Kim Sisters

5.7K 650 18
                                    

Avicii - The Nights.

Jisoo dan Jennie sudah sampai di airport Internasional Perancis. Mereka turun dari jet pribadi mereka dengan anggunnya. Ini adalah kali kedua mereka menginjakkan kaki di Perancis selama satu bulan terakhir. Apalagi kalau bukan untuk menemui kakek mereka?

"Welcome back, France." Ucap Jisoo pelan.

Mereka menuju kediaman kakek mereka di pertengahan kota Paris.

Dua bersaudara ini akan berubah menjadi pendiam saat tidak ada yang perlu dibicarakan. Apalagi jika diluar rumah mereka. Mereka akan menjadi gadis paling dingin sedunia.

"Sudah sampai nona." Ucap sang bodyguard yang duduk di kursi samping supir. Ia memakai jas dan kacamata hitam layaknya bodyguard pada umumnya.

"Ya. Terimakasih." Ucap Jisoo datar.

Jisoo turun dari mobil membawa tasnya menyusul Jennie yang sudah berdiri di depan mansion mewah milik kakeknya.

"Tuan besar sudah menunggu nona di dalam." Ucap salah seorang bodyguard yang sudah berbaris rapi sepanjang jalan bersama beberapa pelayan.

"Baiklah."

Jisoo melangkahkan kakinya diikuti Jennie. Mereka memasuki mansion megah itu dan sudah hapal betul seluk beluk didalamnya. Mansion bergaya campuran Eropa-Korea itu masih terlhat terawat. Terimakasih untuk para penjaga disini yang telah setia merawat setiap inchi area ini.

Jisoo dan Jennie melangkahkan kakinya kedalam sebuah ruangan saat seorang pria berjas membukakan pintu untuk mereka.

"Cucu cucu kakek..." Suara berat seorang pria terdengar di pendengaran kedua kakak beradik itu.

Jisoo dan Jennie bergantian menyambut pelukan sang kakek.

"Halo kakek." Sapa Jennie.

Seperti yang sudah di deskripsikan sebelumnya, Jisoo dan Jennie sangat menyayangi kakeknya. Tinggal menunggu sang kakek mau apa dan akan membuat mereka berdua berubah mood pada sang kakek.

"Ada apa kakek memanggil kami? Ini kan belum liburan." Tanya Jisoo to the point.

"Kau ini, tanyakan dulu kabar kakek. Jangan langsung to the point begitu. Tidak seru sekali haha." Sang kakek terkekeh di akhir kalimatnya.

"Jisoo tidak suka basa-basi kek, kakek tau itu." Ucap Jennie yang duduk di sofa bersama Jisoo.

"Haha kau benar Jennie. Kalian tidak pernah berubah." Pria tua itu menyeruput tehnya.

"Jennie sudah 22 tahun. Benarkan?" Tanya sang kakek memastikan. Dan tentu saja dibalas anggukan oleh Jennie.

"Ada sesuatu yang ingin kakek sampaikan, tentang kematian orang tua kalian."

* * *

Suasana ramai menghiasi area Club milik Rose. Padahal ini masih jam 10 pagi. Setelah diadakan rapat kemarin, Rose meminta untuk segera dilakukan renovasi night clubnya menjadi kedai coffee seperti yang sudah direncanakan.

"Hmm, bagaimana kalau di sudut sana dihiasi ornamen yang lebih artistik?" Lisa berbicara dengan seorang pria yang dipercaya untuk membuat club ini menjadi kedai coffee yang lebih keren dari yang lain.

Pria itu nampak berfikir, "Tentu saja bisa. Bahkan jika kau minta seluruh area dihiasi ornamen artistik pun bisa saja. Haha." Pria itu terkekeh hingga matanya menyipit.

"Jangan bercanda Jinhwan, ini bukan area ku masalahnya. Haha." Balas Lisa.

"Hello guys, everythings good here?" Rose datang dan sedikit terkejut saat melewati pintu masuk yang juga membunyikan bel secara bersamaan.

"Woah, klasik sekali. Bagus." Ucap Rose.

Jinhwan dan Lisa tersenyum. "Mungkin dua hari lagi kedai mu bisa dibuka untuk umum Rose." Ucap Jinhwan.

Rose tersenyum lebar. Ia senang akhirnya dapat mencoba hal baru yang juga ia sukai, kopi.

"Lisa apa semua sudah siap?" Tanya Rose.

Lisa mengangguk, ia mengambil sebuah buku notes yang ia simpan di saku belakang celana levis biru lautnya.

"Sudah Rose, peralatan seperti gelas, sendok, toples, dripper, mesin brewing manual, mesin espresso, coffee filter, grinder, timbangan sampai mesin roasting sudah ready di belakang." Ucap Lisa.

"Dan untuk biji kopinya sudah datang sesuai pesanan, dengan kualitas yang sama seperti yang anda minta." Ucap Lisa kembali.

Rose sekali lagi tersenyum, kali ini sangat lebar. Betapa senang dia memiliki sahabat seperti Lisa. Dia adalah sahabat yang merangkap menjadi saudara, teman, orang tua, bartender dan sekarang ia akan menjadi barista di kedai coffee nya. Multitalent sekali.

"Terimakasih Lisa, you're the best." Rose merengkuh tubuh Lisa. Dan dibalas oleh gadis berponi itu.

"Everything for my Bestie."

Jinhwan yang melihat drama #bestfriendgoals itu sedikit mengusap matanya, "mereka sangat manis."

* * *

Kim sisters kini sedang tiduran di kamar yang disediakan khusus oleh sang kakek di mansionnya.

Mereka masih dalam mode saling diam. Setelah pembicaraan mereka dengan kakek, mereka memikirkan hal itu sepanjang waktu. Namun mereka merasa ada yang ganjil dengan cerita sang kakek. Ayah dan Ibu mereka dibunuh? Oleh teman ayah mereka sendiri? Bagaimana bisa?

Jisoo dan Jennie bukanlah orang yang bodoh, mereka bahkan memiliki IQ diatas standard. Itulah mengapa mereka memikirkan problem solving atas masalah ini.

"Jisoo.." Jennie yang menelentangkan tubuhnya diatas kasur sambil merentangkan kedua tangan dan kaki hingga memenuhi kasur memanggil kakaknya yang sedang duduk di lantai dengan bersandar di ranjang. Kepalanya menengadah menatap langit-langit. Disaat seperti inilah sifat kekanakan mereka akan keluar.

"Hm," Jisoo menjawab dengan deheman singkat.

Jennie memejamkan matanya. "Bantu aku. Aku terus memikirkan kata-kata kakek. Dan sekarang aku rindu appa dan eomma. Bicaralah apa saja denganku, menceritakan apa gitu?" Pinta Jennie.

"Apa ya? Aku juga bingung."

"Hmm, mari kita membahas hal yang lebih lembut." Jennie mengubab posisinya menjadi tengkurap dan menatap sang kakak.

Jisoo mengangkat alisnya, "whipped cream?"

"Bukannn whipped cream.." Jennie mendengus.

"Lalu?"

"Hati dan cinta." Ucap Jennie.

Jisoo membalikkan badannya, ia menatap sang adik.

"Setahuku, hati itu kenyal Jen. Haha." Jisoo terkekeh.

"Aish bukan hati organ yang sesungguhnya psikopat! Tapi hati yang dapat merasakan cinta. Apa kau tidak pernah jatuh cinta hm?"

"Bisakah kau bercermin wahai nona muda? Haha. Jatuh cinta? Tidak. Setelah ayah dan ibu meninggal kuputuskan untuk memberikan seluruh cinta dan sayangku padamu, pada adikku tersayangggg." Jisoo membuat muka sok imut.

"Awww kau tidak pantas bersikap sok manis begituuu unniee!! Haha!!" Jennie tertawa melihat sikap Jisoo.

"Jen, jika suatu saat aku jatuh cinta.."



-



Kyaaaa🐟🐟🐟

Kim SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang