20 [REVISI]

5.5K 183 0
                                    

Jakarta, 24 Juni 2017

Gerimis melanda bumi sejak satu jam yang lalu. Seorang gadis tengah duduk didekat jendela, dirinya memang berada dicafe ini tetapi hatinya dan pikirannya tengah memikirkan seseorang.

"🎶Ku hanya diam..
Menggenggam menahan segala kerinduan..
Memanggil namamu disetiap malam...
Ingin engkau datang dan hadir... dimimpiku... Rindu~"

( Virzha - Tentang Rindu )

Alunan musik di cafe sangat mendukung suasana hatinya. Sudah dua tahun ini dia ditinggal oleh orang yang dia sayangi, hingga membuat rasa rindu tersebut semakin menumpuk.

Matanya memandangi foto cowok yang diberi dibingkai kecil dihadapannya. Tak terasa sebulir demi sebulir air mata mengalir membasahi pipi. Beginikah rasanya rindu? Seperti inikah rasanya telat membalas perasaan seseorang? Mengapa disaat dia jatuh cinta, orang yang dia jatuh cintai pergi?

"Aku benci sama waktu, kenapa dia tidak mempertemukan ku denganmu dengan cepat?" gumamnya pelan.

Aku tidak menyesal kita pernah saling mengenal, tapi aku menyesal jika terlalu cepat mengucapkan selamat tinggal.

"Maaf mbak, cafe sebentar lagi mau tutup." ucap salah satu pelayan cafe menghampiri Adel.

Gadis itu menghapus air matanya, "Maaf mas." ia segera mengambil bingkai dan berdiri.

"Nggak papa mbak."

Adel pun berjalan keluar dari cafe, ia melihat jam diponselnya dan ternyata sudah pukul sebelas malam. Jadi selama tiga jam inikah dia berdiam di cafe?

"Malah gak bawa payung lagi." gerutu Adel seraya menatap awan yang terus meneteskan gerimis.

Drrttt

Getaran diponselnya membuat Adel mengambil benda pipih tersebut dari saku jaketnya. Disana tertera nama orang yang dia sayangi.

"Assalamu'alaikum."

"..." terdengar suara seseorang dari s sebrang sana yang khawatir.

"Iya, Adel mau pulang kok bu."

"..."

"Walaikumsalam."

Adel menghela nafasnya, beginilah jika dia keluar malam lama lama. Sampai sampai hujan melanda dan berubah menjadi gerimis. Ia melihat kanan kiri untuk memastikan apa ada taksi yang lewat namun hanya jalanan sepi yang ia dapatkan.

Dengan cepat, cewek tersebut menerobos gerimis dan mendekap foto Dirgi supaya tidak terkena gerimis. Saat menyebrang jalan, hampir saja dia tertabrak oleh gerombolan motor.

"Aaa!" pekik Adel sambil berjongkok. Inilah kebiasaannya ketika hampir tertabrak, bukannya menghindar malah diam ditempat.

Adel merasa tubuhnya tidak terpental, dan hanya ada cahaya motor disampingnya. Perlahan matanya terbuka, pertama yang dia lihat adalah beberapa kaki jenjang yang dihadapannya. Gadis itu pun menyapu sekitarnya dan ternyata dia dikelilingi oleh pria asing.

"Wah ini nih Adel." ujar Virgo. Masih ingat kan dengan Virgo? Jika lupa baca part 15.

Seorang pria menyentuh dagu Adel agar gadis itu mendongak.

"Iya, ini Adel." timpal Wildan.

Gadis itu menepis tangan Wildan yang menyentuh dagunya. Ia pun berdiri saat melihat Satria turun dari motor dan menghampirinya.

"Mana cowok yang selalu didekat lo dua tahun yang lalu ha? Mati?" ejek Satria.

Adel berjalan mundur, dirinya sudah jengah berhadapan dengan Satria dan gengnya. Selama Dirgi pergi, cowok itu selalu menganggunya.

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang