Nichol meletakkan tasnya kasar. Hari ini ban motor nya kempes-- ia harus mendorong motornya terlebih dahulu sampai ke bengkel. Untung beribu untung, dia tidak terlambat ke sekolah.
"Nich, lo di panggil bu Susan tuh. Disuruh ke kantor," Vektor-- teman sekelas Nichol memberi tahu.
Nichol memutar bola matanya,"Aelah ribet." Gumam-nya lalu melenggang pergi menuju kantor. Di koridor sekolah, matanya menyipit saat melihat sosok wanita yang ia hindari.
Prilly sedang berjalan menunduk membawa setangkai bunga."Mampus gue." Gumam-nya lalu bersiap melarikan diri lagi.
Saat hendak lari-- kaki-nya terhenti saat melihat seorang cowok mendekati Prilly. Nichol memperhatikan keduanya. Tak bisa mendengar apa yang dibicarakan, tapi.. Ia melihat Prilly yang memberikan bunga tersebut pada laki-laki itu. Nichol merasa tidak suka, ia kira bunga itu untuk dirinya.
Kemudian tangan cowok itu mengandeng Prilly dengan senyuman. Bodohnya, Prilly tidak menolak sama sekali."Huh, katanya suka sama gue.. giliran ada yang ganteng dikit aja langsung nempel." Gerutu Nichol lalu melanjutkan langkahnya. Tak peduli nanti akan berpapasan dengan Prilly.
Saat berpapasan dengan Prilly. Nichol bergaya sok cool di depan dua orang itu."Eh, Nichol.. mau kemana? Nyariin Prilly ke kelas ya? Padahal Prilly ini mau menuju kelas Nichol loh."
Huek.
Semenjak menyatakan cintanya kemarin, sifat Prilly berubah menjadi lebih nempel pada Nichol. Kalau biasanya hanya bertanya apa atau yang biasa biasa saja, ini tidak. Gadis itu mulai menggombali Nichol, ewh.
"Apa?!"
Prilly tersenyum,"Prilly mau ngasih ini ke Nichol." Gadis itu merebut bunga dari tangan cowok di sampingnya.
Nichol menerima bunga itu."Buat gue?"
Prilly mengangguk,"Iya buat Nichol."
Nichol tersenyum kecut,"Lo ngasih gue bunga bekas gitu? Tadi lo ngasih ke dia--" tangan Nichol menunjuk wajah Ali--cowok di samping Prilly."Sekarang lo ngasih ini ke gue?" Nichol berteriak.
Prilly mengerjap bingung."Kok? Engga tau.. Ini bunga emang buat Nichol. Ali tadi cuma bantuin megang doang, Tangan Prilly capek megang bunga." Gadis itu menjelaskan.
Shit, malu.
"Oh? Makasih."
Prilly tersenyum senang."Sama sama, Nichol." Gadis itu menjawab lembut."Nichol mau kemana?"
"Kantor."
"Ngapain?"
Nichol berdecak,"Ketemu bu Susan."
Prilly mendekati Nichol,"Ikut yah?"
Nichol menatap Prilly tidak percaya,"Ngapain? Gak ah." Tolak-nya lalu berjalan pelan meninggalkan Prilly.
Prilly cemberut."Kok gak di kejar?" Ali bertanya bingung.
"Gak usah deh," Prilly kemudian tersenyum menatap Ali."Prilly disini aja sama Ali." Tambah gadis itu lagi. Ali tersenyum lalu menarik tangan Prilly melanjutkan langkah mereka.
°°°°°
"Ali kemana ya?" Prilly bergumam mencari cowok itu bingung. Setelah istirahat, Prilly ijin ke kamar mandi sebentar. Tapi, saat sudah kembali Ali tidak ada.
Ia kemudian keluar kelas untuk mencari Ali. Ponselnya ia genggam erat,"Ali punya hape gak ya?" Prilly bergumam lagi.
"Ish, dia kan miskin.. mana mungkin punya hape." Lanjut gadis itu. Matanya menyipit saat melihat Ali sedang bersama Nichol di ujung koridor. Prilly tersenyum senang, ia buru-buru berlari mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Love [COMPLETED]
Fanfiction"Mbak Prilly ini.. cantik ya," Prilly menahan senyumnya yang ingin merekah,"Prilly emang cantik dari lahir." Ali mengangguk,"Hati saya senang kalau dekat sama Mbak Prilly." #862 in fanfiction 10/06/2019