21

5.1K 614 38
                                    

Jeongin menggeliat pelan didalam tidurnya sambil mengerjapkan matanya karena terganggu dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah ventilasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongin menggeliat pelan didalam tidurnya sambil mengerjapkan matanya karena terganggu dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah ventilasi.

Setelah matanya terbuka dengan sempurna ia menoleh ke samping ranjangnya. Dan tak lama sebuah senyuman terbit di bibirnya begitu ia melihat Hyunjin yang tengah tertidur dengan tenangnya. Nafasnya berhembus teratur dengan bibir merah seksinya yang sedikit terbuka.

Pipi Jeongin seketika menghangat mengingat kegiatan semalam yang dimana Hyunjin tanpa hentinya mencumbu dirinya di dalam kamar mandi.

Jeongin tersenyum memperhatikan bibir Hyunjin, bibir itu yang selalu menghina dirinya, bibir itu yang selalu mengeluarkan kata-kata kasar untuk dirinya, tetapi hanya bibir itulah yang pernah dan selalu mencium dirinya.

Jeongin beranjak dari ranjangnya kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah beberapa menit Jeongin keluar dari kamar mandi dengan wajah yang tampak segar. Uhh, mandi air dingin di pagi hari memang sangat menyegarkan!

Jeongin berjalan kearah dapur yang berada di apartemen Hyunjin. Walaupun Hyunjin tidak menginginkan Jeongin, tetapi Jeongin berpikir untuk belajar menjadi seorang istri yang baik. Salah satunya adalah dengan menyiapkan sarapan. Walaupun Jeongin memang tidak bisa memasak, tetapi ia akan belajar sedikit demi sedikit.

Jeongin membuka pintu lemari es, kemudian matanya mencari sesuatu yang mungkin bisa ia masak. Tetapi matanya sama sekali tidak menemukan apapun yang bisa dimasak. Jeongin mendesah pelan, "ah, kenapa kulkasnya kosong? Ini pasti karena Pak Hyunjin lebih sering makan diluar." Jeongin menutup pintu kulkas tersebut.

Jeongin mengitari dapur Hyunjin, selama tinggal di apartemen Hyunjin, ia sama sekali tidak pernah melihat-lihat isi dapur Hyunjin.

Jeongin tersenyum kecil ketika melihat gelas-gelas cantik yang berjejer didekat meja dapur. Jeongin mengambil salah satu gelas yang berhasil menarik perhatiannya.

"Apa yang kau lakukan?"

Sebuah suara mengejutkan Jeongin hingga tanpa sengaja Jeongin menjatuhkan gelas yang berada ditangannya.

PRANG

"Pak Hyunjin ma-maaf..." cicit Jeongin sambil memunguti pecahan gelas.

Hyunjin berdecak kesal, "ah, ceroboh sekali!" Matanya tidak berhenti mengamati pergerakan Jeongin yang tengah memunguti pecahan gelas.

"Awwwsssshh..." Jeongin meringis kecil ketika darah segar dengan tiba-tiba mengalir dari tangannya. Hyunjin yang melihatnya kembali berdecak kesal.

"Berdiri!" Suara berat nan tegas milik Hyunjin memenuhi seluruh penjuru dapur.

Jeongin menggelengkan kepalanya takut sambil tetap memunguti pecahan gelas tersebut.

"BERDIRI YANG JEONGIN!"

Jeongin terkejut dengan bentakan keras yang dilontarkan oleh Hyunjin.

Dengan tubuh yang gemetaran, Jeongin dengan perlahan mulai berdiri. Rasa perih ditangannya seolah hilang tergantikan rasa takut begitu melihat kilatan amarah dari mata Hyunjin.

Hyunjin dengan kasarnya menarik tangan Jeongin dan membawanya menjauh dari dapur.

Hyunjin mendorong pelan tubuh Jeongin untuk duduk di sofa, "duduklah." Setelah berkata seperti itu, Hyunjin meninggalkan Jeongin sendirian.

Jeongin menuruti perkataan Hyunjin. Ia duduk di sofa sambil menahan rasa takut dan rasa perih ditangannya.

Tak lama kemudian Hyunjin muncul dengan membawa sesuatu ditangannya.

"Berikan tanganmu," titah Hyunjin sambil berjongkok dihadapan Jeongin.

Dengan takut-takut Jeongin mengulurkan tangannya dan dengan cepat Hyunjin langsung mengobati tangan Jeongin dengan kotak P3K yang dibawanya.

"Kenapa kau sangat ceroboh?" Tanya Hyunjin disela-sela mengobati tangan Jeongin.

Jeongin sesekali meringis menahan sakit, "awwshh, itu karena Jeongin terkejut melihat Pak Hyunjin yang tiba-tiba berada di dapur."

Hyunjin mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman tipis.

"Lain kali kau harus berhati-hati. Jangan ceroboh!" Ujar Hyunjin menyudahi kegiatannya mengobati tangan Jeongin.

Jeongin mengangguk pelan.

Dan diam-diam hati Jeongin menghangat mendapat perhatian dari Hyunjin. Apa Jeongin harus ceroboh dulu supaya Pak Hyunjin perhatian dengan Jeongin?

•••

Jangan lupa vote komen ya ❤️

Maaf ya aku kelamaan next nya :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf ya aku kelamaan next nya :(

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang