fanfiction book | anime x reader

heißhunger | levi ackerman

Heißhunger [Levi Ackerman x Reader]

Anime: Shingeki no Kyojin
Rate : T

Disc:

Shingeki no Kyojin © Hajime Isayama
Story © ChibiCapricorn_

Image © Artist - Source : Pinterest

.

.

.

"Enjoy it Minna Hope you Like this"

.

"Heißhunger, - Hajimemashou!"

.

"Ayolah Levi" sejak tadi kau terus meminta kepada suamimu, namun dengan tegas sang suami menolak permintaanmu.

"Tidak [Name], cobalah untuk meminta sesuatu yang lain." Manik obsidiannya menatap lurus sang istri. Tapi dengan rewel kau tetap meminta supaya yang diinginkanmu diberi.

"Lagi pula itukan tidak susah, kau hanya perlu meminta izin kepada Komandan Erwin dan itu akan selesai"

"Ini tidak semudah itu," dirinya menahan untuk tidak berkata kasar, bagimanapun kau ini sedang hamil, dan berarti kau semakin sensitif.

Itu membuatmu semakin mudah marah, dan saat kau marah situasi akan jadi lebih merepotkan.

"Levi Kumohon," kau menarik-narik lengan suamimu, tapi dia menghiraukan rengekanmu.

"Tidak [Name]"

"Levi~" kau semakin merengek. Apapun itu kau tetap ingin keinginanmu dikabulkan olehnya.

"Ti.dak" Levi memandangmu lurus. Tapi apa yag kau lihat adalah tatapan tajam yang membuatmu langsung menusukmu, kau menjadi kesal.

Huh, apa orang hamil selalu sesensitif ini?

"U-uh baiklah kalau kau tidak mau, maafkan aku" kau menundukkan kepalamu dan berjalan ke luar kamar, dengan air mata yang sudah hampir jatuh kau meremas ujung rokmu, "Kau mau ke mana?"

"Keluar"

Tanpa mendengar kalimat selanjutnya yang akan dikatakan oleh suamimu kau buru-buru keluar. Kau merasa sangat kesal-dan sedih.

Kaupun memutuskan untu pergi ke tempat favoritmu saat sedang stress ataupun bersedih seperti saat ini.

"Kenapa Levi jahat sekali padaku? Aku 'kan jarang meminta apa-apa darinya"
Kau mendengus kesal.

Tangan kananmu melempar batu-batu kecil ke anak sungai di depanmu. Beberapa dari mereka ada yang memantul tapi beberapa juga ada yang langsung tenggelam.

Kau terus mengulanginya, seolah ini hiburan untukmu.

"Huh," sekarang kau berusaha mengambil posisi duduk bersandar di pohon besar dengan daun yang rindang, menciptakan suasana sejuk yang membuatmu tenang.

Cukup lama kau terdiam, memandangi aliran air yang terang. Sampai manikmu menangkap sesuatu yang terhanyut dibawah arus.

Seekor kucing. Itu seekor kucing!

Dengan susah payah kau bangun dari dudukmu. Beruntung kucing itu sempat berpegangan di batang pohon yang terjatuh, kalau tidak ia sudah terbawa arus atau mungkin tenggelam. Dengan begini kucing itu jadi bisa diselamatkan.