9 [REVISI]

5.9K 188 0
                                    

Sekitar pukul lima sore ini sang ketua gangster dan mafia diseluruh dunia memasuki gerbang markas. Mereka telah selesai menjalankan misi rahasia.

Dorr

"Suara apaan tuh?" tanya Aldi yang sempat terkejut akibat suara tembakan dari dalam markas.

"Penyusup." ucap Dirgi.

"Hah? Penyusup?" tanya Frans bingung.

Dirgi segera turun dari motornya, cowok itu berlari kedalam markas dan diikuti oleh anak buahnya.

"Aaaaa!" suara teriakan seorang perempuan berasal dari dalam ruang senjata.

Langsung saja mereka mengambil senjata yang dibawa masing masing dan memasuki ruangan yang menyimpan banyak senjata tersebut.

Tiba disana, Dirgi melihat seorang laki laki yang tergeletak dihadapan Adel. Sedangkan gadis itu menutup wajahnya takut.

"Oh shit!" umpat Dirgi saat gambar tengkorak pada punggung jaket pria yang tergeletak itu. Cowok tersebut langsung menghampiri Adel dan memeluknya erat.

"AA.. JANGAN BUNUH AKU!!" Adel berusaha memberontak dan memukul seseorang yang memeluknya. Dia pikir orang itu adalah cowok yang ingin membunuhnya tadi.

"Ini gue." ucap Dirgi, Adel menghentikan aksi memukulnya, ia mendongak untuk melihat Dirgi. Seketika hidung mereka bersentuhan saat pandangan mereka bertemu.

"Ka-kamu?" gumam Adel.

"Iya ini gue, lo gak papa kan?" tanya Dirgi cemas. Adel pun menggeleng sebagai jawaban, matanya beralih pada pria yang tergeletak dibawahnya.

Ia juga melihat para anggota BD yang menatapnya. Gadis itu menelan salivanya susah payah, dirinya baru ingat bahwa dia telah masuk kedalam ruang senjata.

"Ma-maaf aku telah masuk kedalam ruangan ini dan mengambil salah satu senjata kalian, a-aku tidak sengaja membunuh pria ini dengan pisau itu. Sungguh maafkan aku jika aku membunuh dia." ujar Adel takut.

"Gausah merasa bersalah, lo udah membunuh musuh kami." tukas Aldi.

Adel pun menaikkan kedua alisnya bingung, "Jadi ini bukan teman kalian?" tanya gadis itu memastikan.

"Gak, dia itu salah satu anggota geng Skull. Gangster itu emang dari dulu mengincar senjata BD" jelas Dirgi.

"Lo gausah takut, kita gak marahin lo kok. Justru kita berterima kasih karena lo udah bunuh penyusup ini." ujar Raka seraya menendang kaki anggota gangster Skull yang sudah sekarat itu.

"Jerim, Wildan, Zaky bawa anak ini kebawah. Kalian tau kan tugas kalian seperti biasa?" suruh Dirgi.

Ketiga cowok yang disuruh oleh Dirgi itu mengangguk serempak, "Siap bos." jawab mereka serempak kemudian membawa anak gangster Skull itu sesuai perintah Dirgi. Tugas mereka adalah memenggal kepala musuh dan mengirimkannya pada ketua gangster yang diikuti oleh korban.

"Kalian, obati luka masing masing. Frans, lo ganti pin ruangan ini." ujar Dirgi.

Mereka pun mengikuti ucapan Dirgi, sedangkan cowok itu menarik Adel untuk memasuki lift.

"Eh, mau kemana?" tanya Adel bingung.

"Kepo." jawab Dirgi singkat.

Adel mengerucutkan bibirnya kesal, kenapa tiba tiba dia merasa jengkel pada cowok tampan disampingnya ini? Apa karena cowok itu menjawab pertanyaannya singkat?

Ia menurut saat Dirgi menarik tangannya kembali saat lift terbuka, mereka memasuki sebuah kamar besar disana. Setiba didalam kamar, Dirgi mendudukkan bokongnya dipinggir kasur.

"Ck, kenapa kamu bawa aku kekamar?" ketus Adel, jangan sampai cowok dihadapannya itu akan melakukan sesuatu diluar dugaaan.

"Lo gak tau gue lebam gini?" tunjuk Dirgi pada wajahnya.

Adel hanya mendengkus, ia tahu kode yang diberikan Dirgi. Cewek itu segera mencari kotak P3K dinakas, barangkali ada barang itu disana pikirnya.

"Kenapa anak Skull bisa masuk tadi?" tanya Dirgi, cowok itu fokus menatap Adel yang tengah meneteskan alkohol pada kapas.

"Gak tau, tiba tiba aja dia ikut aku masuk kedalam ruang senjata." jawab Adel, ia mulai mengobati luka lebam Dirgi pada sudut bibir cowok itu.

"Aws, pelan pelan nyet!" ringis Dirgi saat Adel mengobati lukanya.

"Diem!" sentak Adel membuat Dirgi diam seketika. Entah kenapa ketua yang ditakuti diseluruh dunia itu tiba tiba diam saat ada gadis yang menyuruhnya diam.

Sesekali Adel meniup luka itu, ia juga membersihkan luka Dirgi pada pelipis cowok itu lalu menempelkan plester untuk menutupi luka tersebut.

"Aku mau pulang." ucap Adel seraya memasukkan obat obatan yang dia gunakan untuk mengobati luka Dirgi tadi.

"Emang bos lo ini nyuruh lo pulang?" tanya Dirgi.

Adel kembali berdecak, dia menatap Dirgi dengan ekspresi datar. "Tapi aku mau pulang." rengeknya seperti anak kecil.

Dirgi hanya menjatuhkan punggungnya diatas kasur king sizenya. Cowok itu menutup mata dan tidak merespon ucapan Adel yang ingin pulang.

Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar, dia mencondongkan tubuhnya kearah Dirgi. Tangannya terulur untuk mencubit hidung mancung cowok itu.

Dirgi memegang tangan Adel lalu menariknya hingga gadis mungil itu terjatuh keatas tubuh Dirgi.

Mereka saling menatap seakan waktu telah berhenti. Dirgi dapat melihat jelas iris mata gadis itu yang hitam. Bulu mata yang lentik dan kedua pipi yang tembem. Rasa gemas pada Adel pun datang saat dia menyadari bahwa Adel memiliki wajah polos nan lugu.

"Dir- Alamak! Ternodai mata dedek." reflek Aldi menutup matanya seakan baru melihat sesuatu tanpa sengaja.

Adel pun salah tingkah, ia segera menjauh dari atas tubuh Dirgi dan posisi cowok itu kini berubah menjadi duduk tegak.

"Ganggu gue aja lo, anying!" umpat Dirgi.

"Yamaap gak sengaja elah." ujar Aldi.

"Untung gue dateng kalo gak udah bunting tuh anak horang." celetuk Aldi hingga membuat kedua pipi Adel merah karena malu.

"Bunting bunting, lo pikir dia sapi?" sungut Dirgi.

Aldi hanya nyengir dan memperlihatkan giginya yang rapi, "Jan galak mang, oh ya gue kesini mau beritahu kalau bangsat gak terima anggotanya dibunuh." ujar Aldi.

Dirgi menaikkan sebelah alisnya, bangsat merupakan julukan yang diberikan Aldi karena umur cowok itu lebih muda dari ketua gangster Skull. Maka dari itu, Aldi memanggilnya bang dan diakhiri sat karena nama ketua gangster tersebut adalah Satria.

"Gak terima? Kalo gak terima ngapain masuk ke markas gue?! Mau dibalas berkali kali lipat?!" gertak Dirgi seraya mengetatkan rahangnya.

Adel yang melihat itu secara langsung hanya diam dan tak mau ikut campur.

"Gosah ngegas juga kali njing, gue cuma mau beritahu itu. Kalau lo mau bikin rencana untuk membalasnya, gue akan bilang sama anak anak untuk kumpul" tutur Aldi.

"Tengah malam." balas Dirgi dingin.

***

Kesel sendiri sama Aldong yang ganggu Adel sama Dirgi 😠🔫 ingin kuhukum untuk dijadiin pacar bwang:v

vote vote vote and komen 😗😙😚

Magetan, Jatim, Indonesia 2019

BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang