19 [REVISI]

5.3K 204 0
                                    

"Dia udah pulang." jawab Frans.

Dirgi berdecak lalu melangkahkan kakinya keluar dari markas. Dirinya sedang mencari Adel untuk berpamitan ke Amerika.

Cowok itu mengendarai mobil Ghise dengan kecepatan tinggi menuju rumah Adel. Waktunya bertemu dengan gadis itu tinggal satu jam sebelum pesawatnya berangkat.

Dirgi memberhentikan mobilnya di depan rumah Adel. Dengan cepat cowok itu keluar dan mengetuk pintu rumah Adel.

Tak ada jawaban, cowok tersebut menunggu dan berharap Adel yang membuka pintu.

"Loh nak Dirgi, ada apa?" tanya Santi saat membuka pintu dan mendapati Dirgi berdiri didepan pintu.

"Adelnya ada bu?" tanya Dirgi.

"Adel pergi ke swalayan, memangnya ada apa?"

"Eh gak ada apa apa bu, Dirgi pergi dulu ya bu." pamit cowok itu kemudian mencium punggung tangan Santi.

"Gak masuk dulu, nak?"

"Nggak bu."

Dirgi pun berjalan memasuki mobilnya dan melaju ke tempat swalayan didekat sini. Matanya melihat Adel sedang berjalan diatas trotoar dalam keadaan menunduk dan kakinua menendang kerikil di depannya.

Cowok tersebut memberhentikan mobilnya, ia segera keluar dan menghampiri Adel.

"Adel."

Gadis itu mendongak saat melihat Dirgi yang tiba tiba ada di depannya. Adel pun memalingkan wajahnya saat teringat dirinya menjadi taruhan oleh Dirgi.

"Del, gue mau bilang sesuatu." ujar Dirgi.

Adel pun menatap Dirgi sengit, "Mau bilang apa hah? Mau bilang kalau aku kamu jadikan taruhan balapan sama Satria?!" ucap gadis itu.

Dirgi sedikit terkejut, darimana gadis itu tahu?

"Kamu gak perlu tau siapa yang memberitahu aku itu." balas Adel yang tahu isi hati Dirgi.

"Sekarang kamu pergi dari hadapan ku!" sambung gadis itu. Ia bahkan tak berani menatap Dirgi.

"Del, gue bisa jelasin." tutur Dirgi seraya meraih tangan Adel.

"Gak perlu dijelasin! Semua udah jelas jika aku kamu menganggap aku barang yang bisa dibuat untuk taruhan." bentak Adel dengan suara bergetar. Ia bahkan memberanikan diri untuk menatap Dirgi nyalang.

"Tapi gue memenangkan balapan itu."

"Mau kamu menang, mau kamu kalah aku gak peduli, Gi. Kamu sadar gak sih jika kamu udah mempermainkan hati wanita?" tanya Adel.

"Apa kamu gak tahu jika kamu sudah membuat orang yang kamu jadikan barang taruhan itu sakit?"

Dirgi menatap Adel sendu, "Gue minta maaf."

"Bilang maaf memang gampang, tapi apakah luka yang diperbuat gampang hilang seperti ucapan maaf?" tukas Adel.

"Gue gak bermaksud jadiin lo sebagai bahan taruhan Del" elak Dirgi membela dirinya.

"Omong kosong!" kekeh Adel.

Dirgi merasa terluka saat mendengar gadis itu terkekeh.

"Del, gue mohon maafin gue." Dirgi berlutut di hadapan Adel. Dirinya tidak mau berpisah dengan keadaan Adel yang tidak peduli dengannya.

Adel hanya diam, ia memilih pergi dari hadapan Dirgi tetapi cowok itu malah memeluknya.

"Maaf maaf maaf maaf." ucap Dirgi bertubi tubi seraya mengeratkan pelukannya pada Adel.

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang