14

5.2K 691 13
                                    

Jam menunjukkan pukul delapan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul delapan malam. Jeongin turun dari ranjang karena bosan yang melandanya. Seharian penuh ia hanya menghabiskan waktunya di atas ranjang.

"Ini dimana sih?" Monolognya pelan sambil berjalan mendekati jendela. Tetapi Jeongin tidak menemukan petunjuk berada dimana dirinya sekarang.

Salah satu pintu berderit dan Jeongin langsung menoleh ke arah pintu tersebut. Hyunjin keluar dengan laptop yang berada ditangannya. Matanya yang tajam menatap ke arah Jeongin.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Hyunjin sambil mengerutkan keningnya. Jeongin tersenyum kecil, "tidak ada."

Hyunjin mengendikkan bahunya lalu duduk di atas ranjang dengan laptop yang berada di pangkuannya.

Jeongin dengan perlahan mendekati ranjang dan kemudian duduk di tepi ranjang.

"Pak Hyunjin," dengan pelan Jeongin memanggil Hyunjin yang tengah sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya. "Kita sekarang berada dimana ?" Pertanyaan tersebut meluncur begitu saja dari mulut Jeongin.

"Sydney," jawab Hyunjin dengan singkat.

Jeongin melebarkan matanya terkejut, "apa yang kita lakukan disini? "

Hyunjin menutup laptopnya kemudian menatap Jeongin, "tentu saja urusan pekerjaanku."

Jeongin mengangguk seolah mengerti. Lalu Hyunjin melanjutkan kembali sibuk dengan laptopnya.

Jeongin benar-benar sangat bosan, tetapi ia bingung harus melakukan apa. Bahkan Jeongin hampir tertidur jika saja pertanyaan dari Hyunjin tidak muncul. "Kau bosan? "

"I-iya, " jawab Jeongin sambil menegakkan duduknya.

"Mau pergi keluar?" Tanya Hyunjin sambil fokus dengan laptopnya.

Mata Jeongin berbinar mendengar pertanyaan dari Hyunjin, "mau."

"Segera bersiap, sebentar lagi kita akan keluar."

Jeongin langsung berlari untuk mengganti baju tidurnya dengan pakaian santai karena mereka akan segera pergi keluar.

•••

Hyunjin mengajak Jeongin pergi keluar dengan berjalan kaki. Hotel yang ia tempati cukup strategis dan mudah untuk pergi kemanapun.

Jeongin mengeratkan jaket yang sedang dipakainya, rasa dingin kota Sydney pada malam hari menembus kulitnya.

Hyunjin sedikit memperlambat langkah kakinya saat melihat ke arah Jeongin yang tertinggal jauh di belakangnya.

Hyunjin menghela nafasnya, "bisakah kau mempercepat langkah kakimu?" Tanya Hyunjin penuh penekanan.

Jeongin menyengir lucu sembari kembali mengeratkan jaketnya dan sedikit berlari mendekati Hyunjin. "M-maaf..."

Hyunjin menghiraukan perkataan Jeongin. Tangannya menggenggam tangan si mungil. Jeongin terkejut dengan sikap Hyunjin. Tetapi tak urung hatinya merasa bahagia.

Dengan masih menggenggam tangan Jeongin, Hyunjin melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah cafe yang terletak di kota Sydney.

Tampaknya makan malam mereka akan ditemani oleh pemandangan kota Sydney dan jembatan Sydney yang terkenal dengan diterangi oleh cahaya lilin.

Tampaknya makan malam mereka akan ditemani oleh pemandangan kota Sydney dan jembatan Sydney yang terkenal dengan diterangi oleh cahaya lilin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pesan apa?" Tanya Hyunjin datar seraya menatap mata Jeongin yang duduk berhadapan dengannya.

Jeongin menggaruk pucuk kepalanya merasa bingung, "h-hm Je-jeongin tidak tahu."

Hyunjin mendesah, "kalau begitu, samakan saja dengan pesanan ku."

Jeongin mengangguk menuruti ucapan Hyunjin.

Tak lama kemudian beberapa makanan yang Hyunjin pesan datang dan memenuhi meja. Hidangan yang disajikan sungguh menggugah selera bagi siapa saja yang melihatnya.

Mereka menikmati makan malam dengan hening. Mata sipit Jeongin sesekali menikmati pemandangan indah yang berada didepan matanya. Jeongin dibuat terpesona oleh kota Sydney yang terlihat sangat indah ketika malam hari.

Hyunjin mengelap sudut bibirnya menggunakan sapu tangan yang sudah disediakan begitu menyelesaikan makannya. Matanya kembali menatap Jeongin yang juga menatapnya dengan pandangan takut.

"Sudah selesai?" Tanya Hyunjin datar.

Jeongin mengangguk dengan lugu.

Kemudian Hyunjin berdiri setelah mengeluarkan beberapa lembar uangnya diatas meja.

"Ayo, pergi."

Jeongin mengangguk mengikuti Hyunjin dari arah belakang.

•••

Jangan lupa vote komen ya ❤️

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang