18. MENUNGGU

2.6K 401 54
                                    

Aurora memeluk Ali,"Lo yang tenang. Gue bakal selalu ada di samping lo, gausah takut." Ujar-nya lembut sambil mengusap punggung Ali.

Mata Ali menatap Aurora berkaca-kaca,"Mbak.. saya udah gak lama lagi disini, saya--

"Enggak, ada gue disini." Aurora mengeratkan pelukannya lagi.

Semenjak malam ulang tahun Nichol, kondisi Ali memburuk. Cowok itu memang sudah lama divonis dokter menderita penyakit kanker hati. Makanan yang masuk di dalam perut Ali harus benar-benar sehat, Ali tidak di perbolehkan makan makanan yang berlemak tinggi, atau ice cream.

Kata dokter, belakangan ini Ali sering makan ice cream-- oleh karena itu penyakitnya jadi makin parah. Di tambah lagi, Ali menyelamatkan Aurora kala pesta Nichol dengan cara masuk ke dalam kolam renang dingin waktu malam hari. Kondisi Ali benar-benar buruk.

Awalnya, Aurora tidak tau mengenai hal ini. Tapi, saat dalam perjalanan pulang mengantar Aurora, Ali tiba tiba saja mimisan. Aurora sangat panik waktu itu, segera mungkin ia memutar balik mobil dan menuju ke arah rumah sakit. Dari sana, ia mengetahui bahwa Ali mempunyai penyakit kanker.

Tapi, Aurora sudah berjanji kepada Ali untuk tidak memberi tahu Reimon dan Prilly atas hal ini. Dengan syarat, Ali harus rajin check up bersamanya.

Ali bukan menghilang ke Semarang waktu itu, ia di rawar di rumah sakit selama dua hari. Sedangkan Aurora terpaksa harus pulang- pergi rumah sakit agar sang Papi dan Prilly tidak curiga.

"Sekarang, kalo lo rajin berobat.. pasti lo sembuh." Ujar Aurora sambil tersenyum.

Ali perlahan membalas senyuman Aurora,"Makasih mbak. Kita langsung pulang aja ya? Kan Om Reimon sampai hari ini." Aurora mengangguk semangat.

°°°°°

"Jadi, kamu benar sudah berpacaran dengan anak saya?" Reimon bertanya datar pada Nichol.

Nichol mengangguk mantap,"Iya Om. Saya mencintai Prilly." Jawab-nya tegas dan tanggap. Prilly menatap Nichol penuh haru.

Reimon mengangguk anggukan kepalanya,"Baik. Jaga anak saya, jangan pernah buat dia kecewa." Sekali lagi, Nichol mengangguk paham.

"Aih, di restuin?!" Prilly memekik girang lalu memeluk sang Papi senang.

Tiba tiba saja, bunyi pintu di dorong membuat ketiga orang tersebut melihat ke ambang pintu."Papi.. Aurora kangen!" Aurora memeluk sekilas Papi-nya.

Reimon terkekeh,"Pret. Palingan ada maunya kalo gini," sindir sang Papi sambil mengelus pucuk kepala Aurora.

Ali tersenyum,"Saya masuk ke kamar dulu ya, Om. Permisi." Belum sempat Ali melangkah kan kaki-nya, namanya sudah di panggil Reimon.

"Ali."

"Iya Om?"

Reimon menghela nafasnya,"Ada yang perlu Om sampaikan." Kata Reimon serius. Ali pun mengangguk dan duduk di samping Aurora."Dulu, Om pernah membuat kesepakatan bersama Prilly dan Aurora. Kalau, Prilly berhasil mendapatkan hati Nichol-- berarti dia bebas dari perjodohan ini."

Ali mengeryit bingung,"Maksud Om apa ya? Saya kurang mengerti." Ali bertanya sopan.

"Om harap, kamu bisa menerima Aurora sebagai pengganti Prilly. Karena Prilly sudah mempunyai pilihan nya sendiri." Dengan terpaksa dan sangat berarti hati, Reimon mengatakan hal itu.

Black Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang