Ali mencium punggung tangan Reimon sopan."Saya pulang dahulu Om, terimakasih sudah merawat saya selama dua bulan." Ali tersenyum.
Aurora tersenyum,"Aurora juga pamit Pi, seminggu lagi balik kok." Gadis itu cengegesan. Lalu ikut mencium punggung tangan Reimon.
"Eh eh.. Tunggu!" Dari belakang datang Prilly yang menyeret dua koper sekaligus. Di belakang gadis itu juga ada bibi yang menyeret satu koper lagi."Prilly ikut ke Semarang!"
Reno terkekeh,"Mau liburan apa pindahan?" Ledek-nya pada anak sang sahabat-- Reno memang memiliki selera humor yang tinggi.
Prilly mengerucutkan bibirnya,"Ya mau ikut Ali sama Aurora. Papa Reno, ngizinin Prilly kan?" Tanya-nya dengan raut wajah memohon imut.
Reimon mendengus,"Izin itu sama orang tua kandung dulu Prill, baru ke orang tua orang!" Sindir sang Papi karena merasa tak di anggap.
Reno tertawa,"Kamu tersingkir-kan Rei," ledek-nya lagi yang membuat Reimon kesal.
Prilly tersenyum,"Jadi.. Prilly ikut Ali sama Aurora ke Semarang."
Aurora berdecak,"Lo ribet deh. Kita di Semarang cuma seminggu, gausah bawa banyak baju. Dan juga, kalau kurang apa-apa kan tinggal beli," Ujar Aurora ogah-ogahan.
Prilly memutar bola matanya,"Udah tau. Ini isinya camilan, trus ice cream semua. Siapa tau disana gak ada supermarket atau Mall, trus gak ada kedai ice cream seenak disini." Prilly menyerocos.
"Heh, lo kalo bawa barang yang bener dong. Lagian, lo ngapain bawa ice cream? Pas sampe sana caer, oon!" Cerca-nya kesal.
Prilly menepuk jidatnya,"Oiya. Lupa, emm.. berarti Prilly gak harus bawa apa-apa." Tangan-nya dengan gampang melepas koper yang ia pegang.
Ali terkekeh pelan,"Di Semarang ada supermarket kok mbak, ada mall juga." Jelas-nya yang membuat Prilly sedikit lebih tenang.
Ponsel gadis itu tiba-tiba bergetar. Menandakan ada panggilan yang masuk."Halo?"
"...."
"Prilly lagi sibuk. Tolong jangan ganggu Prilly lagi."
"...."
"Apalagi sih? Gak. Prilly gak mau denger, udah Prilly matiin." Tut. Dengan wajah kesal, Prilly menjulurkan lidahnya ke arah ponsel padahal bukan video call.
Ali terkekeh lagi,"Nichol?" Tebak-nya.
Bukanya menjawab gadis itu malah masuk ke dalam mobil yang mengantar mereka terlebih dahulu."Ayok jalaan, telat entar!" Katanya memekik.
Semua-nya lantas geleng-geleng kepala atas sikap Prilly yang abstrak itu. Keempat orang tersebut langsung menuju ke bandara untuk pergi ke Semarang.
°°°°°
"Mama.. Ali kangen," Ali memeluk sang Mama erat. Sang Mama balas memeluk anak-nya itu.
Celsi-- Mama Ali tersenyum."Kamu apakabar? Ya ampun, Mama khawatir pas Aurora ngabarin kalau kamu kambuh, udah gakpapa sekarang kan sayang?" Sang Mama bertanya perhatian.
Ali mengangguk,"I am okay Ma. Gausah khawatir, Emm.. Ali bawa--
Aurora dan Prilly muncul dari balik punggung Ali."Hai Tante, kenalin.. Nama aku Aurora." Aurora tersenyum. Ia memang sering menghubungi Celsi tapi belum pernah bertemu langsung.
Celsi bercipika cipiki dengan Aurora."Ini toh Aurora, cantik-nya.." puji Celsi senang.
Pandangan Celsi beralih pada Prilly,"Kalau ini namanya siapa? Gak kalah cantik." Tanya Celsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Love [COMPLETED]
Fanfiction"Mbak Prilly ini.. cantik ya," Prilly menahan senyumnya yang ingin merekah,"Prilly emang cantik dari lahir." Ali mengangguk,"Hati saya senang kalau dekat sama Mbak Prilly." #862 in fanfiction 10/06/2019