Hari perlombaan pun tiba, dan Nawalia terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Malam sebelumnya, ia tidur sangat larut karena latihan terakhir yang intens, dan tubuhnya merasa sangat lelah. Jam alarm berbunyi, namun tubuhnya terasa sangat berat, seperti tidak ingin bangun dari tempat tidur.
Gita yang tidur di kamar sebelah, tahu betul betapa kerasnya latihan Nawalia selama ini, segera datang ke kamar Nawalia dengan wajah khawatir. Ia mengetuk pintu dan memanggil dengan suara lembut.
"Al... bangun! Kamu nggak bisa telat, loh! Lomba udah mau mulai, ayo, semangat!"
Namun, Nawalia tetap terbaring malas, enggan membuka mata. Keadaan tubuhnya yang pegal dan lelah benar-benar membuatnya kesulitan untuk bergerak.
"Gita... aku capek banget, rasanya kayak nggak bisa berdiri..."
Gita masuk ke dalam kamar dan mendekati tempat tidur Nawalia, kemudian duduk di sisi ranjang.
"Al, kalau kamu nggak bangun sekarang, nanti bakal terlambat! Ini kan final! Kamu udah sampai sejauh ini, jangan sampai kalah sama rasa malas kamu, ya!"
Dengan sedikit dorongan dari Gita, Nawalia akhirnya memaksa dirinya untuk bangun. Gita membantunya bangkit dan mencarikan pakaian latihan. Nawalia masih merasa berat, namun semangat Gita membuatnya merasa sedikit lebih baik.
"Kamu pasti bisa! ini puncak dari semua kerja kerasmu selama ini!"
Setelah makan pagi dengan cepat dan persiapan singkat, Nawalia berangkat menuju arena dengan Gita yang terus memberinya dukungan. Begitu tiba di tempat pertandingan, suasana semakin intens. Ribuan mata tertuju pada para pemain, termasuk Nawalia yang akan bertanding di final tunggal putri.
Pertandingan pun dimulai, dan Nawalia segera merasakan ketegangan. Namun, meski tubuhnya terasa lelah, ia berusaha keras untuk tetap fokus. Setiap gerakan, setiap pukulan, ia lakukan dengan sepenuh hati. Gita terus menyemangatinya dari pinggir lapangan, memberikan energi tambahan yang sangat dibutuhkan Nawalia.
Pertandingan final itu berlangsung sangat sengit, lawannya tidak kalah tangguh. Namun, berkat latihan dan tekad yang kuat, Nawalia berhasil mengatasi semua rintangan. Di akhir pertandingan, setelah sebuah smash yang mematikan, Nawalia akhirnya menang. Sorakan dari penonton menggemuruh, dan ia merasa lega sekaligus bahagia, tak percaya bisa mencapai puncak itu.
Gita berlari mendekat dengan senyum lebar di wajahnya, memeluk Nawalia dengan gembira.
"Selamat, kamu luar biasa! Aku bangga banget sama kamu!" Nawalia tertawa kecil, merasa lelah tapi sangat puas.
"Ini semua berkat kamu, Gita. Kamu yang selalu ada buat aku. Makasih"
Gita hanya tersenyum dan mengelus rambut Nawalia, bangga melihat sahabatnya berdiri di podium juara.
Hari itu, Nawalia merayakan kemenangannya bersama teman-temannya, namun di dalam hatinya, ia merasa lebih dari sekadar bangga. Semua kerja keras, rasa lelah, dan ketegangan akhirnya membuahkan hasil yang sangat manis. Dan yang paling penting, dia tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fly To Eternity
Sachbüchercinta, kehilangan, dan pengorbanan, meskipun hidup penuh dengan ujian dan penderitaan, jiwa seorang pahlawan tetap terbang menuju keabadian.