26

4.6K 503 76
                                    

Hyunjin mengedarkan pandangannya ke segala penjuru rumah mewahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin mengedarkan pandangannya ke segala penjuru rumah mewahnya. Ya, sebulan yang lalu semenjak  kepulangan Jeongin dari rumah sakit, Hyunjin memutuskan untuk membeli sebuah rumah.

Sebenarnya Nyonya Hwang sudah memaksa Hyunjin untuk tinggal saja di rumahnya agar Nyonya Hwang dengan mudah dapat mengawasi Jeongin yang sedang hamil. Tetapi dengan tegas Hyunjin menolak, ia lebih memilih untuk membeli rumah. Nyonya Hwang hanya bisa mengeluh atas sikap anak semata wayangnya. Sebetulnya ia ingin sekali rumahnya diisi oleh anak dan menantunya.

"Kak Hyunjin sudah pulang?" Jeongin menuruni anak tangga dengan sedikit berlari.

Hyunjin berdecak kesal, "hei, pelan-pelan!"

Jeongin meringis, "m-maaf."

Hyunjin berdecih, "kau sedang hamil, jangan terlalu ceroboh, atau kau bisa membahayakan kandunganmu! Aku tidak peduli jika kau yang terjatuh, tetapi jika itu berhubungan dengan anakku, kau harus bertanggung jawab!"

Diam-diam Jeongin tersenyum. Ia merasa hari demi hari Hyunjin sepertinya sudah bisa menerima kehamilannya. Walaupun ia selalu memarahi Jeongin, tetapi Jeongin senang jika Hyunjin memarahi dirinya demi anak yang tengah dikandungnya.

Hyunjin mengangkat satu alisnya, "kau gila? Kenapa tersenyum seperti itu?"

Jeongin tersentak,
"H-hah?"

Hyunjin tidak menjawab, ia berlalu meninggalkan Jeongin.

Jeongin lagi lagi berlari untuk menyamai langkah kakinya dengan Hyunjin.

Bruk.

Hyunjin mendadak menghentikan langkahnya, alhasil Jeongin yang berada dibelakangnya menubruk punggung Hyunjin.

"Awsssshh~" Ringis Jeongin merasakan perih di dahinya sehabis menubruk punggung kekar milik Hyunjin.

"Kau lupa apa yang aku katakan tadi?"

Jeongin diam memandangi wajah Hyunjin.

"Aku bilang jangan berlari seperti itu, itu bisa membahayakan kandunganmu Yang Jeongin." Hyunjin menekankan kata-katanya.

Jeongin tersenyum canggung seraya merutuki kebodohannya. "Maaf.."

Hyunjin berdecih seraya melepaskan dasi yang terasa mencekik lehernya, "aku bosan mendengar kata maaf darimu."

Jeongin menundukkan kepalanya, merasa bersalah.

Grep

Hyunjin menarik tubuh ringkih Jeongin kedalam pelukannya.

Jeongin tersentak kaget hingga ia hanya bisa melebarkan matanya, lucu.

Hyunjin tersenyum tipis, tangannya menangkup wajah Jeongin. Dikecupnya bibir merah jambu merekah milik Jeongin.

Cup

Hyunjin melepaskan kecupannya kemudian menatap Jeongin, "kau harus janji padaku untuk menjaga anakku didalam kandunganmu dengan baik. Kau mengerti?"

Jeongin mengangguk pelan sembari menyembunyikan semburat merah yang memenuhi pipinya.

Hyunjin tersenyum tipis kemudian mengusap pipi Jeongin, "kau malu?"

Jeongin semakin menundukkan kepalanya. Benar-benar malu berhadapan dengan Hyunjin.

Hyunjin melirik jam yang bertengger di dinding, "kau sudah mandi?"

"Be-belum," jawab Jeongin sedikit tergagap karena belum bisa menghilangkan rasa malunya.

Hyunjin tertawa kecil, "lucu sekali."

Jeongin mendongak, "a-apa?"

Hyunjin menggelengkan kepalanya.

"Kenapa belum mandi? Ini sudah sore."

"Tadinya Jeongin mau mandi, tapi begitu mendengar suara bel, Jeongin langsung turun kebawah."

Hyunjin menggigit bibir bawahnya, menggoda. "Harusnya kita mandi bersama?"

"A-aku tidak tahu." Jawab Jeongin cepat, ia semakin menundukkan wajahnya yang memerah.

Hyunjin sepertinya benar-benar tahu cara untuk menggoda Jeongin.

"Bisa buatkan aku minum? Aku sangat haus, tenggorokanku rasanya kering." Pinta Hyunjin seraya menyentuh lehernya.

Jeongin mengangguk tanpa melihat wajah Hyunjin, ia berjalan cepat kearah dapur.

Hyunjin hanya tersenyum mengamati tingkah Jeongin, "kenapa dia sangat menggemaskan?" Gumam Hyunjin pelan.

Hyunjin memilih untuk duduk disofa sambil menunggu minuman yang sedang dibuatkan oleh Jeongin.

Tak lama kemudian Jeongin datang sambil membawa segelas jus jeruk. Ia meletakkan segelas jus jeruk itu dimeja depan Hyunjin.

Dengan gerakan cepat Hyunjin menarik tubuh Jeongin hingga kini posisi Jeongin berada di pangkuan Hyunjin.

"Kak.." Jeongin ingin berdiri tetapi Hyunjin menahannya dengan sangat kuat.

Hyunjin meminum jus jeruk itu dengan Jeongin yang masih berada di pangkuannya.

Hyunjin menatap wajah Jeongin kemudian tangannya menangkup wajah Jeongin, ia membuka bibir Jeongin dan memasukkan air jeruk yang semula berada didalam mulutnya ke dalam mulut Jeongin.

Jeongin yang terkejut akhirnya menelan air jeruk itu. Hyunjin menyusupkan lidahnya kemudian melumat bibir atas dan bawah Jeongin dengan lihainya. Hyunjin menyesap bibir Jeongin dengan rakus, seakan tidak ada hari esok.

Jeongin yang merasa lemas akhirnya memeluk leher Hyunjin dan tangan yang satunya meremas rambut hitam legam Hyunjin, "a-ahh.." Desahan Jeongin lolos begitu saja.

•••

Jangan lupa vote komen ya❤️

Aku minta maaf, kalau ceritaku alurnya semakin nggak jelas dan kecepetan🙏🏻
Aku bukan penulis yang bagus dan handal, jadi aku cuma bisa bikin cerita abal-abal kayak gini. Maaf yaㅠㅠㅠ

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang