fanfiction book | anime x reader

werewolf | oikawa tooru

Werewolf [Oikawa Tooru x Reader]

Anime: Haikyuu!!
Rated: K

Disc:

Haikyuu!! © Haruichi Furudate

Story © ChibiCapricorn_

Image © Artist — Source : Pinterest

.

.

.

"Enjoy it Minna Hope you Like this"

.

"Werewolf, -Hajimemashou!"

.

“Ittekimasu!”

Dengan langkah ringannya gadis itu berjalan menyusuri jalan setapak, rimbunnya pepohonan menjadi penghalang panasnya sinar mentari yang jatuh ke bumi. Tangan kirinya yang menenteng keranjang rajutan diayunkannya pelan. Satu lagi hari yang indah.

Ketika kakinya menapak di atas bukit kecil, manik [eye color]nya melihat seorang pemuda yang sedang duduk di bawah bayang-bayang pohon sambil memperhatikan populasi domba di depannya.

“Hajime-nii!” Seruan itu membuat pemuda tadi menolehkan kepalanya, melihat si gadis yang berlari kecil ke arahnya.

“Jangan berlari [Name],” Ia menghela nafasnya pelan, “Bagaimana kalau kau jatuh?”

“Kan ada Hajime-nii yang akan menolongku” Gadis bernama [Name] itu tersenyum lebar, sedangkan sang kakak hanya tertawa kecil, “Ah! Aku membawa makan siang, ayo makan bersama”

Di atas karpet kecil yang dibentangkan, [Name] menyusun isi keranjang coklatnya. Ketika semua sudah tertata rapi, mereka mulai menyantap makan siang mereka. Wah, rasanya seperti sedang piknik.

“Hai’” [Name] menyodorkan segelas air minum pada kakaknya.

Setelah isi gelasnya habis, pemuda itu mengembalikannya kepada si adik, “Ne, [Name]-chan, kau belum mau kembali?”

“Eh? Tidak, aku masih mau di sini” [Name] menggeleng dan tersenyum, “Kapan lagi 'kan aku menghabiskan waktu bersama, minggu depan 'kan Hajime-nii akan ke kota untuk kuliah”

“Ah, benar juga” Ia mengangguk, “Hei, jangan sedih begitu, nanti akan kuajak kau jalan-jalan ke kota”

“Sungguh?!” Hajime mengangguk, “Yeay!”

...

Langit sudah berwarna jingga ketika dua kakak-beradik itu berjalan pulang ke rumahnya. Dengan kawanan domba mereka tentu saja. Hari ini [Name] merasa senang, tapi di dalam hatinya terbesit perasaan aneh, ketakutan kurasa. Mungkin karena kakaknya yang akan meninggalkan mereka di desa.

Suasana hening di hutan tentu tidak mengherankan, tapi desa mereka yang hening justru jadi tanda tanya. Padahal biasanya saat sore menjelang, para ibu-ibu akan ribut berseru memanggil anak-anak mereka pulang.

“Uh, Hajime-nii...” lirih [Name] ketakutan, Hajime yang sebenarnya juga tak mengerti apa-apa hanya terseyum kecil untuk menenangkan adiknya, “Tak apa, mungkin mereka sudah masuk karena sebentar lagi hujan akan turun”

[Name] hanya mengangguk, “B-benar juga”

Setelah memasukkan domba-domba mereka ke dalam kandang, mereka beranjak pulang ke rumah.