2O

5.2K 684 61
                                    

Tidak terasa tepat pada hari ini Hyunjin dan Jeongin resmi menjadi pasangan suami dan istri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa tepat pada hari ini Hyunjin dan Jeongin resmi menjadi pasangan suami dan istri.

Setelah sebelumnya Nyonya Hwang sangat repot mempersiapkan semuanya. Bahkan Nyonya Hwang mengundang ribuan orang. Nyonya Hwang sangat bahagia karena ini merupakan pernikahan putra satu-satunya, Hwang Hyunjin.

Hyunjin hanya mendengus kesal melihat keantusiasan ibunya yang mempersiapkan segala pesta pernikahannya.

Senyuman Jeongin tidak pernah luntur sedikitpun tampaknya Jeongin benar-benar sangat bahagia berbanding terbalik dengan Hyunjin yang selalu saja memasang ekspresi datar.

"Selamat ya, semoga bahagia. Dan jangan lupa berikan Mama cucu, Mama tidak sabar menimang cucu." Nyonya Hwang mengelus lembut pipi Jeongin.

Pipi Jeongin bersemu merah, "terimakasih, Ma." Nyonya Hwang hanya mengangguk sambil tersenyum manis.

Jeongin ikut tersenyum tetapi senyumnya luntur saat Hyunjin menatap dirinya tajam dan tak bersahabat.

"Jeongin, ya ampun.. sahabatku yang imut ini sudah menjadi istri. Padahal lebih tua diriku, tetapi kamu yang menikah lebih dulu. Ah, aku tidak percaya. Selamat ya... Jangan lupa berikan aku keponakan, aku sangat ingin menggendongnya. Ah, pasti anakmu akan seimut dirimu dan setampan Pak Hyunjin. Aku makin tidak sabar." Cerocos Seungmin seraya memeluk tubuh mungil Jeongin.

Jeongin tertawa kecil dengan penuturan Seungmin. "Kamu bawel sekali sih."

Seungmin mempoutkan bibirnya seraya melepas pelukannya, "kan aku terlalu bahagia dengan pernikahanmu."

Seungmin memutar bola matanya kearah Hyunjin, "Pak Hyunjin, tolong jaga Jeongin ya."

Hyunjin tidak menjawab. Hyunjin sekali lagi hanya memasang wajah datar seakan tidak tertarik dengan semuanya. Jujur saja Jeongin sangat sedih, tetapi ia berusaha keras agar tidak terlihat sedih. Ini hari pernikahannya, bukankah ia harus bahagia? Setidaknya begitu pikir Jeongin.

"Jeongin, selamat ya. Ah, di restoran sekarang hanya ada aku yang imut. Karena sekarang kamu sudah menikah, pasti kamu tidak akan bekerja lagi. Aku akan merindukan dirimu." Mashiho memeluk Jeongin sambil tersenyum manis.

"Heh, aku juga imut ya." Sambar Seungmin merasa tidak terima dengan perkataan Mashiho.

Mashiho menjulurkan lidahnya, "tapi kamu tidak seimut diriku dan Jeongin." Lanjut Mashiho dengan percaya dirinya.

Jeongin hanya tertawa melihat tingkah Seungmin dan Mashiho yang menurutnya sangat lucu.

•••

Hyunjin memasuki kamarnya lalu melepaskan jas yang membalut dirinya sejak pagi, dirinya sangat lelah berdiri demi menyalami para tamu.

Hyunjin membanting tubuhnya ke atas ranjang guna meredakan rasa lelah yang menderanya.

Sesekali Hyunjin memejamkan matanya karena rasa kantuk yang menyerangnya.

Dengan langkah kaki yang pelan Jeongin juga ikut memasuki kamar Hyunjin lalu matanya yang sipit mengamati Hyunjin yang tengah tertidur di atas ranjang.

Jeongin mendekat kearah ranjang lalu dengan telaten ia membuka sepatu yang masih dikenakan oleh Hyunjin.

Jeongin juga sama lelahnya tetapi saat melihat Hyunjin, rasa lelahnya sedikit menghilang.

Jeongin kembali mengamati wajah Hyunjin yang terlihat sangat lelah, Jeongin ingin sekali membangunkan Hyunjin untuk menyuruhnya mandi membersihkan dirinya. Tetapi, Jeongin takut dan juga merasa kasihan saat melihat raut kelelahan Hyunjin.

Karena tidak ada pilihan akhirnya dengan sangat terpaksa Jeongin memberanikan diri untuk membangunkan Hyunjin.

Jeongin menepuk pelan pipi Hyunjin, "Pak Hyunjin.."

Hyunjin tidak merespon ia masih berkelana didalam tidurnya.

"Pak, bangun. Pak Hyunjin harus mandi." Jeongin kembali menepuk pipi Hyunjin tetapi sesekali ia mengelusnya pelan.

Hyunjin menggeliat dan tak lama kemudian matanya perlahan terbuka dan mata tajamnya langsung melihat kearah Jeongin. Alisnya mengeryit seakan bertanya kepada Jeongin.

Jeongin menggaruk tengkuknya salah tingkah karena ditatap Hyunjin, "i-itu bapak harus mandi."

Hyunjin mengangkat satu alisnya, "memangnya kau sudah mandi?"

Dengan polos Jeongin menggelengkan kepalanya.

Hyunjin mengusap wajahnya kasar lalu dengan perlahan mulai bangkit dari ranjang.

Setelah bangkit dari ranjang Hyunjin kembali menatap Jeongin dengan mata tajamnya.

Hyunjin mendekatkan wajahnya ke wajah Jeongin. Lalu Hyunjin menempelkan bibir tebalnya di bibir Jeongin, Hyunjin mengecupnya pelan. Kemudian bibirnya berpindah ke telinga Jeongin dan berbisik pelan, "kita harus mandi bersama."

•••

Jangan lupa vote komen ya ❤️

Monmaap kalo makin lama ceritanya makin nggak jelas :') Monmaap juga kalo alurnya kecepetan hhehe

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang