Lili🌷 <14>

125 11 0
                                    

•••

Jam istirahat disekolah Lili gunakan untuk tidur dikelas, namun karna kegaduhan yang sangat bising, dia memutuskan pergi ke perpustakaan agar bisa tidur dengan tenang.

Lili tidak bisa tidur semalam, karna otaknya terus menerus bekerja memikirkan Arvin, entahlah lili sendiri tak mengerti mengapa juga ia harus memikirkan Cowo itu.

Cowo yang menurutnya sangat menyebalkan dan tak hentinya membuat lili salah tingkah.

Lili duduk dikursi paling pojok diperpus, dengan lipatan tangan dimeja ia memejamkan matanya, tak ada yang melihatnya disini kursi yang ditempatinya tertutup oleh rak besar yang mana terdapat banyak buku.

Namun tidurnya kembali terganggu karna suara yang sangat berisik, dari sebrang rak.

Lili mendengus kesal "Siapa si! Udah tau diperpus malah berisik! Gatau apa gue mau tidur" lili mendumel sendiri.

Lili kembali meletakkan kepalanya diatas lipatan tangan.

"Udah tau diperpus malah tidur, perpus kan buat baca buku, bukan dijadiin kamar! "

Lili membuka matanya mendengar ucapan orang itu. Dia tau betul suara siapa itu.

Lili mendengus kesal "Lo ngapain si disini!"

"Loh inikan perpus,semua murid bebas kali kesini" ucap Arvin

"Gabisa apa gue tidur dengan tenang" lili meletakkan pipinya dimeja

Arvin duduk dikursi kosong sebelah lili, lalu tersenyum jail.

"Apalo senyum-senyum! Gila lo ya!" Ketus lili sebal

"Sini gue bunuh! Dijamin lo tidur dengan tenang selamanyaa! " Arvin tertawa, entah apanya yang lucu.

Lili membulatkan matanya "Sialan lo! Lo mau gue mati! Hah?! "

"Jangan, nanti gue kesepian" Arvin seraya mengelus pipi lili

Lili menepis tangan Arvin "Berisik lo ah!"

Lili bangkit dari duduknya pergi meninggalkan Arvin. Dia gagal lagi untuk tidur.

•••

Meninggalkan perpustakaan, Lili berjalan ke toilet. Disana ia menatap pantulan dirinya dicermin, matanya benar-benar berat, lili membasuh wajahnya untuk menghilangkan rasa kantuknya.

Setelah itu lili memutuskan kembali ke kelas.
Namun, ditengah langkah nya lili berpapasan dengan rey.

Dia mencoba biasa saja saat melewati mantannya itu, namun hatinya benar-benar tak bisa dibohongi, Lili merasakan kembali rasa sakit saat melihat Rey.

Tapi dia juga tidak bisa mengelak bahwa ia juga merindukan pria itu.

Rey menatap tajam pada Lili saat mereka tepat berpapasan, lili  berjalan menunduk menghindari tatapan Rey, mungkin pria itu masih ingat kejadian dimana lili menampar bela.

Saat sedikit melewati Rey langkah lili terhenti, ada tangan yang memegang bahu nya.

Lili berbalik badan, menatap mata yang sedari tadi menatap nya dengan tatapan tajam dan dingin.

Lili menatap intes mata Rey, terbesit luka dihati lili, menatap rey seakan membuka kembali luka yang baru saja mengering.

"Gue mau ngomong!" Ucap rey datar. Lili diam tak berkutik.

"Lo denger gue ga! "nada rey sedikit tinggi

Lili cukup tersentak "Boleh" jawab lili

Rey menarik tangan lili membawanya kesuatu tempat. Lili mengikuti langkah rey kemana dia akan membawanya.

-Lili- [Re-Upload]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang