17

5.1K 685 78
                                    

Jeongin terbangun dari tidurnya dan juga rasa sakit yang berada dikakinya perlahan menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongin terbangun dari tidurnya dan juga rasa sakit yang berada dikakinya perlahan menghilang.

Kakinya sudah sedikit membaik mungkin karena Hyunjin mengoleskan minyak urut.

Dengan pelan Jeongin turun dari ranjang, matanya menjelajahi isi apartemen guna mencari keberadaan Hyunjin.

"Apa pak Hyunjin sudah pergi ke kantor?" Gumam Jeongin pelan.

Jeongin menggelengkan kepala menepis pikirannya, "tapi ini kan hari Minggu."

Jeongin memutuskan untuk masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Selepas itu ia akan mencari keberadaan Hyunjin.

Salah satu pintu berderit lalu menampilkan Hyunjin dengan wajah lelahnya.

Hyunjin langsung membaringkan tubuhnya ke atas ranjang, rasanya dirinya benar-benar sangat lelah karena semalaman mengecek seluruh e-mail yang masuk diruang kerjanya.

Sambil memejamkan matanya, alis Hyunjin mengkerut begitu mendengar percikan air dari dalam kamar mandi.

Hyunjin membuka lagi kedua matanya sambil mendengus kesal dengan tingkah Jeongin, "dasar bodoh. Sudah tahu kakinya sakit tetapi masih pergi mandi."

Hyunjin mengamati pintu kamar mandi dan belum ada tanda-tanda Jeongin akan keluar dari sana.

Hyunjin mengendikkan bahunya kemudian kembali memejamkan matanya karena rasa kantuk yang menyerangnya.

Beberapa saat kemudian Jeongin keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sangat segar. Wangi harum tubuh Jeongin langsung menguar memenuhi seisi penjuru apartemen Hyunjin.

Matanya langsung dihadapkan dengan pemandangan Hyunjin yang tengah tertidur diatas ranjang.

Senyuman sedikit muncul dari sudut bibirnya tetapi tak urung ia merasa kasihan karena melihat raut wajah Hyunjin yang lelah.

Jeongin duduk didepan meja rias, dirinya bingung ingin melakukan apa. Hari ini ia tidak diperbolehkan pergi ke restoran oleh Hyunjin.

Padahal hari Minggu begini restoran sangat ramai, Jeongin merasa tidak enak dengan Seungmin dan Mashiho dan juga dengan karyawan yang lainnya karena hanya dirinya yang sering sekali membolos kerja.

Jeongin mengamati Hyunjin yang masih saja tampan walaupun tengah terlelap.

"Kapan pak Hyunjin akan terlihat jelek?" Jeongin bergumam kecil.

"Jeongin kemari," panggil Hyunjin lembut disela-sela matanya yang terpejam.

Jeongin melebarkan matanya merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Apa kau tuli? Aku bilang kemari." Ucap Hyunjin dengan kedua mata yang sudah terbuka dengan pandangan yang tajam menatap ke arah Jeongin.

Dengan ragu Jeongin beranjak dari duduknya dan dengan perlahan berjalan mendekat ke arah Hyunjin.

Hyunjin langsung menarik tubuh mungil Jeongin untuk berbaring disebelahnya. Tentu saja hal tersebut membuat Jeongin sangat terkejut hingga ia tidak bisa mengatakan apapun.

"Pak, ini sudah pagi." Cicit Jeongin yang kini sudah berada didalam dekapan Hyunjin.

Hyunjin terkekeh kecil, "lalu? Apa ada larangannya?"

Jeongin terdiam tidak menjawab perkataan Hyunjin. Jeongin menikmati dirinya yang sangat nyaman berada didalam dekapan hangat Hyunjin.

Jeongin tidak merasa risih dengan Hyunjin yang mendekap dirinya dengan sangat erat, sebaliknya dirinya malah semakin nyaman.

"Wangi bayi," gumam Hyunjin seraya menciumi leher putih jenjang milik Jeongin. Terkadang ciumannya juga merambat ke telinga dan seterusnya.

Jeongin menggeliat geli karena Hyunjin yang terus menerus mencium, menghisap, dan menggigit leher putih mulusnya.

Hyunjin menghirup aroma tubuh Jeongin yang khas bayi, "kau membuatku gila hanya dengan mencium mu." bisik Hyunjin dengan suara seraknya.

Hyunjin berguling hingga kini ia berada tepat diatas Jeongin. Matanya yang sayu karena gairah memandangi wajah Jeongin.

"Kenapa kau sangat cantik?" Hyunjin meraih dagu Jeongin lalu memberi kecupan singkat pada bibir Jeongin. Hyunjin kembali mengecup leher putih Jeongin dan menghirup aromanya dalam-dalam.

Jeongin terdiam merasakan pipinya yang merona karena perlakuan Hyunjin.

Hyunjin melumat bibir atas dan bawah Jeongin secara bergantian. Bibir Jeongin seperti candu, Hyunjin selalu hilang kendali jika sudah mencicipi rasa nikmat pada bibir Jeongin.

Mata Jeongin terpejam menikmati setiap apapun yang di lakukan Hyunjin pada bibirnya. Kedua tangannya menyentuh dada bidang Hyunjin, ia terbuai dengan kenikmatan yang diberikan oleh Hyunjin.

Tangan Hyunjin tak diam saja, ia mulai melucuti kaos kebesaran yang tengah dipakai oleh Jeongin.

Setelah semua pakaian Jeongin terbuka, tangannya kini mengulum puting merah milik Jeongin.

Lenguhan lolos dari mulut Jeongin, tangannya meremas rambut Hyunjin tatkala Hyunjin mengulum putingnya dengan sedikit kasar.

"Awwwhhhh sa-sakithhhh-" desis Jeongin disela-sela Hyunjin yang terus mengulum putingnya.

Hyunjin menyudahi kulumannya, matanya kini menatap mata Jeongin. Bibirnya kembali melumat bibir mungil milik Jeongin.

Dengan cepat Hyunjin membuka pakaiannya. Sekarang hanya tersisa celana yang menutupi tubuh Hyunjin, sedangkan Jeongin yang berada dibawahnya sudah telanjang bulat.

Hyunjin kembali menghujami kecupan-kecupan kecil di bibir Jeongin. Hyunjin juga melumatnya dengan sedikit brutal karena nafsu.

"HWANG HYUNJIN!"

Tiba-tiba suara pekikan melengking milik wanita memenuhi setiap sudut kamar apartemen Hyunjin.

•••

Jangan lupa vote komen ya ❤️

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang