•••Lili merebahkan tubuhnya diatas kasur, matanya menatap langit-langit, membayangkan betapa manis nya senyum Rey tadi itu, dulu Lili menyukai senyum itu bahkan tidak akan bosan berlama-lama menatap. Tapi sekarang melihatnya saja sudah cukup membuatnya kehabisan oksigen.
"Lili" panggil seseorang dari luar kamar
"Iya, mah" lili menyahut panggilan Sinta -mamahnya.
"Makan dulu sayang"
"Bentar aku ganti baju dulu!"
Tak butuh waktu lama Lili segera turun kebawah menghampiri meja makan.
"Mamah masak apa?" tanya lili seraya menuruni tangga
"Biasa" Balas sinta sambil membereskan piring.
Lili menarik kursi lalu duduk dan melahap makanannya.
Ntah karna sakit atau apa, rasanya nafsu makan lili berkurang. Dengan malas lili menghabiskan makanannya meski hanya beberapa suap saja.
"Gimana sekolah kamu sayang?" tanya sinta
"Biasa aja" jawab Lili datar, dia menaruh gelas yg sudah kosong.
Sinta menatap lekat wajah putrinya.
Alis Lili terangkat saat sadar diperhatikan "kenapa mah? Ko liatin nya gitu banget"
"Mata kamu item banget sih, tidur malem lagi?" Lili hanya bergumam sebagai jawaban.
"Mana gede banget lagi, Nangis ya kamu?!" Sinta menatap mengintimidasi
Lili berubah kikuk, "Ah, engga mah, semalem aku ngerjain tugas makanya tidur malem" alibinya
Sinta menggeleng, "Makanya, kalo punya tugas apa-apa langsung dikerjain jangan di nanti-nanti, apalagi sampai begadang, gak baik buat kesehatan sayang"
"Iya, lain kali engga" Lili beranjak dari duduk nya, melangkahkan kaki keluar rumah
"kemana?" tanya sinta
"Depan" jawab lili singkat. Punggungnya menghilang dibalik pintu.
--
Lili duduk dikursi taman ber cat putih. Taman yg berada di samping rumah nya.
Dia mengayun-ayunkan kaki nya yg menggantung, sesekali menghirup udara siang.Ketika pikiran nya mulai kosong, terkadang muncul sekelebat bayangan tentang bagaimana ia mencintai rey, seberusaha dia membuat rey senyaman mungkin, tapi apa? semua nampak mengecewakan.
Lili tersenyum miris, menertawakan dirinya sendiri yang sangat-sangatlah bodoh, bodoh karna mau mencintai lelaki semacam Rey.
Tapi dari kisah cintanya ini dia belajar, bahwa kita harus mengenal lebih jauh orang yg akan kita dekati.
Tidak seperti dirinya, dia tidak memikirkan resiko menjadi pacar rey yg kala itu memang pertemuan mereka yang tidak di sengaja dan kedekatan mereka yg dibilang sangat mustahil jika bisa langsung menumbuhkan rasa saling suka.
Tapi itu kenyataannya, lili menyimpan rasa pada Rey, dan saat Rey memintanya menjadi kekasihnya, tanpa pikir panjang lili menerima nya.
Tanpa berpikir apakah rey juga memiliki rasa yg sama seperti yg lili rasakan pada rey.
🌷🌷
Di ujung koridor lili berjalan tergesa-gesa sesekali melirik jam tangan yang melingkar ditangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-Lili- [Re-Upload]√
Teen Fiction"..Disaat aku benar-benar mencintai tapi malah di sia-siakan.." "Dia datang dan pergi sesuka hati. Seolah ingin aku Rindu. Seakan ingin aku menunggu" _Lili🌷 DON'T FORGET VOTE AFTER READ OKE!!