29

4.4K 429 72
                                    

Tidak terasa kandungan Jeongin sudah memasuki bulan ke-enam, selama itu pula sikap Hyunjin benar-benar berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa kandungan Jeongin sudah memasuki bulan ke-enam, selama itu pula sikap Hyunjin benar-benar berubah. Hyunjin yang dulu kasar, dingin, dan datar sudah menghilang. Sekarang hanya ada Hyunjin yang sabar, lembut, dan hangat.

Jeongin bersyukur karena Hyunjin sudah bisa menerima dirinya. Lambat laun Jeongin menyakinkan dirinya kalau Hyunjin juga akan mencintai dirinya sama seperti ia mencintai Hyunjin.

Jeongin mengedarkan pandangannya menatap langit-langit kamarnya. "Tuhan, terima kasih sudah mengirim kak Hyunjin untuk diriku. Aku sangat mencintainya." Air mata Jeongin menetes, rasanya ia sangat amat mencintai Hyunjin. Sangat bahagia karena Hyunjin sudah banyak berubah.

Jeongin benar-benar menaruh seluruh hatinya kepada pria dingin tersebut.

"Lho kamu kenapa nangis?" Hyunjin yang baru saja dari ruang kerjanya terlihat kebingungan karena melihat Jeongin yang menangis diranjang.

"Kenapa nangis hm?" Hyunjin langsung mendekati Jeongin.

"Perut kamu kram lagi?" Tanya Hyunjin seraya mengusap-usap pelan perut Jeongin.

Jeongin menggeleng, "nggak kak."

Hyunjin mengeryit, "terus kenapa nangis hm? Bilang sama aku, biar aku nggak bingung."

Jeongin tersenyum manis sembari mengusap air matanya.

"Jeongin bahagia kak,"

Hyunjin mengerutkan keningnya, "bahagia kenapa?"

"Bahagia karena kak Hyunjin sekarang sudah bisa menerima kehadiran Jeongin." Air mata Jeongin kembali menetes tanpa ia sadari.

Hyunjin merasakan hatinya nyeri melihat air mata Jeongin.

Hyunjin mengusap air mata Jeongin, "maaf."

Jeongin mendongak dengan mata sembabnya, "maaf kenapa?"

Hyunjin tersenyum mengelus pipi gembil Jeongin, "Maaf karena pernah menyia-nyiakanmu. Maaf karena telah membuatmu terluka. Maaf karena pernah kasar padamu. Maaf karena pernah menghina dirimu. Maaf untuk semua kesalahanku padamu. Aku tahu, aku tidak pantas mendapatkan maaf darimu."

Jeongin tersenyum manis menepis air mata yang lagi lagi keluar tanpa dikomando.

"Kak Hyunjin."

"Iya sayang?"

Jeongin mengecup pipi kanan Hyunjin, "aku cinta kamu."

Hyunjin tersenyum memegangi pipinya. "Terima kasih."

Jeongin mengeryit, "untuk apa?"

Hyunjin mencium kening Jeongin, "terima kasih karena sudah mencintai laki-laki sepertiku."

Jeongin memejamkan matanya merasakan bibir Hyunjin yang masih menempel di keningnya.

"Kak Hyunjin mau dengar suara detak jantung anak kita?"  Suara Jeongin yang lembut menyadarkan Hyunjin, Hyunjin melepaskan ciuman keningnya. Matanya lantas menatap kearah Jeongin.

"Detak jantung?"

Jeongin mengangguk semangat, "iya, anak kita sekarang udah punya detak jantung."

Jeongin menuntun tangan Hyunjin agar menyentuh perutnya yang besar. Ada semacam perasaan hangat dan bahagia begitu tangan Hyunjin menyentuh perut Jeongin.

"Coba kak Hyunjin dengerin deh."

Hyunjin mendekatkan telinganya kearah perut Jeongin. Beberapa saat kemudian Hyunjin bisa mendengar suara detak jantung bayinya yang berada di perut buncit Jeongin. Dug, dug, dug, suara detak jantung bayinya begitu nyata ditelinga Hyunjin hingga membuat perasaan Hyunjin kembali menghangat.

"Hai sayang, baik-baik didalam sana. Jangan nakal dan jangan buat Bunda kesakitan. Kamu harus sehat didalam sana. Cepat lahir, Ayah nggak sabar mau melihat kamu hadir di dunia ini." Hyunjin berbisik seraya mengelus perut Jeongin.

Jeongin menitihkan air matanya, terharu melihat Hyunjin yang amat sangat menantikan kelahiran bayinya.

Hyunjin mendongak kemudian tersenyum melihat Jeongin yang menangis.

"Sayang lihat tuh, Bunda kamu nangis. Sudah besar masih cengeng." Kata Hyunjin seolah-olah mengajak anaknya berbicara.

Jeongin memukul pelan lengan Hyunjin, "ish aku bahagia kaakkk~"

Hyunjin memegang tangan Jeongin, memandang mata hitam Jeongin lama lalu kemudian dikecupnya tangan Jeongin dengan perasaan yang entah tidak bisa Hyunjin jelaskan, "aku juga bahagia sayang."

End
Jangan lupa vote komen ya❤️

Yeayyy akhirnya kelar sudah ceritakuuu hhhehe
Maaf banget kalo endingnya tidak sesuai ekspektasi kalian, maaf juga kalo alurnya terlalu kecepetan banget :(((
Pokoknya makasiii banyak buat semua readers yang udah meluangkan sedikit waktunya untuk membaca cerita ini😭🙏🏻
Kritik dan saran dipersilahkan untuk diriku ini yang masih sangat kurang dalam membuat cerita bagus.

Untuk semua readers tersayangku,
Jaga selalu kebersihan, biasakan cuci tangan kalau sehabis dari luar. Ingat, Jaga diri kalian baik-baik, kalo ga perlu perlu amat usahain ga usah keluar rumah. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Stay safe guuuyyyss!💙 Semoga semuanya cepat berakhir🙏🏻

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang