak bertemu beberapa hari saja."

Seungmin mencebikkan bibirnya, "tetap saja, aku rindu dengan sahabatku yang imut ini." Jeongin tertawa kecil.

"Seungmin.." cicit Jeongin sembari memasang wajah polos.

"Ya, kenapa? Ah, kau menggemaskan sekali." Kata Seungmin sambil mencubit pipi gembil Jeongin.

Jeongin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "mmm, aku akan menikah dengan Pak Hyunjin. "

"APAAA??" Seungmin melepaskan cubitannya kemudian menatap Jeongin dengan raut wajah terkejutnya.

"Iya, aku akan menikah dengannya."

"Bagaimana bisa?!" 

"Ceritanya panjang sekali. Aku datang kesini ingin mengambil pakaianku." Kata Jeongin sambil sedikit berlari masuk kedalam kamar.

Tak lama kemudian Jeongin menghampiri Seungmin dengan tas besar yang berisi pakaian.

Seungmin menunjukkan raut wajah sedihnya, "ah, sekarang kau akan pergi meninggalkanku."

Jeongin tersenyum kecil, "Mama nya Pak Hyunjin menyuruhku untuk tinggal disana."

"Kau bahagia akan menikah dengan Pak Hyunjin?"

Jeongin menggaruk pucuk kepalanya, "mmm, iya. Tapi sepertinya Pak Hyunjin tidak bahagia."

Seungmin mengelus surai hitam Jeongin, "lakukan apapun yang kamu mau. Aku akan selalu mendukungmu. Semoga kamu hidup bahagia."

Jeongin merasakan air matanya terjatuh karena terharu dengan ucapan Seungmin, "Seungmiiiinn.." Jeongin merentangkan kedua tangannya ke Seungmin. Dan dengan senang hati Seungmin langsung memeluk tubuh Jeongin.

"Kamu harus bilang kepadaku jika Pak Hyunjin tidak memperlakukan dirimu dengan baik."

Jeongin mengangguk dalam pelukan Seungmin.

Jeongin melepas pelukannya, "Seungmin, aku harus pergi sekarang. Pak Hyunjin sudah menunggu. "

•••

"Lama sekali!" Ketus Hyunjin ketika Jeongin baru memasuki mobilnya.

"Maaf, aku berbicara sebentar dengan Seungmin."

Hyunjin menghiraukan perkataan Jeongin, ia melajukan mobilnya sedikit kencang.

Didalam mobil suasana benar-benar hening, sejujurnya Jeongin sangat tidak suka suasana hening.

"Semalam apa saja yang kau bicarakan dengan Mamaku?" Tanya Hyunjin, mengingat tadi malam Jeongin yang bertemu dengan ibunya.

"Katanya Jeongin harus menikah dengan pak Hyunjin." Sahut Jeongin polos.

"Lalu kau mau?"

Jeongin menggeleng, "Jeongin tidak tahu." Dalam hatinya Jeongin sebenarnya sangat ingin menerima semuanya. Hatinya benar-benar sudah jatuh kepada Hyunjin.

"Kau harus menolaknya, karena aku sejujurnya tidak sudi menikah denganmu!" Desis Hyunjin tajam.

Jeongin memejamkan matanya merasakan hatinya yang sakit mendengar ucapan Hyunjin.

"Tapi kenapa Pak Hyunjin selalu menyetubuhi Jeongin?" Tanya Jeongin dengan suara pelan dan matanya mulai basah karena air mata.

Hyunjin terkekeh sambil tetap fokus menyetir, "bukankah dirimu lah yang menawarkannya kepadaku? Aku mana bisa menolak, jika kau menawarkannya dengan cuma-cuma."

Runtuh sudah pertahanan Jeongin. Jeongin akhirnya menangis dalam diam. Ia pikir Hyunjin sudah berubah karena sikapnya yang kemarin-kemarin sangat perhatian padanya. Tetapi Hyunjin tetaplah Hyunjin dan tidak akan pernah berubah.

•••

Jangan lupa vote komen ya ❤️

Adek ngambek gegara nggak dibeliin es krim sama Hyunjin soalnya lagi batuk :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adek ngambek gegara nggak dibeliin es krim sama Hyunjin soalnya lagi batuk :')

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang