O6

6.6K 854 150
                                    

Jeongin terbangun lalu merasakan tubuhnya yang sangat nyeri, ia merasakan hole-nya yang sangat perih akibat kejadian tadi malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongin terbangun lalu merasakan tubuhnya yang sangat nyeri, ia merasakan hole-nya yang sangat perih akibat kejadian tadi malam

Jeongin sedikit malu mengingat kejadian tadi malam, bagaimana ia menikmati permainan Hyunjin.

Ini pertama kalinya untuk Jeongin, tapi Jeongin tidak terlalu yakin kalau ini yang pertama untuk Hyunjin.

Jeongin sudah bisa menebak kalau Hyunjin sering melakukannya, itu terlihat dari Hyunjin yang sangat pandai bermain diatas ranjang.

Pipi Jeongin merona mengingat kejadian semalam.

Jeongin melihat kesebelahnya dan tidak menemukan Hyunjin berada disana. Tetapi ia mendengar gemericik air, Jeongin berpikir Hyunjin tengah mandi.

Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, lalu menampilkan Hyunjin yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

Hyunjin hanya memakai celana pendek tanpa mengenakan bajunya. Hal itu membuat Jeongin gugup, ia memalingkan pandangannya kearah lain.

"Apa tidurmu nyenyak?" Tanya Hyunjin sambil menatap Jeongin yang entah tatapannya kearah mana.

Jeongin mengangguk pelan berusaha menyembunyikan pipinya yang merona. Entahlah melihat Hyunjin yang bertelanjang dada, pipinya tiba-tiba saja merona merah.

Hyunjin mengerutkan keningnya, "pipimu kenapa?"  Jeongin menggeleng, "tidak apa-apa."

"Ah, kupikir kau sedang mengingat kejadian semalam." Kata Hyunjin santai.

Jeongin kembali merasakan pipinya panas dan memerah tetapi kemudian langsung tersadar akan sesuatu, "Pak Hyunjin, apa Jeongin boleh pulang?" Tanya Jeongin pelan sambil menatap Hyunjin penuh harap.

Hyunjin berdecak, "memangnya kau punya rumah?"

Jeongin menggeleng polos, "tidak, tapi Jeongin tinggal dirumah Seungmin."

"Aku akan mengantarmu kesana!"

•••

Jeongin sudah sampai didepan rumah Seungmin. Hyunjin pergi setelah mengantar Jeongin.

Jeongin mengetuk pelan pintu rumah Seungmin, tak lama kemudian muncullah Seungmin dengan muka bantalnya.

"Kau baru bangun?" Tanya Jeongin mengikuti Seungmin yang berjalan menuju ruang tamu.

Seungmin mengangguk, "iya, hari ini kan cafe tutup jadi aku bisa tidur sepuasnya. Tapi kau datang dan mengganggu tidurku!" Sungut Seungmin sambil sesekali memejamkan matanya menahan kantuk.

Jeongin menundukkan kepalanya, "maaf, kalau Jeongin mengganggu."

Seungmin membuka matanya, "hey, aku hanya bercanda kok. Jangan bersedih, nanti kau tambah jelek."

Jeongin tersenyum, "biar saja, aku kan memang jelek."

Seungmin memutar bola matanya, "kau jelek? Lalu aku apa?" Jeongin tertawa pelan.

"Oh iya kenapa baru pulang? Aku menunggumu semalaman."

Jeongin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, tetapi kemudian ia memilih untuk menceritakan semuanya kepada Seungmin.

Seungmin melebarkan matanya, "Jadi, kau sudah melakukan itu dengan pak Hyunjin?"

Jeongin mengangguk malu-malu.

"Oh, ya ampun! Bagaimana rasanya?! Aku juga ingin melakukannya."

Jeongin memukul pelan lengan Seungmin, "ishh kau ini!"

Seungmin tertawa dengan kencang.

"Lalu bagaimana dengan ayahmu?" Tanya Seungmin setelah menghentikan tawanya.

"Aku tidak tahu. Pak Hyunjin belum mengatakan apapun."

•••

Hyunjin sedang duduk dikursi kebesarannya, sejak tadi pikirannya tidak bisa fokus. Pikirannya selalu saja menuju Jeongin, si pria mungil.

Hyunjin berdecak kesal seraya mengendurkan dasinya kasar karena bayangan Jeongin yang tidak menghilang dari pikirannya, "arrrghhhh!!!" Teriaknya frustasi sambil mengusap kasar wajahnya.

"Sebenarnya ada apa denganku?" Tanyanya pada diri sendiri seraya menjambak rambut cokelatnya frustasi.

Setelah beberapa lama berkutat dengan pikirannya, ponsel Hyunjin berdering tanda ada panggilan masuk.

Dan dilayar ponselnya tertulis,

Changbin is calling...

"Ada apa?" Tanya Hyunjin dengan malas.

"Kau kenapa? Suaramu terdengar seperti sedang frustasi." Sahut Changbin dari sambungan telepon.

"Tidak apa-apa. Ada perlu apa meneleponku?"

"Oh ayolah! Jangan terlalu sibuk bekerja, lebih baik kita bersenang-senang."

"Tidak. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku."

"Kau tidak akan bangkrut, Hyun. Ayo pergi ke club dan menyewa beberapa wanita." Ajak Changbin.

Hyunjin menghela nafasnya, "aku tidak ingin bermain dengan wanita manapun malam ini."

"Hey! Sejak kapan seorang Hwang Hyunjin menolak untuk menyewa wanita?" Tanya Changbin tertawa.

•••

Jangan lupa vote komen ya❤️

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang