28 [REVISI]

5.1K 169 3
                                    

Tidak perlu membiarkan hinaan memperngaruhi mu. Kalau dirasa harus diperjuangkan, perjuangkan saja. Ini hidupmu bukan hidup mereka ✨

Budayakan vote terlebih dahulu.. Hendaknya hargai karya penulis :)

ʕʘ̅͜ʘ̅ʔ

Adel merebahkan tubuhnya diatas kasur king size. Gadis itu berguling guling dengan girang. Tadi saat Silvi datang, Arnold juga datang. Tentu saja hal itu membuat ibu dan kakaknya bahagia berkali kali lipat karena Arnold selamat dari insiden runtuhnya terowongan bawah tanah.

Arnold menyuruh mereka tinggal di apartement. Awalnya Santi menolak karena rumahnya adalah warisan dari almarhum kakek Adel. Tetapi Arnold mengatakan jika mereka lebih baik tinggal di apartement. Apalagi jarak apartement menuju sekolahnya Adel dekat, sehingga membuat gadis itu tidak terlambat jika berangkat sekolah.

"Adel, makan malam dulu!" teriak Arsya dari luar.

"Bentar kak, lagi nyaman nih diatas kasur." balas gadis itu seraya memeluk gulingnya.

Cklek

"Makan atau kamu kakak seret kebawah?" ancam Arsya pada adiknya. Dia tidak mau Adel telat makan karena gadis itu memiliki maag yang gampang kambuh.

Adel memayunkan bibirnya, "Iya iya, jangan galak juga kali." sewot Adel kemudian beranjak.

"Kakak nggak akan galak jika tidak menyangkut kesehatan kamu." ujar Arsya seraya mencium pipi adiknya.

"Sekarang ayo turun." cowok itu merangkul adiknya keruang makan. Disana sudah ada ibu dan salah satu pembantu yang menghidangkan makanan.

"Adel, Arsya ibu udah buatin opor ayam kesukaan kalian." kata Santi seraya meletakkan semangkuk opor keatas meja.

Adel pun menatap opor itu berbinar, "Wah, baunya sangat enak!" katanya sambil mencium aroma opor.

"Nih buat kamu."

Arsya meletakkan sepiring nasi yang ia berikan kepada Adel. Cowok itu memang menyayangi adiknya, mengingat dirinya besok ke asrama universiti teknologi informasi di Yogyakarta untuk kuliah. Dan kemungkinan dia bisa pulang bulan depan.

"Permisi nyonya, ada orang yang disuruh tuan Arnold didepan." ujar pak satpam.

"Ada apa ya pak?" tanya Santi.

"Nggak tahu nyonya, katanya penting." jawab pak satpam tersebut.

Santi, Adel dan Arsya lempar pandang. Apa yang dilakukan Arnold dengan menyuruh orang kesini? Mereka pun menghentikan aktivitas makannya kemudian turun kebawah.

Tiba didepan apartement, ada tiga orang laki laki memakai pakaian serba hitam. Ditangan mereka membawa barang barang yang sepertinya berharga fantastis.

"Nyonya, tuan Arnold mengirimkan semua barang ini untuk kalian." ucap salah satu diantara mereka.

"Barang apa ya pak?" tanya Adel penasaran.

"Saya tidak tahu non, tapi tuan bilang nona bisa melihatnya ketika sudah berada didalam apartement." jawab pria itu.

"Oh kalau begitu silahkan masuk." pinta Santi menyuruh ketiga pria itu.

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang