O9

5.6K 789 68
                                    

Satu bulan berlalu dan selama itu pula Hyunjin selalu bercinta dengan Jeongin setiap malamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan berlalu dan selama itu pula Hyunjin selalu bercinta dengan Jeongin setiap malamnya.

Hyunjin membuktikan bahwa satu bulan belakangan ini ia sangat menikmati seks dengan Jeongin. Hyunjin tidak pernah lagi melakukan seks dengan para jalang, ia hanya menginginkan Jeongin.

Hyunjin dengan mudahnya menyuruh Jeongin untuk datang ke apartemennya lalu memenuhi nafsu binatangnya.

Hyunjin tidak berubah, pria itu masih sama dengan sifatnya yang dingin dan datar.

Yang berubah hanya perasaan Jeongin. Jeongin tidak bisa membohongi hatinya jika ia merasa nyaman dengan semua perlakuan Hyunjin.

Jeongin juga merasakan hatinya yang selalu berdegup kencang jika berdekatan dengan Hyunjin, bukan berdegup kencang karena gugup tapi sebaliknya ia merasakan perasaan cinta.

"Hei, kenapa melamun?" Tanya Seungmin sambil menaruh nampan diatas meja.

Jeongin tersentak, "ah, tidak kok." Elak Jeongin.

"Jangan bohong. Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Seungmin, karena sudah beberapa hari ini Jeongin selalu melamun.

Kemarin saja Jeongin habis dimarahi manajer cafe karena tidak fokus saat membawakan pesanan ke pelanggan, Jeongin menyenggol piring berisi makanan dan akhirnya piring tersebut pecah dan itu membuat suasana cafe menjadi ricuh ditambah pelanggan tersebut marah karena Jeongin yang menurutnya tidak becus.

Jeongin mengusap wajahnya, "Pak Hyunjin sudah lama tidak mengabari Jeongin."

Seungmin memeriksa telinganya agar tidak salah dengar, "Apa kau bilang? Jadi, kau melamun karena Pak Hyunjin?"

Jeongin mengangguk lesu.

"Hei, Pak Hyunjin memang siapa dirimu?" Tanya Seungmin sambil terkekeh.

"Tidak tahu. Tapi Jeongin benar-benar merindukannya." Ujar Jeongin polos.

"Merindukannya diatas ranjang, bukankah begitu?" Jeongin memukul lengan Seungmin, "tidak!"

Seungmin terbahak melihat muka Jeongin yang memerah, "lucu sekali."

"Jeongin tolong antarkan pesanan ini ke pria yang duduk di ujung sana ya. Aku mau ke toilet dulu." Mashiho menyerahkan nampan berisi makanan ke tangan Jeongin. "Terimakasih, Jeongin." Kata Mashiho lalu berlalu kearah toilet. Jeongin mengangguk sambil tersenyum.

"Aku antar ini dulu ya." Pamit Jeongin ke Seungmin.

Jeongin berjalan kearah pelanggan yang dimaksud oleh Mashiho.

"Ini pesanannya, silahkan dinikmati." Jeongin meletakkan beberapa pesanan tersebut ke meja.

Setelah selesai meletakkan makanan tersebut, Jeongin pamit sambil menundukkan kepalanya guna menghormati pelanggan.

"Temani aku disini." Jeongin menegang begitu mendengar suara bariton pria yang sangat ia rindukan.

Tetapi kemudian ia menepis jauh pemikirannya, mana mungkin Pak Hyunjin ada disini begitu pikir Jeongin.

"Apa kau tuli? Aku bilang temani aku." Jeongin langsung membalikkan badannya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat pelanggan tersebut adalah Hwang Hyunjin.

"Pak Hyunjin?" Jeongin seolah tak percaya melihat Hyunjin yang berada didekatnya. "Ada apa? Mengapa terkejut?"

Jeongin dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya.

Hyunjin memutar bola matanya, "temani aku disini, aku lelah mengulangi ucapanku."

"Jeongin harus bekerja, kalau duduk disini dan menemani pak Hyunjin nanti Jeongin dipecat." Ujar Jeongin dengan polos.

Hyunjin tersenyum tipis, "tidak akan ada yang berani memecatmu."

"Kenapa begitu?" Tanya Jeongin dengan raut wajah bingung.

Hyunjin berdecih dan dengan wajah angkuhnya ia berkata, "aku bahkan bisa membeli restoran ini."

Cih, sombong sekali.

Hyunjin berdecak, "cepat duduk!"

Jeongin menurut lalu duduk tepat berhadapan dengan Hyunjin.

•••

Jangan lupa vote komen ya ❤️

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang