WARNING!!!
Part ini berisi konten 18+, jika kamu berusia kurang dari 18 tahun di harap tidak membaca part ini. Jika nekat? Saya tidak bertanggung jawab.-----------------------------------------------------------
Author's POV
Tiga hari lalu...
"Adel, segera ke ruangan saya," kata Edward di balik telponnya.
"Baik, Pak." jawab Adel.
Adel melangkah masuk ke dalam ruangan Edward, setelah mengetuk pintu ruangannya.
Edward tengah duduk di depan meja kerjanya sambil menatap layar HP miliknya. Entah apa yang ia lihat, Adel tidak memusingkan hal itu.
"Ada apa ya Pak memanggil saya?" tanya Adel dengan sopan.
Edward meletakkan HP-nya di meja kerja dan menghampiri Adel. Ia menuntun Adel bersandar dimeja kerjanya, lalu mengunci tubuhnya agar tidak bergerak ataupun melawan dari Edward.
"P-pak maaf, ini kantor. Saya tidak mau ada omongan yang tidak mengenakan jika ada yang melihat apa yang kita lakukan." jelas Adel dengan gugup.
Lalu, Edward melangkah mengunci pintu dan menutup gordennya otomatis dengan remote. Kemudian, ia menghampiri Adel kembali dan mengunci tubuhnya kembali.
"Begini?" tanya Edward singkat.
Adel hanya mampu mengangguk.
Edward menatap tepat dimanik matanya. Ia gugup setengah mati membalas tatapan Edward. Kemudian, Edward melingkarkan tangan di pinggangnya dengan lembut. Menghapus jarak mereka dan melumat bibir Adel dengan lembut. Adel meremas lengan Edward, ia hanya menyeringai di sela - sela ciuman.
Edward mendudukan Adel diatas meja kerjanya, mengelus perlahan tapi pasti pangkal paha adel dan memasukkan jari ke sela - sela celana dalamnya, kemudian mengelus perlahan klitoris Adel.
Adel melenguh pelan meremas ujung meja, matanya terpejam menikmati dan melebarkan kakinya agar Edward lebih bebas melakukan kegiatannya.
"umhh-- Edward aku basah.." kata Adel malu - malu.
Edward tertawa.
"saya harus apa biar kamu tidak basah?" tanya Edward menggoda.
Adel menarik kepala Edward.
"please don't tease me again." kata Adel memohon.
Adel menurunkan rok dan celana dalamnya, ia menurunkan resleting celana Edward dengan kasar, dan mengeluarkan "isi" milik Edward alias juniornya. Ia mengocok junior Edward kasar, lalu mengarahkan ke lubang vaginanya, tidak lupa ia sempat membasahkan juniornya Edward.
Ia masukkan perlahan junior Edward, namun di tahan oleh Edward.
"edward." panggil Adel dengan suara melemah menahan nafsunya sambil menggigit bibir bawahnya itu
Edward mengangkat satu alis dan menatap Adel dengan menyeringai
"dwaddy pwease" kata Adel dengan nada seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Daddy
RandomHari ini, sungguh melelahkan. Pekerjaan hanya membuat saya lelah dan ingin segera merebahkan badan di kamar. Hm, mungkin ditambah cuddle dengan baby girl saya. Langkah kaki saya sudah sampai didepan pintu apartemen saya. Lalu, saya tekankan bel apar...