CHAPTER 17

8.1K 134 1
                                    

AUTHOR's POV

Malam telah tiba, semua orang tengah sibuk untuk kembali pulang ke rumahnya masing - masing, berkumpul bersama keluarga yang sempat mereka tinggali untuk bekerja.

Sementara, di apartemen mewah Edward, ada seorang wanita cantik yang baru saja terbangun. Wanita yang sudah cukup lama berada didekat Edward, namun baru saat ini ia dan Edward sedekat ini, bahkan tidur di kasur berukuran king size yang ia tau harganya pasti mahal.

Adel, ia masih tidak menyangka bahwa dirinya bisa sedekat ini bersama Edward. Berhubungan sex, ya walaupun Edward belum memasukkan miliknya pada Adel, tetapi tetap saja, Edward telah mengatakan bahwa, ia akan bersama Adel, hanya bersama Adel.

Adel tau bahwa Edward bukan sosok yang hanya membual. Sebagai seorang sekretarisnya, Adel cukup mengenal tentang Edward.

Udara malam yang semakin dingin membuat kamar yang menggunakan pendingin ruangan menjadi sangat dingin, ditambah Adel tidak menggunakan sehelai pakaian pun. Ia mengeratkan selimutnya agar badannya menghangat.

Ia tersadar, Edward tidak ada disisinya. Pada awalnya ia tidak peduli, mungkin Edward tengah mandi. Namun, sudah cukup lama tidak muncul juga, tidak mungkin Edward tertidur di dalam kamar mandi.

Masa iya ia mandi lagi? Tadi sebelum aku benar - benar terbang ke alam mimpi Edward meninggalkanku tertidur disini. Apakah ia pergi meninggalkanku? Setelah ia melihat tubuhku ini? Tidak, Edward tidak mungkin sejahat itu. Kunci mobil? Tidak ada, Hpnya pun tidak ada. Kemana ia? Edward aku takut sendiri... Batin Adel.

Adel terisak didalam selimut. Ia tidak biasa ditinggal sendirian di tempat yang masih asing baginya. Itu hanya membuatnya takut. Tiba - tiba, suara tombol password pintu apartemen Edward berbunyi. Adel semakin mengeratkan selimutnya dan ia makin terisak. Ia sangat takut ada orang lain masuk ke dalam apartemen Edward, ia takut orang itu jahat dan akan mencelakainya.

Pintu kamar terbuka, dan Adel menutup rapat - rapat matanya.

"Adel, kamu kenapa?!" teriak Edward ketika mendengar suara isak tangis Adel dari luar.

"Edward hiks." isak Adel segera bangkit dan memeluk erat Edward.

"a-aku takut.." lanjutnya disela - sela isak tangisnya.

"apa yang membuat kamu takut?" tanya Edward.

"s-sendirian disini ditempat yang masih asing bagiku, daddy." katanya.

Edward menggeleng pelan. Dia membenamkan kepala Adel di dada bidangnya, memberikan ketenangan agar Adel segera berhenti menangis.

"umm Edward." panggil Adel.

"ya." jawab Edward.

"A-aku laper daddy." kata Adel sambil cemberut.

Edward melepaskan pelukannya dengan Adel, membawanya keluar dari kamar. Lalu, mendudukkan Adel di karpet halus yang berada di ruang tv.

Edward pergi ke dapur mengambil bungkusan dan membawa beberapa piring, sendok dan gelas. Kemudian meletakkan didepan Adel. Edward membuka bungkusan makanan yang ternyata itu adalah makanan Adel. Makanan cepat saji yang mendapatkan hadiah untuk anak - anak kecil.

"yay makanan kesukaan aku." kata Adel dengan girang.

Edward lagi - lagi hanya menggeleng.

"ah ya Adel." kata Edward.

"apa?" tanya Adel.

"apakah kau tak berniat untuk memakai pakaian dulu sebelum makan? apa kau memang lebih nyaman makan tanpa pakaian seperti ini?" ejek Edward.

My Handsome DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang