26 [REVISI]

5.3K 174 3
                                    

Jangan pertahanan apa yang seharusnya dilepas, jangan pula lepaskan apa yang seharusnya dipertahankan.
( Aidan )

⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜

"Wtf?! Lo gak bohong kan?!" pekik Mita histeris.

"Gue gak percaya kalau kutil itu adik tiri lo." timpal Angel.

Silvi meneguk jus alpukatnya sampai tandas dan meletakkan gelas itu dengan kasar keatas meja. Gadis itu baru saja menceritakan kejadian kemarin kepada sahabatnya.

"Gue gak nganggap dia adik!" tukas Silvi, bagaimapun dia ingin dirinya sebagai anak tunggal tanpa saudara.

"Justru kalau dia saudara lo, lo bisa balas dendam dengan mudah, goblok." ujar Resa.

Silvi mengerutkan dahinya, "Maksudnya?"

Resa berdehem kemudian mengubah posisi duduknya menghadap kearah Silvi.

"Gini sayangku yang cantik, jika Adel itu adik lo otomatis kan kalian satu at-"

"Nggak! Gue gak mau satu atap dengan dia!" potong Silvi.

Resa berdecak, "Gue belum selesai cerita, anying!" umpatnya kesal.

"Kalau lo satu atap sama Adel, lo bisa balas dendam dengan cepat." lanjut Resa.

Angel dan Mita hanya mangut mangut, "Nah gue setuju. Kalau lo satu rumah dengan dia, lo bisa racunin dia atau bunuh dia kek." ujar Mita antusias.

"Jangan dibunuh lah, diracunin aja biar orang dimansion gak curiga." usul Angel.

Silvi tampak berpikir sebentar, ternyata ide teman temannya itu bisa dia lakukan.

"Tapi syaratnya lo harus baik sama dia, jangan jahat, ntar dia curiga lagi." kata Resa kemudian memakan kentang goreng dihadapannya.

"Ide kalian mantap juga." ucap Silvi.

"Lo juga harus tahan emosi jika tuh anak bikin kesel, jalani aja biar lancar rencananya." tutur Mita.

Silvi tersenyum miring seraya mengangguk, ia melihat Adel yang menikmati sotonya dipojok kantin dengan tatapan penuh dendam.

'Nikmati dunia yang kejam ini ya adik tiri' batinnya.

🌱🌱🌱🌱


Dirgi memasuki gerbang markasnya dengan mobil kesayangannya, Fugo. Cowok itu baru saja pulang dari Amerika, tetapi ia memilih mampir ke markas lebih dahulu.

Matanya melihat sebuah sepeda yang sangat familiar. Dengan cepat dia memasuki markas untuk mencari pemilik sepeda tersebut.

Didalam markas, banyak anggota BD yang menyambutnya antusias.

Bagaimana tidak? Sudah dua tahun ini mereka tidak melihat sang ketua. Dan hanya anggota yang pilihan yang bisa ke Amerika untuk menjalankan misi bersama si ketua.

"Ada cewek disini?" tanya Dirgi datar.

Suasana hening sebentar, "Ada bos dia..." ucapan Gerald menggantung saat Dirgi langsung pergi.

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang