CHAPTER 4

18.4K 324 3
                                    

AUTHOR's POV

Matahari memasuki celah - celah jendela, menerangi sudut - sudut ruang kamar besar ini. Matanya masih terpejam dan tak menyadari bahwa hari sudah pagi.

Edward yang sudah terbangun sejak pukul 7.00 tadi. Ditatapnya gadis yang baru semalam ia kenal. Ada rasa iba karena gadis secantik dia harus mengalami hidup yang pahit.

Dia hampiri gadis tersebut, lalu ia kecup keningnya. Membangunkan perlahan gadis itu agar tak terkejut.

"Amanda, bangun sudah pagi." katanya.
"Amanda bangun, saya harus ke kantor." katanya sekali lagi.

Namun, tidak ada respon sama sekali. Edward bingung harus bagaimana. Sampai akhirnya, ide nakal pun terlintas dan membuatnya menyeringai nakal.

Cup.

ia daratkan bibirnya dibibir gadis tersebut. Sedikit ia lumat agar gadis tersebut segera sadar.

Dan benar saja. Gadis tersebut langsung mengerjapkan matanya dan terkejut. Namun, tidak ada pemberontakan yang dilakukannya. Ia hanya terdiam menatap mata Edward. Begitupun Edward.

Sampai akhirnya, Edward tersadar.

"Aa-- maaf tadi saya kehabisan cara untuk membangunkanmu. Sampai akhirnya saya..."

Cup.

Amanda mengecup bibir Edward sekilas memotong penjelasan Edward.

"Tidak apa - apa, maaf jika aku harus merepotkanmu untuk membangunkan ku." ujar Amanda.
"Mm-- ia tidak apa - apa." kata Edward gugup.
"Haha kamu lucu kalau gugup." ledek Amanda.
"Saya tidak gugup." elak Edward.
"Terlihat dengan jelas, tuan Edward." tegas Amanda.

Edward pun dibuat gemas oleh Amanda, sampai pada akhirnya ia tidak bisa menahan hasratnya sendiri.

Didekatkannya tubuh Edward ke Amanda, sampai tidak ada jarak diantara mereka. Edward melumat bibir Amanda dan sesekali ia isap bagian atas bibirnya, sampai timbul suara desahan dari mulut Amanda.

Edward terpancing akan suara merdu desahan Amanda. Ia mengelus tengkuk leher Amanda dan mencari sumber kelemahan Amanda.

"Ahhh no." protes Amanda.

Oh, ini titik lemahnya. Kata Edward dalam hati.

Edward kembali mengelus permukaan tengkuknya, lalu ia lepas lumatan dibibirnya. Ia mencium setiap lekukan dilehernya, menghisap lehernya sesekali dan membuat beberapa tanda di leher Amanda.

Amanda hanya menikmati dan mengerang hebat ketika Edward tau titik kelemahannya. Diremasnya lengan Edward dan berharap Edward melakukannya lebih dari ini.

Edward seperti mengerti apa yang diinginkan Amanda. Segera ia lepaskan dua kancing teratas kemejanya. Ia tidurkan Amanda di kasur, dan ia cumbu Amanda.

Ia lepaskan baju yang Amanda kenakan untuk tidur, lalu ia kecup permukaan dada, sampai keperutnya.

"Ngghhh no, please don't tease me." erang Amanda.

Edward hanya diam dan terus melakukan kegiatannya. Ia remas kedua payudara Amanda dan memainkan bagian putingnya. Ia buat putingnya menegang dan merangsang Amanda dengan hebat.

"Ngghh yhhaaa." desah Amanda

Diangkatnya kepala Edward kasar, lalu ia lumat bibir Edward dengan kasar. Menuangkan seluruh hasratnya. Ia kecup wajah Edward dan bagian rahangnya. Edward pun mengeluarkan erangannya.

Ah, rahangnya ternyata. Kata Amanda dalam hati.

Dibukanya kemeja Edward dan ia elus bagian absnya. Edwardpun masih menahan seluruh hasratnya. Waktunya tidak tepat.

My Handsome DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang