Part 25

7.3K 228 0
                                    

Suatu hari nanti,
Aku percaya, luka ini akan sembuh perlahan mengobati diri. Butiran semangat akan tumbuh lagi menghias diri. Segaris senyum akan tercipta dengan indah di bibir ini. Kebencian mu bukan alasan ku untuk tidak bahagia saat ini. Justru aku akan lebih kuat setelah ini setelah kau membenci tanpa tau penyebab nya.

× Arina Natasya Wijaya ×

Happy reading
.
.
.
.
.
.

🍁🍁🍁

"Terserah dehh ka aku cape" saat rizki ingin menjawab nya seseorang dari dalam sudah terlebih dahulu memanggil arina.

"Arina!! Kamu apain sherin?!" Ucap Firman sambil berkacak pinggang saat sudah di depan arina.

"Ay....ahhh?!" Arina terkejut saat mendapat kan bentakan lagi oleh firman "Arina ga ngapa ngapain ka sherin yah" Ucapnya kebingungan.

"TAPI KENAPA KAKI DIA BISA TERKILIR?!" Ucapnya sambil menatap tajam arina, arina tidak habis pikir pada ayah nya mengapa ia bersikap seperti ini pada arina.

"Arina juga ga tau yah!" Arina sedikit meninggikan suaranya dan menatap firman.

"Waktu arina liat ka sherin dia udah jatuh jatuh dan minta tolong sama arina! Ayah kenapa sih akhir akhir ini selalu nyalahin arina?! Ayah selalu bentak arina, padahal sebelum nya ayah ga pernah sama sekali bentak arina! kenapa yah kenapa?" Sekarang nada arina mulai sedikit merendah semenjak sherin datang di kehidupan nya semua begitu rumit.

"Apa ayah udah ga sayang lagi sama arina? Apa ayah! Juga mau benci arjna sperti bang juna?" Arina mulai menatap firman hati nya sungguh sesak saat melihat orang yang ia sayang malah mementingkan orang asing dibandingkan dirinya dan firman pun hanya mampu terdiam tiba tiba mulut nya kaku untuk menjawab pertanyaan yang di lontar kan putrinya.

"De, bukan gitu, ay....ah, ayah cuman Nepatin janji ayah sama om Bani, supaya menjaga sherin dengan baik" Firman berusaha memegang pundak arina tetapi arina langsung memundurkan langkah nya.

"Apa harus ayah benrak bentak Arina? Apa harus ayah ngasingin arina?! Semenjak dia disini ayah seperti menganggap arina ga ada, Arina tau dia lebih sempurna dari arina, emang bener 'pembunuh' kaya arina ga pantes ada disini."

Tanpa arina sadar butiran bening itu sudan jatuh di pelupuk mata arina, hati nya sangat sakit, ia tidak tau harus bagaimana lagi, apakah ia harus menyerah? Atau harus bertahan?

"De ayah minta maaf, tapi ay--" Ucapan ya terhenti karena arina Mukai memotong ucapannya.

"CUKUP YAH! Arina ngeri ko, maaf kalau selama ini arjna cuman bisa bikin ayah susah." Arinaoun perlahan mundur dan langsung berlari keluar gerbang rumah nya, firman pun ingin mengejar nya tetapi rizki menghalangi nya rizki yang sedari tadi memperhatikan berdebatan mereka.

"Biar rizki aja om, om harus nya percaya sama anak om, atau om seharusnya denger dulu penjelasan dari anak om bukan langsung marahin anak om gitu aja, rizki ada di sana om dan rizki liat sendiri sherin jatuh bukan karna arina." Rizki pun langsung berlari mengejar arina, karena rizki yakin arina belum terlalu jauh dari sini.

"Yah, mending sekarang ayah masuk dulu, biar arina nazar yang urus" Nazar pun yang melihat nya mulai menenangkan firman.

"Ayah salah bang, ayah salah ga seharus nya ayah bentak adek kamu kaya gitu!" Firman sangat menyesali perbuatan nya.

The Cool My Boy Friend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang