16

5K 692 32
                                    

"Mmm, Seungmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mmm, Seungmin.." cicit Jeongin sambil menggaruk pucuk kepalanya.

Seungmin mengerutkan keningnya, aneh melihat tingkah Jeongin, "kenapa?"

"Hari ini aku pulang dengan Pak Hyunjin, dia akan menjemputku."

Seungmin tersenyum kecil, "baiklah, kalau begitu aku akan pulang dengan Mashiho. Iyakan?" Seungmin menyenggol bahu Mashiho yang berada tepat disebelahnya.

Mashiho mengangguk kecil, "tentu saja. Kita akan pulang bersama."

Mata Jeongin berbinar sambil menatap Seungmin, "benarkah? Seungmin tidak marah?"

Seungmin terkekeh seraya mencubit gemas kedua pipi gembil Jeongin, "untuk apa? Bahkan aku tidak punya hak untuk marah."

Jeongin tersenyum menampilkan deretan gigi yang rapih.

"Aku akan menemanimu sampai Pak Hyunjin datang," kata Seungmin sambil matanya mengamati mobil yang berlalu lalang didepan restoran tempatnya bekerja yang kini sudah tutup karena hari sudah malam.

Mashiho menguap merasakan kantuk yang menyerangnya, "bisakah kita pulang lebih dulu? Aku tidak tahan dengan kantukku." Mashiho kembali menguap dan kini air mata juga keluar dari sudut matanya karena kantuk yang benar-benar sudah tidak bisa ia tahan.

"Kalian pulang duluan saja," titah Jeongin sambil tersenyum kearah Mashiho dan Seungmin.

"Tidak, aku tidak akan membiarkanmu sendirian disini." Tolak Seungmin dengan tegas.

Jeongin menggeleng, "tidak apa-apa, tidak perlu khawatir. Jeongin akan baik-baik saja." Kata Jeongin berusaha menyakinkan Seungmin.

Seungmin menghela nafasnya, "oke, kami pulang duluan. Jaga dirimu dengan baik." Ujar Seungmin.

Jeongin mengangguk cepat, "pasti! Mashiho dan Seungmin hati-hati ya!" Teriak Jeongin dan keduanya hanya membalas dengan acungan jempol.

Beberapa saat setelah Seungmin dan Mashiho meninggalkan Jeongin, mobil Hyunjin berhenti tepat di depan Jeongin.

"Silahkan masuk," supir Hyunjin membukakan pintu mobil lalu mempersilahkan Jeongin untuk masuk ke dalam mobil.

Jeongin mengangguk mengerti lalu ia duduk di belakang kursi penumpang tepat disamping Hyunjin yang tengah sibuk dengan ponselnya.

Mata Jeongin tidak bisa berhenti menatap kearah Hyunjin. Rambut Hyunjin terlihat sudah tidak rapi. Hyunjin sudah tidak menggunakan jasnya, Hyunjin hanya mengenakan kemeja putihnya. Lengan kemejanya pun sudah digulung hingga siku. Hyunjin benar-benar sangat seksi itu pendapat Jeongin.

"Berhenti menatapku." Hyunjin berkata dengan datarnya tetapi matanya tidak lepas dari ponsel.

Dengan cepat Jeongin langsung membuang pandangannya ke arah lain karena malu ketahuan menatap Hyunjin.

•••

Jeongin terduduk diranjang besar milik Hyunjin dengan tangan yang sibuk memijat kakinya, tadi ketika Jeongin mandi ia tidak sengaja terjatuh dan menyebabkan dirinya terpeleset. Kakinya sekarang benar-benar sangat sakit.

Berbeda dengan Hyunjin yang langsung masuk keruang kerjanya begitu mereka tiba di apartemen.

"Kalau dia sibuk diruang kerjanya, untuk apa menjemputku dan menyuruhku menginap di apartemen nya." Ujar Jeongin dengan pelan bahkan hampir berbisik.

Jeongin buru-buru menggelengkan kepalanya, "issshh, ada apa dengan pikiranku. Tentu saja Pak Hyunjin bebas memerintahkan apapun yang dia mau kepadaku."

Jeongin kembali memijat kakinya guna meredakan sakit yang menderanya, "awwssshhh.. kenapa rasanya sakit sekali?" Jeongin meringis dengan kening yang mengerut karena menahan sakit pada kakinya.

"Ada apa dengan kaki mu?"

Jeongin berjengit kaget begitu suara berat dan seksi milik Hyunjin menyapa indera pendengarannya.

"Hei, ada apa dengan kaki mu?" Hyunjin mengulangi ucapannya sembari melangkahkan kakinya mendekat ke ranjang.

Jeongin menetralkan degup jantungnya, jantungnya bereaksi sangat berlebihan ketika Hyunjin mendekatinya.

Hyunjin sedikit menundukkan badannya untuk memegang kaki Jeongin,

"Awwwssshhhh..." Jeongin langsung meringis begitu Hyunjin sedikit menekan kakinya yang bekas terpeleset.

Kedua alis Hyunjin berkerut, "kau jatuh?"

Jeongin menganggukkan kepalanya dengan ragu, "iya, Jeongin tidak sengaja jatuh di kamar mandi."

Hyunjin berdiri lalu tangannya menyentil pelan kening Jeongin, "dasar ceroboh."

Jeongin terkekeh kecil merutuki kebodohannya sendiri, Hyunjin benar dirinya memang sangat ceroboh.

Hyunjin duduk dipinggir ranjang setelah sebelumnya menyuruh Jeongin untuk bergeser.

"Pak Hyunjin mau ngapain?" Tanya Jeongin mengantisipasi Hyunjin yang sudah ingin mengoleskan sesuatu di kaki Jeongin.

Hyunjin mendengus, "tentu saja ingin mengoleskan kakimu dengan minyak ini." Hyunjin menunjukkan sebotol minyak urut kearah Jeongin.

"Lebih baik kau diam saja!" Ucap Hyunjin dengan suara dinginnya. Tangannya dengan bebas mengoleskan minyak tersebut ke kaki Jeongin.

Hyunjin mengoleskannya dengan lembut, karena Hyunjin sejujurnya sedikit tidak tega melihat raut wajah kesakitan yang ditunjukkan oleh Jeongin.

Hyunjin menyudahi olesannya lalu tangannya menutup tutup botol tersebut,

"Sudah. Lebih baik kau cepat tidur. Kalau besok kakimu masih sakit, aku akan membawamu kerumah sakit." Ucap Hyunjin dengan datar seraya bangkit dari ranjang.

Jeongin mengangguk pelan, sebuah senyuman langsung terbit karena bahagia dengan segala bentuk perhatian yang Hyunjin tujukan kepada dirinya.

•••

Jangan lupa vote komen ya ❤️

This Is Love [HyunJeong]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang