Nichop menatap ratusan undangan yang sudah tercetak rapi di meja belajar-nya. Ia tersenyum perlahan, orang yang akan ia beri pertama adalah-- Aurora. Gadis itu juga akan mendapatkan suapan pertama setelah orang tuanya.
Sejauh ini, Nichol masih mencintai Aurora. Tidak berkurang, malah semakin berlebih. Ia kemudian menatap bingkai foto yang juga berada di atas meja belajar-nya, Ada foto dirinya dan Aurora disana. Sedang berada di rumah Nichol beberapa bulan lalu.
"Ra, gue kangen."
Tangannya kemudian mengambil setumpuk undangan itu lalu memasukkan ke dalam tas. Ia siap berangkat ke sekolah pagi ini, dengan menyebarkan undangan pesta ulang tahun-nya.
Tak perlu waktu lama, Nichol sampai di sekolah. Cowok itu melepas helm-nya dan berjalan-- mencari Aurora. Saat sudah melihat gadis yang ia cari, ia segera menghalangi jalan Aurora."Pagi Ra!" Sapa Nichol.
Aurora terjengkit kaget."Aih, gue kira apaan. Nape sih?" Kesal Aurora sambil memukul bahu Nichol kencang.
Bukan mengaduh kesakitan, Nichol malah tertawa."Bentar.. gue punya sesuatu buat lo." Cowok itu buru-buru merogoh tas-nya dan memberikan Aurora sebuah undangan.
Aurora memperhatikan undangan itu lekat-lekat,"Cie cie.. yang mau sweet seventeen! Makan-makan nih gue besok malem." Canda Aurora.
Nichol ikut tertawa."Dateng ye. Awas kalo kagak, gue sembelih lo." Ancam Nichol bercanda.
Aurora tertawa keras,"Gue usahain ya. Eh, nanti pas acara.. lo ngajak Prilly dansa gitu ya? Ala-ala pangeran sama putri.." Aurora mulai menatap Nichol lekat.
"Iya Ra."
"Jangan lupa, kue pertama setelah keluarga lo itu buat Prilly. Bikin dia ngerasa kalau dia istimewa di mata lo,"
"Iya Ra."
"Oiya, kapan nih lo buat rencana untuk nembak Prilly?" Aurora bertanya.
Nichol memasang wajah biasanya,"Emang harus?" Tanya-nya balik.
Aurora berdecak,"Ya haruslah.. lo harus bikin Prilly jatuh ke tangan lo, dan dia jadi jauh sama Ali. Trus, Ali buat gue deh." Aurora tertawa.
"Iya Ra."
Aurora menyentuh pipi Nichol,"Yang ikhlas dong.. katanya pengen lihat gue bahagia? Ya ini kebahagiaan yang gue mau."
Nichol tersenyum paksa. Berusaha menegarkan dirinya,"Iya Aurora. Gue bakal lakuin apa aja yang buat lo seneng."
"Makasih ganteng, baik banget deh." Goda Aurora. Gadis itu kemudian berpamitan pergi ke kelas. Nichol termenung, apa keputusan nya ini benar?
°°°°
"Mbak Prilly kenapa gelisah gitu?" Ali bertanya bingung. Cowok itu dari tadi memperhatikan Prilly lekat yang nampak sedang mengintip ke arah luar kelas.
Prilly menatap Ali resah,"Nichol lagi bagi-bagi undangan ulang tahun-nya. Prilly dikasih gak ya?" Gadis itu bertanya penuh harap.
"Seandainya dikasih, mbak Prilly mau pergi?" Ali balik bertanya tenang.
Prilly mengangguk antusias,"Mau dong. Kalau di undang, Prilly bakalan ngado Nichol mobil. Keren-kan?" Prilly semangat bercerita.
Ali mengangguk,"Iya mbak. Mobil apa memang-nya yang mau dikasih?" Ali bertanya antusias.
"Percuma Prilly kasih tau, Ali gak bakalan tau mobil mahal." Prilly kemudian merogoh ponselnya. Ia menunjukkan sebuah mobil sport warna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Love [COMPLETED]
Фанфик"Mbak Prilly ini.. cantik ya," Prilly menahan senyumnya yang ingin merekah,"Prilly emang cantik dari lahir." Ali mengangguk,"Hati saya senang kalau dekat sama Mbak Prilly." #862 in fanfiction 10/06/2019