34

1K 122 27
                                    

Kemana Peri Penyembuh pergi? Apa dia meninggalkan aku? Apa salahku? Kemana aku harus berlari sekarang?

Keyakinan..

Sebuah bisikan lembut menggelitik telinga. Keyakinan? Akan apa? Jungkook kecil tidak mengerti. Saat itu semuanya seolah buyar menjadi debu. Jungkook seperti semut kecil bodoh yang terperangkap dalam lingkaran buatan di atas kertas. Antara keyakinan bukanlah hal yang diajarkan padanya sejak kecil, atau keyakinan itu sudah lama ditanamkan di otaknya. Keyakinan akan kesempatan hidup, keyakinan akan kebahagiaan dunia, keyakinan akan kekayaan. Jungkook sudah sering mendengar itu semua dari bisik doa orangtuanya. Hanya saja kali ini, Jungkook tahu, keyakinan yang dimaksud bukanlah kepada siapa yang orangtuanya sembah.

Bocah itu terus berjalan menembus semak tinggi. Entah dimana dan mau kemana. Mencari Peri Penyembuh yang belum pergi begitu jauh dari sini. Minimal, ia hanya ingin keluar dari tempat ini. Namun kakinya seolah-olah hanya membawanya ke tempat yang sama berulang kali. Frustasi dan ketakutan menghampiri, hingga Jungkook jatuh terduduk. Kalut menguasai tubuh ringkihnya.

Namun menit kemudian dibalik visinya yang memburam, muncul sosok yang berdiri tidak jauh di depan dan memunggunginya. Ada yang tidak biasa dengan bentuk punggungnya, sesuatu yang perlahan naik dan melebar. Ini memang aneh, tapi entah bagaimana sosok itu terasa sangat familiar.

"Butuh waktu lama sekali untuk ini."

Isak tangis Jungkook seketika terhenti ketika mendengar suara itu. Ia bangkit berdiri. Seluruh tubuhnya meremang hebat, ketika visinya semakin jelas menampakkan sosok tersebut berbalik perlahan. Bagaimana mungkin? Garis wajah tajam yang familiar, dengan kedua mata legam berpendar merah, dua tanduk spiral yang kokoh mencuat di sisi kepalanya, serta dua sayap besar sekelam malam gurun di punggungnya. Jungkook kecil tahu, sosok dewasa itu adalah dirinya. Tak lagi memelihara pandangan menyedihkan, sosok itu sama sekali berbeda. Seakan raga itu bukan miliknya sama sekali; dihuni oleh jiwa lain. Tidak ada rasa sakit, atau takut. Jungkook di hadapannya saat ini nampak tak terkalahkan.

Bahkan Jungkook itu menatapnya kasihan. Dia kemudian menarik sudut bibirnya untuk tersenyum. "Aku adalah dirimu. Sudah seharusnya begitu," katanya lagi.

Jungkook kecil menggeleng cepat. Kaki ringkihnya mengambil langkah mundur. Tidak. Sosok itu sama sekali bukan dirinya. Pandangan itu, serta wibawa yang memancar hebat. Dadanya seakan tengah ditekan keras.

Ia tahu siapa yang ada didalam sana.

***

Jungkook pernah mengatakan, bahwa ia tidak pernah mengenyam pendidikan formal sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook pernah mengatakan, bahwa ia tidak pernah mengenyam pendidikan formal sama sekali. Lahir di keluarga berkepercayaan sesat, kemudian tumbuh bersama makhluk dunia lain, dan kini hidup tunggang langgang sendirian. Kebanyakan, Jungkook mempelajari sesuatu dari pengalaman. Pelajaran hidup seorang Namjoon tidak selalu dapat diaplikasikan dalam kehidupan manusia, kau tahu.

InvolvedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang