This Is Love [HyunJeong]✔

27

Hyunjin menutup pintu kamar mandi dengan handuk yang tersampir dipundaknya, lalu matanya melihat kearah Jeongin yang sedang sibuk memilah-milah beberapa pakaian.

"Sedang apa?" Hyunjin duduk disebelah Jeongin dan membuat sang empu sedikit tersentak, "m-membereskan pakaian." Jawab Jeongin seraya berdiri didepan lemari besar dengan beberapa pakaian ditangannya. Jeongin sesekali berjinjit untuk menaruh pakaian yang digantung.

"Duduk!" Titah Hyunjin datar.

Jeongin sedikit bingung dengan ucapan Hyunjin, "se-sebentar lagi selesai."

Hyunjin menghela nafas gusar. Ia menarik tangan Jeongin hingga pakaiannya jatuh berserakan.

Jeongin membulatkan matanya, terkejut.

"Aku bilang duduk, turuti perkataanku!" Desis Hyunjin sembari matanya mengarahkan agar Jeongin duduk diranjang.

Jeongin dengan gugup mengangguk kaku lalu menuruti perintah Hyunjin untuk duduk diranjang.

Setelah melihat Jeongin terduduk diranjang, Hyunjin langsung memunguti pakaian yang berserakan dilantai. Hyunjin memasukkannya kedalam lemari, ia menyusunnya persis seperti yang dilakukan Jeongin.

"Mulai besok, jangan lakukan pekerjaan seperti ini lagi." Ucap Hyunjin, masih sibuk menggantung pakaian di lemari.

"Kenapa?" Tanya Jeongin dengan pelan, tangannya sibuk mengelus perutnya.

Hyunjin menutup pintu lemari setelah menyelesaikannya.

"Kau tahu? Lemari pakaian itu tinggi dan kau dengan seenaknya berjinjit kadang meloncat untuk menaruh pakaian yang digantung. Itu sangat membahayakan anakku!" Kata Hyunjin dengan sorot matanya yang tajam.

Jeongin menundukkan kepalanya, "ma-maaf Jeongin janji tidak akan mengulanginya."

Hyunjin tersenyum kecil, "bagus, pintar sekali." Tangannya mengelus rambut halus Jeongin.

Masih menunduk, Jeongin menahan senyum karena perlakuan manis Hyunjin. Hyunjin terlihat sangat menyayangi anak yang berada dikandungannya.

"Kau lapar?" Hyunjin bertanya sambil mengambil ponselnya yang berada disudut ranjang.

Jeongin menggeleng, "Jeongin tidak lapar." Jeongin mengelus perutnya sesekali wajahnya mengeryit menahan sakit.

Hyunjin berhenti memainkan ponselnya, wajahnya menoleh kearah Jeongin. "Kapan kau makan?"

Jeongin menggeleng lagi, "Jeongin belum makan."

Hyunjin menghembuskan nafasnya, "kau harus makan. Sebentar, aku akan mengambilkan makanan untukmu." Hyunjin menaruh ponselnya dan bersiap berjalan keluar kamar.

Jeongin menggeleng kecil menolak ucapan Hyunjin. "Tidak, kak Hyunjin saja yang makan. Jeongin mau tidur saja." Hyunjin menghentikan langkah kakinya, matanya memperhatikan Jeongin.

Jeongin merebahkan dirinya di kasur empuk. Jeongin benar-benar merasakan seluruh tubuhnya sakit, padahal hari ini ia tidak melakukan pekerjaan yang berat. Tetapi rasanya tubuhnya terasa sangat sakit dan pegal.

"HEIII!!! KAU PIKIR AKU MENYURUHMU MAKAN UNTUK APA BODOH?! AKU TIDAK PEDULI JIKA ITU HANYA KAU TAPI SEKARANG DIPERUTMU ADA ANAKKU, AKU HANYA TIDAK INGIN ANAKKU KELAPARAN! JANGAN PERNAH SESEKALI MEMBANTAH UCAPANKU!!!" Bentak Hyunjin dengan sangat keras.

Jeongin tersentak mendengar bentakan Hyunjin, ia langsung cepat-cepat bangun dari tidurnya. Jeongin menundukkan kepalanya, air matanya tiba-tiba terjatuh. Entahlah akhir-akhir ini jika Hyunjin membentaknya ia akan langsung menangis.

"Tunggu disini, aku akan membawa makananmu." Hyunjin berjalan keluar kamar.

Jeongin mengangguk seraya menghapus sisa-sisa air matanya. Hatinya benar-benar sakit jika Hyunjin membentaknya, ia akhir-akhir ini menjadi lebih perasa dan cengeng.

Jeongin mengelus pelan perutnya, "kamu harus mau makan ya sayang, Ayah lho yang bawain Bunda makan. Jangan dimuntahin lagi, kali ini kamu harus nurut biar Bunda nggak dimarahin Ayah."

•••

Jangan lupa vote komen ya❤️

Holaa~
Maaf ya aku menghilang cukup lama hhehe
Syukur syukur masih ada yang nungguin cerita nggak jelas ini wkwkkk