CHAPTER 1

35.2K 440 2
                                    

EDWARD'S POV

Perkenalkan saya adalah Brian Edward Anthony. Panggil saja Edward. Saya memiliki orangtua, namun entah dimana mereka saya tidak mengetahuinya. Dan saya juga memiliki 2 saudara kandung James dan Carolyn. Namun, saya juga jarang bertemu mereka ataupun bertegur sapa. Mereka hanya datang jika membutuhkan uang.

Saya adalah CEO disalah satu perusahaan terbesar di New York. Hidup saya tidak menetap, terkadang saya berpindah tempat karena urusan bisnis.

Orang bilang saya adalah lelaki sempurna idaman semua wanita. Mungkin karena wajah tampan saya, kulit putih bersih, bentuk badan terawat dan pastinya materi saya yang berlimpah membuat mereka akan bertekuk lutut.

Semua relasi kerja saya hanya menilai saya bahwa saya lelaki pekerja keras dan bekerja penuh sehari. Tanpa memikirkan apapun selain perusahaan dan kerjaan.

Mereka tidak mengetahui sisi gelap saya.
Saya adalah sosok yang suka melakukan one night stand dengan wanita di club.

Tapi, jangan berpikir bahwa saya adalah seseorang hypersex. Saya memang menyukai sex, tapi bukan sosok yang hyper. Karena saya masih mampu mengatur nafsu saya sendiri. Tidak hampir setiap hari saya melakukan hubungan ONS dengan wanita. Dan, jangan berpikir saya berganti - ganti partner. Tidak. Partner saya hanya satu, yaitu Jessica.

Dia adalah partner setia saya. Entah mengapa. Bahkan dia tidak meminta banyak uang yang menguras rekening saya. Berapapun yang saya tulis di cek, akan dia ambil. Apakah dia menyukai saya? Ah, saya tidak memperdulikan mengenai perasaan.

Wanita hanya membutuhkan uang dan uang. Bukan perasaan atau bahkan kasih sayang.

Seperti sekarang, saya tengah berada di sebuah club ternama di New York. Saya tengah menikmati anggur merah yang saya pesan di bartender. Tidak ada yang menarik perhatian saya sedikitpun. Ya, walaupun saya akui mereka semua menggoda dan sangat seksi. Tapi maaf, saya sangat selektif untuk mencari partner.

Ngomong - ngomong soal Jessica, saya dari tadi tidak menemukannya sama sekali. Biasanya ketika saya masuk kesini dia sudah menyapa dan mengajak saya duduk di tempat yang pojok agar bisa foreplay.

Daripada saya pusing dengan dentuman suara hingar bingar dan wanita - wanita yang menggoda saya. Lebih baik saya pergi dan membayar minum yang saya pesan.

Setelah bayar, segera saja saya pergi dan baru beberapa langkah, saya mendengar Jessica memanggil. Langkah saya pun terhenti.

"Edward." Panggil Jessica.
"Hm?" Jawab saya dengan mengangkat satu alis.
"Edward sejak kapan kamu disini?" tanya Jessica.
"Tadi." ucap saya singkat.
"Lalu, sekarang kamu mau kemana?" tanyanya kembali.
"Pulang mungkin." jawab saya sembari mengangkat kedua bahu
"Kenapa kamu terburu - buru mau pergi dari sini?" tanyanya.
"Saya sudah lama duduk disana dan saya tidak menemukanmu sama sekali." tunjuk saya ke arah tempat duduk tadi.
"Ah, baiklah aku salah. Tadi aku ada urusan sebentar." jawabnya bersalah.
"Hm ya." jawab saya singkat.
"Kamu kenapa?" tanya nya lagi.
"Saya pusing." jawab saya seadanya.
"Oh, sekarang kamu ikut aku aja deh." ajaknya.

Tanpa meminta izin Jessica menarik saya keluar club dan menuju tempat yang pasti saya yakin adalah hotel yang dekat dengan club disini. Ya, Jessica adalah orang yang mengerti keinginan saya dan apa yang harus dilakukannya.

Setelah check in hotel, dia langsung menarik saya ke lantai dimana kamar kami dipesan. Setelah tiba didepan kamar, dia langsung buka pintu dan menarik saya masuk secepat kilat.

Langsung saja dia lucuti seluruh setelan kerja saya. Jas, rompi, kemeja, dasi, ikat pinggang, celana denim, sepatu, semua tergeletak sembarang tempat. Hanya menyisakan celana dalam saja.

Ah, shit Jes kau sungguh agresif.

"Kenapa kamu Edward?" katanya menyadari saya tatap.
"Kamu membuat saya turn on secepat ini." ucap saya asal.
"Really?" katanya.
"Yes baby, you're mine tonight." kata saya.

Saya tarik Jessica dan segera saya lucuti juga pakaiannya kesembarang arah. Saya tidurkan dia di atas kasur dan segera saya lumat bibirnya. Tangan saya mulai menyusuri setiap inchi tubuhnya dan sesekali saya usap dibagian perutnya.

"Aa-ah Edwarddhh." desahnya.
"Yap, call my name baby." kata saya.

Saya lumat dengan kasar bibirnya dan dia pun membalasnya. Mengimbangi ciuman panas yang saya berikan, tangan dia mulai mengelus bagian sensitif saya.

Napas kami sama sama terengah, segera saya sudahi ciuman panas itu. Saya ambil nafas panjang dan berdiam sejenak.

Kembali saya cumbui tubuhnya. Mulai menciumi setiap inchi lehernya, menghisapnya perlahan. Saya buat kissmark dibeberapa bagian dilehernya.

"Ahh terussh." desahnya kembali.

Tangannya menekan tengkuk saya dan bermaksud lebih dari itu saya melakukannya.

Saya mulai menciumi bagian belahan dadanya, membuat tanda dibeberapa tempat sampai dibagian perutnya. Saya remas sesekali payudaranya memancing agar gairahnya semakin besar.

"Ngghh fuckhhh Edwardhh." desahnya keras.

Diangkat nya kepala saya dan dia lumat kasar bibir saya. Saya balas lumatannya dan mengikuti permainannya. Saya raba payudaranya dan saya mainkan putingnya. Saya tarik tarik putingnya agar menegang.

Ah, ya dia sudah terangsang.

Saya lepas lumatan dan mulai mengulum putingnya. Saya isap putingnya dan saya putar dengan lidah sesekali. Dia pun menggelinjang hebat.

Dia sudah terangsang sangat hebat. Segera saya sudahi foreplaynya. Saya shake junior saya didepannya, dan tatapannya seperti lapar akan saya. Segera saja saya pasang kondom yang sudah disiapkannya.

Ah, sungguh pintar dia, tau saja apa yang saya butuhkan.

"Let's play." bisik saya.
"Yes." katanya sembari tersenyum.

Saya lebarkan kakinya, dan saya gesek perlahan junior saya di v nya. Saya mulai masukan perlahan - lahan.

"Ah shit, masih saja sempit Jes." kata saya.
"Nghhh." erangnya menahan sakit.

Saya terus dorong sampai mentok didepan rahimnya. Saya diami agar dia bisa menetralkan rasa sakitnya.

"Aahh gerakinnhh sekaranghh Edwarddhh!" protesnya.

Digenggamnya tangan saya kuat - kuat. Matanya yang sayu menahan gairahnya membuat saya terpancing lebih.

Saya gerakan perlahan dan lama kelamaan mempercepat. Saya remas payudaranya dan saya isap sesekali.

"Ngghh terushhh." desahnya sambil meremas rambut saya.
"Slurrrppp." isap saya pada putingnya.
"Ahhh yaa fuckkh." teriaknya terus meremas rambut saya.
"Mmmhhh." isap saya dan sesekali saya mainkan dengan lidah
"Sshhhh." desahnya menahan gairah

Saya gerakan dengan cepat. Sesekali saya hentakan membuat Jessica teriak kenikmatan.

Tubuh kami sama - sama sudah penuh dengan keringat. Jessica membantu saya agar kami sama - sama mencapai pada klimaksnya.

Dan

"Ahhh edwarddhh." teriaknya.
"Nghhh jeshhh ahh." desah saya

Saya langsung bangun dan membersihkan seluruh tubuh saya. Setelah itu saya tidur disamping Jessica dan memeluk pinggangnya. Tak lupa saya cium keningnya dan mengucapkan terima kasih atas malamnya.

Seperti itulah malam saya dikala saya tengah stress dengan semua pekerjaan saya. Entah mabuk atau pun one night stand. Mungkin, tidak lengkap jika di club tidak one night stand bagi saya.

Entah sampai kapan saya melakukan hal seperti ini. Yang jelas, saya hanya mencari sumber kebahagiaan saya walaupun hanya sementara.

TO BE CONTINUED

-----------------------------------------------------------

Terima kasih telah membaca.

Arvi.

My Handsome DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang