Lili🌷 <5>

174 15 1
                                    

•••

Seorang gadis sedang duduk dikursi sebuah cafe ditengah kota, sambil mengaduk-aduk minuman yang ia pesan tadi. Tatapan nya kosong pada sebuah kursi dihadapan nya.

Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, Ada luka yang meradang dihatinya.

Lili sendiri tak tau apa yg dirasa.

Yang jelas, mungkin ini yang dinamakan. Mati Rasa.

Tapi tidak pada Rey.

Sengaja Lili keluar rumah hanya ingin sekedar menenangkan pikiran, dari pada menghabiskan waktu dengan menangis dikamar meratapi semua rasa sakit.

Gak bakal juga tuh air mata jadi mutiara.

Ditengah lamunan nya, liwli tersadar saat ada seseorang yang duduk tepat di hadapan Lili.

Dia mendongak, mengamati seorang pria yang duduk tanpa permisi.

Lili mengernyit bingung pria itu tersenyum ramah.

"Hai" sapanya .
Lili tidak menjawab, ia sibuk mengamati gerak gerik pria ini, takut takut dia orang jahat.

Pria itu melambai-lambaikan tangan di depan wajahnya.

Lili tersadar dan segera mengalihkan pandangan.

"Kosong kan?" Katanya.

"Iya" jawab Lili

"Gue Arvin Arentino" pria itu mengulurkan tangan memperkenalkan diri.

"Liliana Elvina" Lili membalas uluran tangannya.

"Sendirian?" tanya Arvin basa basi. Lili mengangguk singkat.

Arvin hanya ber'Oh'

"Lo sendiri? "Lili balik bertanya

"iya gue sendiri. Berdua sama bayangan" Canda Arvin sambil terkekeh .
Lili manggut-manggut seraya tersenyum

"Lo masih sekolah? " tanya Arvin

"masih" jawab Lili

"sekolah dimana? "tanya Arvin

"Di SMA ANGKASA " Lili menyesap minuman nya. Arvin tersenyum menatap lekat wajah Lili.

"Lo cantik" ceplos arvin

"Hah?! Ekhm" Pipi Lili terasa panas. Kenapa ya, apa gak ada AC.

Arvin terkekeh "Gausah salting, lo emang cantik" Arvin tersenyum tulus

Lili menatap arvin tersenyum, "makasih,Lo juga ganteng ko pasti banyak yang suka sama loq ya. Lo pasti jadi salah satu most wanted kan disekolah"

"Bisa aja lo.Gue akuin gue ganteng" ucap Arvin dengan angkuh nya, membuat Lili memutar bola matanya malas.

"kalo yang suka si banyak. Tapi- gue orangnya pemilih, apalagi soal cewe, gak langsung embat aja, kenali dulu dia itu siapa, itu si prinsip gue" jelas Arvin

Mendengar ucapan Arvin Lili kembali teringat akan kesalahan nya, mencintai tanpa mengenali terlebih dahulu.

"Li" panggil Arvin

"Iya knpa vin?"

"Gue duluan deh ya, ada janji dadakan nih" Ucap Arvin mendongak dari ponselnya, mungkin mendapat pesan.

"Oh iya duluan aja" Lili tersenyum

Arvin bangkit dari duduk nya
"gapapa lo sendiri, apa sekalian gue anterin pulang"

"Ehm, gausah dari tadi kan emang gue sendiri, udh duluan aja"

"Kalo gitu gue cabut, daahh " Arvin melangkahkan kaki meninggakan Lili, sendirian lagi.

-Lili- [Re-Upload]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang