Ali menatap Prilly lekat-lekat. Mereka kini sedang berada di kantin sekolah, Hari pertama Ali masuk setelah ia menghilang. Cowok itu nampak tampil seperti biasa-- rapi tapi bukan culun. Tadi pagi, Ali berangkat bersama Prilly. Gadis itu tadi meng- cancel ajakan Nichol yang ingin menjemput dirinya.
"Trus perasaan mbak Prilly pas lihat adegan itu gimana?" Ali bertanya sambil sesekali memakan keripik singkong milik-nya.
Prilly nampak berpikir,"Hemm.. Pas itu, Prilly sebenarnya pengen nyanyi." Alis Ali menjadi bertautan, bingung.
"Kok nyanyi sih mbak?"
Prilly mengangguk tiga kali cepat,"Iya nyanyi. Nyanyi lagu.. cintamu itu hoax, sayang mu itu hoax, kini kau tercyduk sama Rora saling peluk. Sakit tapi tak berdarah.." ujar Prilly agak drama.
Ali tertawa pelan,"Kesel sih kesel mbak.. tapi jangan dorong mbak Aurora juga ke kolam renang," Ali menasehati.
Prilly memutar bola matanya."Biarin, andai itu kolam isi buaya.. Prilly lebih seneng." Jawab gadis itu santai lalu meneguk minumannya sampai habis.
Ali kembali tertawa,"Mbak Prilly harus nya bersyukur masih punya kakak. Ndak kaya saya, anak tunggal." Raut wajah Ali jadi sedih sendiri.
Prilly berdecak,"Prilly malah lebih seneng kalau gak punya sodara. Abisnya.. Aurora nyebelin." Wajah Prilly cemberut seketika.
"Nyebelin?"
Prilly mengangguk,"Pas kecil Aurora pernah ninggalin Prilly di mall, Prilly nangis.. gak kenal orang-orang disana, untung Mami ceper nemuin Prilly." Cerita gadis itu.
"Masa mbak Aurora tega ninggalin mbak Prilly di mall sendirian sih?" Tanya Ali seakan tak percaya dengan cerita Prilly.
Prilly mengangguk,"Tapi.. Prilly udah bales. Pas Aurora tidur, Prilly nyeret Aurora ke dalam box-- terus Prilly paketin ke Papua." Cerita Prilly lagi.
Mata Ali melotot,"Seriusan? Trus mbak Aurora gimana?" Tanya Ali penasaran akan kelanjutan cerita Prilly.
"Sial-nya.. Papi sama Mami tau, trus batalin deh paketan-nya. Tapi udah sampe di kabin pesawat waktu itu, hihi. Aurora nangis nangis gitu.. lucu kalo di inget." Prilly tertawa bila mengingat-nya.
Ali menggelengkan kepalanya pelan,"Hus.. ndak boleh gitu sama kakak sendiri, dosa mbak dosa.."
"Aurora yang mulai, Prilly mah mengakhiri aja." Jawab gadis itu enteng lalu bangkit dari duduknya.
Ali ikut bangkit dari duduknya,"Balik ke kelas sekarang?" Ali bertanya. Prilly mengangguk sebagai jawaban,"Oke." Mereka berdua pun berjalan beriringan sembari sesekali bercerita.
°°°°°
"Li. Gue mau ngomong sama lo," Aurora datang dengan santainya di hadapan Ali dan Prilly. Mereka kini sedang berada di parkiran sekolah.
Ali mengangguk kecil,"Sekarang mbak?"
Aurora memutar bola matanya,"Tahun depan!" Sewotnya yang membuat Ali terkekeh."Ya sekarang lah, ayok!"
Prilly menahan tangan Ali,"Trus Prilly gimana? Gak mau. Gak boleh, Ali gak boleh pergi sama Aurora." Tolak Prilly menatap Aurora tajam.
"Yaelah, bentaran doang. Posesif lo!"
"Bodo amat, Prilly ikut!"
Ali menghela nafasnya,"Tunggu sini sebentar ya mbak. Lima menit deh, janji. Hitung pakai hape mbak Prilly aja, kalo lewat lima menit mbak Prilly bisa hukum saya." Ali memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Love [COMPLETED]
Фанфик"Mbak Prilly ini.. cantik ya," Prilly menahan senyumnya yang ingin merekah,"Prilly emang cantik dari lahir." Ali mengangguk,"Hati saya senang kalau dekat sama Mbak Prilly." #862 in fanfiction 10/06/2019