33 [REVISI]

5.2K 153 3
                                    

Percayalah, jika dia ditakdirkan untukmu. Sejauh apapun dia melangkah, sesering apapun dia singgah, dia akan tetap kembali bersamamu.

Don't forget for vote and comment 💚

⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛⚛

Dirgi beranjak dari tidurnya, satu jam lagi Adel akan pulang dari sekolah. Dengan cepat ia membasuh wajahnya di wastafel kemudian turun dari kamar.

Ia berjalan menuju dapur untuk melegakan tenggorokannya yang kering. Cowok itu mengambil kaleng soda dari dalam kulkas.

Saat menutup pintu kulkas, ia hampir terkejut akibat Frans yang berdiri didekatnya tiba tiba.

"Ngapain lo natap gue gitu?" sewot Dirgi melihat wajah serius Frans lalu meneguk sodanya.

"Adel diculik."

Reflek Dirgi menyemburkan soda yang dia minum ke udara, ia bahkan tersedak akibat ucapan Frans barusan.

"Kapan?" tanya Dirgi disela sela batuknya.

Frans pun menarik nafasnya dalam dalam, "Dia diculik sama tiga cowok berpakaian hitam saat lo udah pergi setelah nganter Adel." jawabnya.

"Gue dapat informasi dari sekolah kalau ketiga cowok itu membunuh satpam dan menerobos masuk ke SMA Rajawali. Salah satu dari mereka mukul Adel pake balok dan membawanya keluar kearah selatan." jelas.

Perlahan wajah Dirgi memerah, ia mengepalkan tangannya pertanda emosi. Tiba tiba saja pikirannya melayang pada Satria yang selalu menggoda Adel ketika dia koma.

Drrrtt Drrrtt

Benda pipih milik Dirgi berbunyi diatas meja, sontak dia dan Frans menatap benda tersebut.

Dirgi pun mengambilnya dan melihat nama Satria yang tertera disana.

"Angkat aja Dir." suruh Frans kemudian Dirgi mengangguk dan mengangkat panggilan itu.

"Gue yakin lo pasti angkat telpon gue" Dirgi mengetatkan rahangnya saat mendengar suara lelaki yang familiar di sebrang sana.

"Cewek gue lo bawa kemana anjing?!" gertak Dirgi langsung.

Satria terkekeh, "Jadi lo udah tau kalau cewek lo hilang?"

"To the point bangsat!" bentak Frans yang emosi akibat Dirgi.

"Hahaha keep calm. Lo halus gue juga bakal halus sama cewek lo!"

"Bajingan ya lo! Tukang embat cewek orang! Gak ada yang lain apa hah?! Dasar jones gak laku!" sentak Frans mengejek Satria.

Tak ada balasan dari Satria, Frans pun menatap Dirgi bingung.

"Mphhh"

Terdengar rintihan seorang gadis setelahnya, tentu mereka berdua tahu siapa pemilik suara tersebut.

"Lo apain cewek gue, bangsat?!" ucap Dirgi tak terima jika Adel kenapa napa.

"Santuy, gue udah bilang kalau lo halus gue juga halus." balas Satria enteng.

"Dimana lo culik Adel?!" teriak Dirgi tak sabaran. Namun suara 'tut' dari ponselnya membuat Dirgi marah. Satria telah mematikan telepon sepihak, ditambah lagi cowok itu tidak menjawab pertanyaannya.

"Kumpulkan anak anak untuk cari Adel!" tegas Dirgi dengan mata yang berubah tajam.

Frans menangguk kemudian berjalan menuju ruang tengah dimana anak anak sedang berkumpul.

☠️

Adel membuka matanya saat telinganya mendengar kekehan seseorang. Perlahan pandangannya yang buram kini terlihat jelas. Hal pertama yang dia lihat adalah Satria yang tengah menelpon seseorang.

Ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena diikat. Dirinya juga sesak nafas akibat ikatan tersebut mengikat tubuhnya dengan kencang.

Gadis itu mengedarkan pandangannya, ia berada disalah satu tempat pengap dengan cahaya yang temaram. Saat menatap kedepan tiba tiba Satria menjambak rambutnya keras.

Tentu Adel meringis dan kesakitan, "Mphhh." gumamnya akibat mulutnya ditutup kain.

"Lo apain cewek gue, bangsat?!"

Adel membulatkan kedua pupil matanya, ia mendengar suara Dirgi dari dalam ponsel Satria. Ingin rasanya dia berteriak minta tolong pada cowok itu tetapi mulutnya dibekap.

"Santuy, gue udah bilang lo halus gue juga halus." balas Satria enteng.

"Dimana lo culik Adel?!" teriak Dirgi.

Langsung saja Satria mematikan ponselnya kemudian menatap Adel antusias.

"Lo cantik." ujar Satria kemudian.

Gadis itu memalingkan wajahnya saat cowok dihadapannya mendekatkan wajahnya. Deru nafas dan rasa takut menguasai dirinya. Adel tidak mau jika Satria berbuat macam macam dengannya.

"Pantas cowok bangsat tadi suka sama lo. Dari wajah lo aja bikin gue tergila gila."

Adel sedikit memberontak dan melotot kearah Satria. Dalam hati ia menjerit minta tolong daritadi.

"Lo mau ngomong?."

Dengan cepat Adel mengangguk sebagai jawaban. Satria pun tersenyum smirk, ia berdiri dan berjalan menjauhi Adel.

Mata bulat Adel melihat Satria yang mengambil cambuk. Ia yakin jika cowok itu akan menyambuknya, perlahan tetesan air mata mulai turun melewati pipinya. Adel memberontak ketika Satria mendekat kearahnya.

CTAK

CTAK

CTAK

CTAK

" Dari dulu kenapa lo menjauh dari gue hah?! Lo gak tau gue lebih baik dari Dirgi?!"

Adel meneteskan air mata saat Satria berteriak tepat didepan wajahnya. Dirinya tak berani melawan, yang ada hanya rasa takut dan semakin benci pada cowok itu.

"Oh pasti lo belum tau ya tentang Dirgi sama Silvi. Ok gue ceritain, Dirgi itu cinta pertamanya Silvi begitu juga cewek itu. Gue berhasil merebut Silvi dari dia dan lo gak sadar kalau lo hanya sebagai pelampiasan Dirgi?" celoteh Satria.

Tidak.

Adel menggeleng pelan, ia tidak percaya dengan ucapan Satria. Dirinya percaya kalau Satria hanya mengarang cerita saja.

"Kalau lo nggak percaya terserah. Namanya juga cinta pasti bikin orang buta." lanjut Satria.

'Dan kamu juga gila karena merebut cewek orang!' balas Adel dalam hati.

Plak

Plak

Kedua pipinya ditampar dengan keras oleh Satria. Akibatnya, kedua sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Cewek itu dipermainkan bukan disayang." tawa Satria menggelengar memenuhi ruangan.

Sedangkan Adel menatap cowok itu kesal, 'Jika wanita terlahir untuk dipermainkan, terus ngapain kamu lahir dirahim ibumu?! Dasar pria aneh!'

"Hahahahaaa nikmati malam lo yang dingin ini, kampret." Satria mendorong kening Adel keras dan membentur tiang dibelakang gadis tersebut.

Kemudian cowok itu pun keluar dari ruangan. Hal tersebut membuat Adel buru buru melepas tali yang mengikatnya dan kabur dari tahanan Satria.

🕊

Hohohooo hampir end.... 👻

Sidoarjo, 29 Mei 2019

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang