Happy reading❤
.
.
.
.
.
.🍁🍁🍁
Hari ini adalah hari tersial yang pernah Arina alami. Tidak ada angin tidak ada hujan seluruh anggota OSIS memasuki kelas untuk memeriksa pelengkapan atribut siswa. Arina menepuk wajah nya pelan sambil menggeram kesal karena tidak ada yang memberi tahu nya, tentang.
Arina melirik tajam Aqila yang terlihat sangat santai. Jelas santai karena apa, hari ini Aqila benar-benar menggunakan atribut lengkap tanpa melanggar sedikt pun.
“Aqila curang banget sih! Aqila liat, aku lupa ga pake dasi, mana kaos kaki aku juga biru. Alamat di gunting lagi ini mah,” ucap Arina panik, karna pasti kaos kaki milik nya akan di gunting lagi dan membersihkan taman karena tidak memakai dasi.
“Lo sihhh, kan gue udah bilang hari ini bakalan ada rajia, ko lo lupa sih?” jawab Aqila kesal.
“Ihh kapan kamu ngasih tau Arina?” tanya nya binggung.
“Cek handphoone lo gue udah WhatsApp lo tapi lo ga baca jadi, salah siapa ? Emang ka Nazar ga bilang sama lo kalau hari ini ada rajia?” tanya nya heran.
Arina pun segera mengecek handphoone nya dan ternyata benar Aqila sudah memberitau nya, dan kenapa abang nya tidak bilang jika hari ini di lakukan rajia. Arina benar-benar mengerutuki kebodohan nya yang sangat amat tidak patut untuk di contoh!
“Mampus aku,” lirih Arina sambil mengusap wajah nya kasar.
“Udahlah, terima nasib aja.” Aqila mengejek Arina yang sedang panik.
“Kok Aqila sekarang lengkap sih!! Kan biasanya kamu nemenin Arina di hukum Aqila curang banget!” ketus Arina.
“Ehhh gue cape di hukum mulu, kali-kali gue jadi anak baik gitu,” ucap nya sambil menggoda Arina.
Akhirnya Arina hanya bisa pasrah kalau kaos kaki yang baru ia beli kemarin di gunting lagi oleh para OSIS. Semoga saja abang nya bisa menyelamatkan Arina. Anggota OSIS pun akhirnya mulai angkat bicara.
“Semua murid perempuan maju ke depan, Nad lo periksa mereka.” Intrupsi dari Nazar membuat semua murid perempuan maju kedepan dan mulai di periksa satu persatu.
Pemeriksaan pun dimulai. Bagi murid yang menggunakan atribut lengkap dan tidak bermasalah sedikit pun di persilahkan untuk kembali ke tempat nya. Arina terus melafalkan doa dalam hatinya, semoga hari ini dia mendapatkan keberuntungan.
“Ehh Ka Nad, Kakak cantik deh hari ini,” elak Arina mencoba untuk terhindar dari hukuman nya.
“Gue emang cantik dari lahir, mata Lo buta sampe ga bisa liat kecantikan gue?” tanya Nadia sambil mengibaskan rambut nya, membuat Arina memutar bola matanya malas. Namun, dia harus bisa mencoba untuk meluluhkan Nadia.
“Nah maka dari itu, orang cantik itu biasanya baik. Dia ga bisa ngehukum orang jadi, bebasin Arina ya Ka,” pinta Arina dengan wajah memelasnya.
“Ouhhh ... sayang nya gue ga sebaik itu sekarang. Buka kaos kaki Lo, biar gunting lagi."
“Jangan lah Ka, ini kaos kakinya aku baru beli loh Ka. Masa mau di gunting gitu aja, sayang ga boleh buang-buang duit orang tua. Besok-besok ga lagi deh janji,” bujuk Arina.
“Besok ya beda cerita lagi lah, sekarang siniin cepet kaos kaki Lo!”
“Ayolah Ka, kita kerja sama untuk kali ini. Jangan di ambil ya Ka, pliss,” pintanya sambil memasang muka memerasnya.
“Ngaa!! Peraturan tetap peraturan jadi lo harus mematuhinya. Lo ngehambat kerja kita. Liat tuh, teman-teman lo udah pada duduk tinggal lo doang! Cepetan siniin kaos kaki lo!!” sentak Nadia mulai meninggi.
“Ada apa?” ucap Nazar santai.
“Ini Zar, dia ga mauu nyerahin kaos kaki dia padahal kan itu di larang,” ucapan Nadia lembut pada Nazar sedang kan kepada Arina dia di bentak-bentak dasar nenek sihir.
Akhirnya Nazar memberi tatapan tajam pada Arina lagi-lagi dia bikin Nazar malu kalau bukan adik nya sudah di pastikan Arina sudah di gantung di pohon toge!
“Lo serahin kaos kaki lo sekarang, apa gue harus manggil Bu Mita, biar lo di hukum lebih berat lagi?” ucap nya dingin.
Arina menatap Nazar dengan tatapan memohon namun, Nazar seolah-olah tidak peduli. Ck! Fiks, Arina ga mau ngakuin abang sebagai Abang Arina nanti. Arina kesel sama Abang, yang ga mau bantuin adik nya! Gerutuk Arina dalam hati.
“Lo denger ga sihh?” lanjut Nazar membuat Arina tersadar dari lamunan nya.
“Iya! Sabar dong, Ka,” sentak Arina Sambil memberikan kaos kakinya kepada Nadia.
“Sekarang, Lo pergi ke taman belakang dan bersih in, sampe bener-bener bersih,” ucap Nazar.
“Tapi Ka, taman belakang kan jarang ada yang datang in pasti bersih-bersih aja lah. Terus apa yang mau di beresin coba?” tanya Arina mencoba untuk melawan
“Bersihin apapun, yang sekiranya kotor. Bisa? Jangan banyak ngebantah, karena disini Lo yang salah,” ucap Nazar sambil menatap tajam Arina. Arina berdecak kesal lalu memutar bola matanya malas.
“Baik semuanya terima kasih atas kerja sama nya. Gue harap, Lo semua ga mencontoh murid kaya dia,” ucap Nazar sambil melirik Arina. Anggota OSIS pun keluar dan memeriksa kelas lain .
Arina menggeram kesal lalu menghentak kakinya keluar dari kelas. Mau tidak mau, Arina harus membersihkan taman belakang yang katanya ‘kotor’ padahal, setau Arina, taman itu tidak ada kotor-kotornya!
Langkah Arina terhenti ketika Arina melihat ada seseorang yang telah duduk disana. Orang yang sangat dia kenal orang itu adalah Rizki. Tak mau lama berpikir akhirnya Arina memutuskan untuk langsung membersihkan taman itu ya, mungkin hanya sedikit kotor jadi Arina tidak terlalu cape.
Arina mengambil sapu lidi dan pengki yang ada disana. Lalu mulai menyapu dedaunan kering yang berjatuhan. Sesekali Arina melirik Rizki yang terfokus, dengan buku nya dan earphone yang menggantung di kedua telinganya.
Kalau di lihat-lihat ... Ka Rizki ganteng juga yah. Sayang banget, sikap nya cuek muka nya juga datar-datar aja. Ck! Bukan tipe aku banget! Gumam Arina dalam hati.
Merasa di perhatikan Rizki mengangkat wajahnya dari buku lalu melirik ke arah, dimana dia merasa di perhatikan. Arina tersentak kaget karena tiba-tiba Rizki mengalihkan tatapan nya. Arina pura-pura menyapu lagi, hingga tanpa sadar Rizki sudah berdiri tepat di hadapan nya membuat Arina meneguk ludahnya kasar.
“Ngapain lo?” tanya nya datar.
“Eh? Aku lagi beresin taman Ka, aku di hukum gara-gara ga pake dasi,” ucap Arina sambil tersenyum canggung
“Gue tanya, ngapain Lo liatin gue?” Arina menganga seketika lalu memalukan wajah nya menatap ke arah lain.
“A-ah, masa sih Ka, perasaan Kakak aja kali. Orang ... aku lagi nyapu ko,” ucap Arina sambil tertawa hambar.
Rizki menghela nafas pelan. Akhirnya Rizki pun memutuskan bergegas untuk pergi meninggalkan taman ini tetapi, langkah nya terhenti ketika ada tangan yang memegang nya. Rizki melihat tangan nya yang di gengam Arina, lalu beralih menatap Arina dengan satu alis yang terangkat.
“Ka, bisa diem lebih lama disini ga? Plis temenin aku dulu, sampai ini beres. Bentar doang ko,” ucap nya memelas.
“Lepas!!” ucap Rizki sambil menyentakan tangan Arina hingga terlepasnya dari tangan nya.
“Maaf Ka,” lirih Arina sambil menundukan kepalanya.
Rizki tidak memperdulikan Arina, dia melanjutkan langkah nya meninggalkan tempat itu. Membuat Arina menggerutuk kesal. Tapi, Rizki tidak sepenuh nya pergi dia menyembunyikan tubuh nya di balik tembok, yang memperlihatkan Arina sedang bersih-bersih sambil misuh-misuh.
"Sorry, gue cuman mau pastiin perasaan gue sama Lo. Gue ga mau jatuh terlalu dalam sama perasaan ini," gumam Rizki pada dirinya sendiri.
Sekarang Rizki sadar, membentak dan membiarkan Arina seperti itu. Membuat hatinya tidak tega, ingin rasa nya dia kembali kesana tapi, rasa gengsi yang cukup besar terlalu menyelimuti hatinya. Hingga akhirnya Rizki meninggalkan tempat itu, membiarkan Arina membersihkan taman itu sendirian.TBC!!
SELAMAT MEMBACA❤Jangan lupa tinggalkan jejak!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cool My Boy Friend [TAMAT]
Novela Juvenil#1 in Favorit 29-12-2019 #1 in bad girl 29-12-2019 #1 in Osis 31-12-2020 #6 in Coolboy 03-05-2020 #5 in Senior 23-04-2020 #9 in Teenfiction 13-06-2020 #48 in Remaja 15-08-2020 #81 in Fiksiremaja 27-04-2020 #1 in Mostwanted 10-06-2020 #1 Teenfict...