Hallo hehe
capt kali ini genrenya bakal beda banget
aku uda bilang kan ya kalo ini book bentuknya drabble/oneshoot jadi tiap capt gak berhubunganHAPPY READING TEMAN
~~~~~~
Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasangan dan manusia menyebutnya 'soulmate' belahan jiwa.
Setiap manusia memiliki tanda lahir yang hanya akan bereaksi saat bertemu soulmate.Chimon amat senang membaca literasi atau apapun yang membahas tentang soulmate.
Dan kalo ditanya kenapa dia sesuka itu dia akan jawab "seru tau rasanya selalu dibikin penasaran kapan kita ketemu sama soulmate kita jadi gak sabar aku kapan ya? gitu"
Sebenarnya banyak manusia seperti Chimon hanya saja tingkat kesetiaannya akan sosok 'soulmate' membuatnya terus menjomblo sampai saat ini usianya ke 20.
Bukan tidak laku tentunya, Papi Maminya memiliki paras yang mempesona dan otomatis Chimon mewarisinya.
Chimon sudah jutaan kali mematahkan hati para pemujanya baik pria dan wanita, menolak lembut dengan alasan 'Harus dapat ijin dulu sama papi'. Mereka otomatis ciut semua orang tau siapa papi Chimon.
Itu hanya tameng papinya memang overprotektif tapi tidak akan melarang Chimon untuk menjalin kasih dengan siapapun jika dia baik tentunya.
Oke tinggalkan kisah Chimon dan kecintaanya tentang konsep soulmate.
Chimon beserta mami papinya kini tengah menikmati makan malam di rumah teman papi.
"Gak nyangka ya Chimon uda segede ini, makin manis aja"
Chimon bersemu "Bunda New bisa aja Mon jadi malu"
"Dih sok manis kalo di kampus Chimon tuh judes bun"
"Heh semb____" "Maaf Pluem telat pesawatnya delay, jalan macet"
Chimon belum membalas tuduhan Frank anak bungsu teman sang papi karena ada sesosok pemuda yang menginterupsinyan.
Pemuda itu menggeret dua koper besar memasuki ruang makan.
"Astaga Bunda lupa kamu balik hari ini, kenapa gak minta jemput tadi? Sini sini makan dulu sini"
New bangkit dan segera menarik sebuah kursi tepat di samping Frank dan tepat berada di hadapan Chimon.
Pluem dengan patuh mengikuti ucapan mommynya. Menyempatkan diri mencium tangan ayah
, bunda, dan tak lupa mengacak pelan rambut Frank."Wah abang dulu terakhir ketemu Chimon belum lahir sekarang gelarnya uda Master, masih inget om gak bang?"
Kekehan kecil mengawali ucapan Pluem "Inget dong Om Off dulu sering banget gendongin Pluem"
"Ini Bang Pluem Mon, sulungnya bunda New, abis S1 dapet beasiswa ke Jerman rajin nih kayak bundanya"
Pluem mengalihkan pandangan matanya ke sosok yang duduk di depannya. Mata Chimon yang sedari tadi memang menatap Pluem kini menatap langsung mata pemuda itu.
Chimon seketika melempar sendok di tangannya saat rasa panas tiba-tiba memenuhi seluruh telapak tangan kanannya. Tepat setelah mereka bertatapan.
"Mon kenapa?" Mami yang duduk di sampingnya khawatir tapi kemudian tersenyum saat melihat warna merah berbentuk kepala phonix muncul di telapak tangan anaknya.
Tidak jauh berbeda dengan Chimon, Senyum yang semula terukir di bibir Pluem seketika berganti erangan saat rasa panas juga menjalar di telapak tangannya. Gambar sama seperti milik Chimon terbentuk disana.
"Yah peng besanan kita" Celetuk ayah Pluem. Tay.
"Iya bosen-bosen lah lu liat muka gue mulu ntar"
~~~~~
How? dari dulu seneng sama genre ini tapi selalh gak konsisten kalo bikin.Maaf kalo aneh
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Cemara - The Skyy
CasualeSelamat Datang di komplek cemara Semoga kalian pulang dengan selamat