WARNING 🔞🔞
Bagian ini mengandung adegan 18+, bagi siapapun yang membaca bagian ini dan umurnya dibawah 18 tahun, diharap segera skip. Jika tidak, itu hakmu dan jangan salahkan saya.----------------------------------------------------------
Saya kembali memikirkan dokumen yang diberikan Steven melalui e-mail. Isi dalam dokumen itu menarik perhatian saya untuk menggalinya lebih dalam. Saya kembali menyeruputi kopi yang asapnya masih mengepul. Sebuah seringaian tercipta diwajah saya.Menarik untuk dicoba. Batin saya.
Saya saat ini memutuskan untuk mengunci rapat hati saya. Tidak ingin perasaan menggebu pada seorang wanita yang akan membuat hidup saya menjadi kacau seperti ini. Saya kembali menguatkan prinsip saya, yaitu bermain manis dan romantis dengan wanita hanyalah diatas ranjang saja. Setelah cek tertulis untuknya, tidak ada manis, tidak ada romantis, ataupun hati untuk memilikinya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Saya pun beranjak dari kursi dan segera membayar pesanan saya. Pikiran saya bukan kembali pulang, tapi pada wanita yang selalu ada ketika saya membutuhkan, siapa lagi jika bukan Jessica. Sudah lama juga saya tidak bertemu dengannya.
Tadi, saya juga sempat menghubunginya untuk bertemu. Dia pun seakan tau dimana tempat kami untuk bertemu dan saya segera menuju tempat yang sudah kami tetapkan tadi melalui telepon.
Tidak perlu waktu lama, saya pun tiba di hotel. Ya, kami bertemu dihotel dan saya tidak lupa membawa vodka untuk melengkapi malam yang akan berakhir dengan panjang dan panas ini. Saya segera menuju kamar yang sudah ia beritau melalu whatsapp tadi dan saya segera memencet belnya, dia pun membuka kan pintu.
Terlihat sosok Jessica yang selalu tampil memukau dan bisa membuat setiap lelaki akan jatuh pada pesonanya, tapi tidak dengan saya, saya tetaplah saya, tidak peduli dan saya hanya menyukai untuk waktu semalam dan waktu - waktu lain ketika saya membutuhkannya. Sungguh jahat bukan? Tapi tetap saja ia menyukai hal ini.
"Hai Edward, ayo masuk aku sudah menunggumu dari tadi." sapanya.
Saya hanya mengangguk dan masuk melewatinya begitu saja. Meletakkan bungkusan yang berisi vodka dan duduk di sofa panjang. Saya membuka jas saya dan meluruskan otot - otot saya. Sementara Jessica sibuk mengambil gelas di dapur untuk menuangkan vodka yang saya beli. Dia pun duduk disebelah saya dengan wangi parfum yang sangat semerbak baunya.
"Ed, mau aku tuangin minumannya?" tanyanya.
"hm ya boleh." jawab saya singkat.
Diapun menuangkan minuman ke gelas dan memberikannya kepada saya. Satu gelas tandas saya habiskan dalam sekejap dan ia kembali menuangkannya. Namun, saya menolaknya, tidak ingin mabuk terlalu cepat malam ini.
Saya pijat pelipis saya karena terasa pening dikepala. Kemudian Jessica mendekat dan mengelus kening saya. Memejamkan mata dan menikmati sentuhannya. Kemudian, saya angkat kepala saya dan minum segelas vodka yang tadi sempat saya tolak.
Setelah habis, saya menatapnya sangat dalam. Lalu, saya dekatkan wajah saya dengannya. Saya merasakan hembusan nafasnya yang tidak beraturan dan detak jantungnya berpacu dengan cepat yang mampu saya dengar. Saya sentuh dan saya elus dengan lembut permukaan bibirnya dan dia hanya menutup mata menikmati sentuhan yang saya berikan.
Semenit kemudian, saya lumat bibirnya dengan lembut yang kemudian dibalas olehnya. Tangannya memeluk leher dan menekan tengkuk saya meminta untuk memperdalam ciuman. Tangan saya melingkar di pinggangnya.
Lalu, saya menggigit bibir bawahnya.
"ahh edwardhh." desahnya.
Lalu, saya mengisap bibir yang tadi saya gigit. Tangan saya tidak tinggal diam, saya meraba bagian badannya yang sensitif, kemudian saya angkat bajunya sampai ke atas dadanya. Sehingga terlihat jelas kedua payudaranya yang menyembul dari balik bra milik Jessica. Lalu, tangan saya mulai meremas payudaranya, dan saya kembali mencium bibirnya. Kemudian, ciuman turun ke lehernya dan dia menggeliat karena kegelian. Tangannya sudah meraba kebagian selangkangan saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Daddy
RandomHari ini, sungguh melelahkan. Pekerjaan hanya membuat saya lelah dan ingin segera merebahkan badan di kamar. Hm, mungkin ditambah cuddle dengan baby girl saya. Langkah kaki saya sudah sampai didepan pintu apartemen saya. Lalu, saya tekankan bel apar...