29

1.2K 224 16
                                    

"Kupikir, Kim Taehyung sedang mencari cara memusnahkannya." Jimin mengusap wajah sebelum menambahkan, "Lewat kita."

"Anak itu?"

"Ya, Jeon Jungkook," suara Jimin mengecil. "Nampaknya dia semakin sulit dikontrol, diam-diam membahayakan bagi Azazel. Ada isu bahwa Dunia Bawah berencana membelot karena nampaknya Jungkook bisa memulai revolusi baru."

Samzaya mengangkat wajah tegasnya. Kelopaknya menyipit heran dan sebelah tangannya menyentuh janggut putih di dagunya. "Seorang anak manusia, yang dieksploitasi, bisa menciptakan dampak begitu?

Nyonya Archie akhirnya ikut bicara. "Dia bisa menghabisi kumpulan roh jahat. Beberapa pengikut Azazel itu kadang berkhianat dan melanggar aturan. Jungkook cukup berguna untuk melempar yang tidak berguna kembali ke alam baka."

Jimin meletakkan lengan di atas meja, memainkan jemarinya. Memikirkan bagaimana cara Jungkook bertahan hidup adalah hal melegakan sekaligus memilukan. Para pengikut Azazel sendiri biasanya adalah makhluk keji, yang bertekuk lutut dan menyerahkan diri hanya pada Azazel demi pengakuan dan kekuasaan. Segelintir berasal dari Dunia Bawah, dan sebagian besar hanyalah roh jahat yang paling umum muncul di dunia manusia. Melompat dari telinga ke telinga dan membuat pikiran orang kacau. Jika ingin melihat perbuatannya lebih jelas lagi, merekalah yang kerap mengumpulkan manusia agar memandang objek satanisme sebagai satu-satunya jalan, atau melakukan kejahatan mengikuti nafsu.

Antek-antek bodoh itu melakukan perintah apapun. Sebagian terlaksana dengan baik, sebagian lain tidak. Mereka yang berulah dan malah banyak menyusahkan biasanya disapu habis oleh pihak Azazel sendiri (dalam kasus ini, oleh Jungkook atau nephilim seperti Taehyung) atau pihak Archangel. Setelah itu mereka akan merasakan timbal balik; surga tidak pernah menerima mereka yang pernah mengikut Azazel.

"Seperti yang kita tahu, roh jahat juga menjadikan Dunia Bawah sarang mereka. Membuat tempat itu seperti neraka bagi penghuninya. Selama ribuan tahun berada di bawah kukungan Azazel, aku yakin makhluk Dunia Bawah menemukan titik terang sejak Jeon Jungkook terang-terangan muncul menghabisi roh-roh itu semata-mata untuk keuntungannya sendiri--mengira bocah itu bisa dijadikan alat pemberontakan," Jimin menjelaskan, jemari refleks menyisir rambutnya.

Nyonya Archie mengangguk pelan lagi. Jimin mengira wajahnya terlihat tidak serius, namun mendengar suara yang keluar dari mulutnya seakan wibawa seorang Archangel kembali melingkupi, ia berubah pikiran.

"Aku mengerti tujuan terselubungnya. Kita pernah menyaksikannya dirugikan oleh roh jahat, saat dia kecil. Tapi dia tetap bukan bagian dari kita meskipun itu tindakan yang juga kita lakukan. Bukan cuma itu, kekacauan yang terjadi sebagian besar adalah ulahnya. Akan sulit bagi kita melindunginya meskipun--," Nyonya Archie terlihat enggan mengatakannya. "Meskipun sejak awal, anak itu jugalah korban."

Hening sejenak. Ketiga orang yang hidup cukup lama--lebih lama daripada orang dewasa--itu seakan menyelami batas kemampuan berpikir untuk menemukan solusi masing-masing.

"Bertahan hidup itu perbuatan yang benar, aku tidak menyalahkannya." Pandangan dua orang lain di ruangan itu kembali tertuju pada Samzaya. "Tapi kurasa anak itu bukan orang yang pandai bermain kubu, sehingga tidak seberguna itu baginya untuk tetap hidup selama ini. Ada apa dengan Azazel?"

***

Suara musik dari headsetnya kadang terdengar keras sekali. Hal itu menciptakan banyak peristiwa kecil untuk hari-harinya. Kadang menemukan beberapa orang yang mudah melemparkan ekspresi tak suka dengan jelas, sedangkan beberapa orang lainnya lebih memilih diam, dont give a shit. Sohee adalah jenis orang pertama, Jaemi yang kedua. Untuk Hoseok, Jaemi bahkan tidak pernah pusing memikirkan jenis orang seperti apa dia itu. Otaknya bahkan kembali bertanya-tanya saat nama lain muncul di benaknya. Orang seperti apa dia? Apakah Jungkook akan menampakkan ekspresi tidak suka saat terganggu? Apa dia duduk di kursi dengan kaki diangkat? Apakah dia seperti ini, seperti itu? Jaemi telah membiarkan Jungkook berkeliaran dalam hidupnya selama berbulan-bulan. Jika tingkat kepercayaannya begitu tinggi, dan bisa merasa begitu rindu pada seorang Jungkook, bagaimana mungkin gadis itu tidak tahu hal kecil seperti ini?

InvolvedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang